"Kali ini, seumur hidup"
Jantung Bella berdetak dua kali lebih cepat. Pikirannya berkecamuk. Antara bingung, senang, sedih, dan lain-lain.
"Carel? Maksud kamu?" Kagetnya
"Iya, sama El terus. Jadi istrinya El?"
"Bercanda nya ga lucu" Ucap Bella membuang pandangannya
"Ih El dikira bercanda gitu?" Ucap Carel tak terima
"Udah malam, mending kita balik ke cafe. Nanti bibi nyariin" Ucap Bella mengalihkan pembicaraan dan berjalan pergi duluan"Jadi yang El pikirin itu bener? Bella masih ga suka sama El ya?" Pertanyaan Carel membuat langkah Bella terhenti.
"Carel, aku bukan ga suka sama kamu.." Ucap Bella tanpa menatapnya.Ia berbalik badan lalu menatap pria itu.
"Kalau aku menikah, siapa yang bakal jagain bibi?" Tanya Bella
"Bibi sendirian, Carel" Lanjutnya
"Bella jangan khawatir" Carel mendekatinya, mengusap tangannya dengan lembut.
"Kita bakal tinggal di dekat bibi. Kalau perlu, bibi tinggal sama kita. Atau, El bisa beliin rumah buat bibi, biar dekat dengan rumah kita nanti""Bibi ga sendirian, bibi ga akan sendirian" Lanjut Carel yang masih mengusap tangan Bella
"Aku belum bisa jawab, Carel"
🐰
"Kamu tadi kemana sih berdua sama si Carel? Jalan-jalan ya?" Sang bibi datang sambil membawa kain dan benang serta jarum jahit.
"Kamu ini kenapa? Berantem ya sama Nicho? Atau sama Carel?" Ia pun uduk di sebelah Bella.
Bella menatap layar tv dengan tatapan kosong lalu menggeleng.
"Terus kenapa? Cerita dong kamu. Biasanya juga ga begini" Sang bibi mulai menjahit baju yang ia buat.
"Bi, kalau Bella nikah, gimana?" Tanya Bella
"Ya bagus dong! Malah nanya. Tapi yang bikin bibi heran, emang ada yang mau sama kamu?""Iiiiih bibi ngeselin banget!"
Sang bibi tertawa puas menatap ekspresi kesal keponakannya itu."Habisnya, kamu merenung terus. Siapa nih yang bikin keponakan bibi banyak pikiran begini?" Ledeknya
"Ya..ga siapa-siapa" Dusta Bella"Kalau kamu nikah, ya bagus lah. Bibi senang banget. Bibi senang lihat keponakan bibi dibuat bahagia sama pria yang cocok. Ntar, bibi bakal punya cucu kan? pasti gemes banget" Ucap bibinya yang mulai berandai-andai
"Bibi mikirnya udah sampe situ aja.." Batin Bella geleng-geleng kepala
"Jadi gini bi, Carel-"
"Hah? Carel ngajak kamu nikah gitu? Terus? Gimana?" Tanya bibinya yang terkejut, bahkan ia berhenti menjahit.
"Ih kok langsung mikir kesitu sih"
"Carel itu baik lho Bel"
"Bibi tau darimana Carel baik?""Bibi bisa nilai, dari cara dia bicara. Dari raut wajah dan perilaku dia. Dia orang yang lembut banget. Gemesin pula mirip lumba-lumba. Tatapan nya ke kamu itu beda" Ia menjelaskan Carel dengan perasaan yang penuh berbunga-bunga. Yang membuat Bella tertawa.
"Bener, bi. Carel emang begitu, dia orang yang lembut banget" Ucap Bella tersenyum menceritakannya
"Kamu suka ya sama Carel? Ngaku lho sama bibimu ini" Ucapnya mulai mengintrogasi Bella
"Iih..engga" Balas Bella dengan pipi memerah
"Engga salah lagi kan?" Tawanya disusul tawaan Bella"Kalau sama sama suka ya nunggu apalagi Bel?" Tanyanya sambil lanjut menjahit
Bella menghela nafas
"Kalau kamu nikah, malah lebih bagus" Lanjut bibinya
"Kalau aku nikah, siapa yang bakal jagain bibi?" Tanya Bella"Kalau bibi cape seharian di cafe, siapa yang mijitin?" Tanya Bella lagi
"Nanti bibi ga ada temen gosip lagi selain aku lho" Ucap Bella.
Bibinya tersenyum, meletak alat jahitnya lalu menatap Bella.
"Bel, kamu ga perlu pikirin bibi. Bibi masih oke oke aja kok. Masih sehat, kuat, ga perlu khawatir loh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Carel [18+]✓
Romansa"El, bisa ga sih kamu ga rewel sehari aja please?" "Enggaaaaa! El mau ciuman juga kaya di film itu-" "DIAAAAM!" ⏰ Bella Madelyn harus mendapatkan uang sesegera mungkin karena ia dipecat dari pekerjaan nya. Ia membutuhkan uang untuk dirinya dan biay...