Seorang Pengintai

11 2 0
                                    

Grizelle dan Gerald tengah berada di dalam sebuah kamar sembari menemani wanita paruh baya yang sudah tertidur pulas. Grizelle yang sedang duduk di tepi ranjang beralih menatap Gerald.

"Lo ngapain masih disini? Bukannya lo tadi mau pergi ke ruang pemantauan buat nyalin rekamannya?"

"Terus gue harus ngebiarin lo disini sendiri gitu?"

"Nanti kalo keduluan dihapus sama Arkan gimana, Ger?"

"Udah Sel gapapa yang terpenting sekarang adalah kondisinya mamanya Arkan dulu." ucap Gerald.

Diam-diam Arkan mendengar perbincangan mereka berdua. Lalu ia memasuki kamar mamanya dengan tenang. Grizelle yang mendapati kehadiran lelaki itu langsung angkat bicara.

"Anak macam apa lo yang lebih mentingin kerjaan daripada nyokap lo sendiri."

"Atas dasar apa lo ngomong kayak gitu? Ini hidup gue jadi nggak usah ikut campur sama urusan gue." sentak Arkan tak suka dinasehati.

Grizelle berdiri dan menghembuskan nafas gusar. Tatapannya masih terfokus pada lelaki itu. "Kalo lo nggak mau kehilangan orang terdekat lo untuk kedua kalinya, sebaiknya lo fokus sama kesembuhan nyokap lo aja deh dan nggak usah ngelakuin hal yang aneh-aneh."

Arkan terkekeh pelan mendengar perkataan Grizelle barusan. "Lo takut kalo cowok kebanggaan lo itu akan hancur di tangan gue?"

"Gue lebih takut kalo nyokap lo yang lebih cepet nyusulin bokap lo." ucap Grizelle dengan cepat.

Arkan mengepalkan tangan. Gerald yang tadi terdiam melangkahkan kaki mendekati Grizelle. "Jagain nyokap lo dan nggak usah banyak tingkah." Setelah mengatakan itu Gerald menarik tangan Grizelle membawanya pergi darisana.

Dilain tempat Bagas sedang datang ke markas untuk melihat kondisi anak buahnya. Setibanya disana ia mendapati beberapa anak buahnya yang babak belur dihabisi oleh Gerald.

"Dimana Arkan?" tanya Bagas

"Arkan masih di apartement bos."

"Terus kenapa kalian berlima jadi babak beluk begini? Habis ngapain kalian?!" tanya Bagas menatap satu persatu anak buahnya.

"K-kita habis menyerang Gerald bos."

Bagas mengepalkan tangannya kuat. Kesal dengan tindakan anak buahnya itu. "Kalo saya belum ngasih instruksi sama kalian, itu artinya kalian tidak boleh bertindak. Liat sendiri sekarang, muka kalian berlima udah bonyok semua gara-gara aksi nekat yang kalian lakukan itu."

Lantas Bagas mengubah topik pembicaraan. "Ada info penting yang mau saya sampaikan untuk kalian. Terkait kasus kebakaran itu kalian tidak usah takut lagi untuk ditahan, karena saya sudah menyuap dengan beberapa uang untuk membungkam mulut mereka."

"Mereka siapa bos? Terus kalo mereka berontak gimana dong bos?"

"Mereka itu orang yang tinggal di sekitar panti asuhan. Tenang saja karena saya sudah memberikan mereka ancaman. Kalo sampai mereka berani berontak, sudah dipastikan salah satu orang terdekatnya akan dalam bahaya."

"Lalu tugas kita selanjutnya apa bos?" 

"Saya bakal menunjuk dua orang disini untuk tinggal di apartement yang sama seperti yang ditinggali Gerald." ucap Bagas

"Disana sudah ada Arkan. Kenapa kita enggak meminta bantuan sama dia saja?"

"Arkan itu wajahnya udah dikenali sama Gerald, jadi bakal susah kalo mau memata-matai dia."

"Oke langsung saja ya. Edo sama Fahmi yang akan saya tugaskan untuk tinggal di apartement tersebut." lanjut Bagas

"Kita berdua bos?" tanya Edo menunjuk dirinya sendiri bersama Fahmi. 

G.2 [ Geraldo & Grizelle ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang