9 sebuah fakta

17 3 0
                                    

#assalamualaikum readers#
Heh gimana udah ada yang rindu sama Sabil nggak..??

Udah thor loh kebanyakan ngomong, udah cepat Sono lanjutin!!

Oke2 . Author bakal lanjutin nih, sebelumnya maaf ya cerita sabilnya tiba2 hilang lenyap bagaikan ditelan bumi wkwkw. Biasalah author nya lagi sibuk di dunia nyata😁😁. Keknya kebanyakan ngomong dah, bismillah kita lanjutkan yaakk🙃

🍃H a p p y   R e a d i n g 🍃

"Loh katanya mau cari zaskiya kok kesini?" Tanya Sabil sambil mengekori laki-laki yang berada didepannya sekarang.

"Yaah biasanya kalo tuh anak lagi sedih atau punya masalah pasti kesini" ucap Fakih yakin.

Tak ada lagi percakapan antara mereka, kini mereka tengah sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Sudah beberapa menit mereka berdua menyusuri jejalanan yang dipenuhi batu yang bertuliskan nama Beratus ummat.

Sabil memperhatikan sosok pria yang tengah berjalan didepannya ini, lelaki tinggi dengan bentuk tubuh yang begitu perfect, berkulit bersih namun tidak terlalu putih. Dari tadi Sabil memperhatikan benda yang berada ditangan kakak senior nya itu seperti tasbih kecil yang dilingkarkan dipergelangan tangannya. Wajar saja ia banyak didambakan oleh kaum hawa.

"Tapi kenapa kesini sih? Siapa yang meninggal??" Pertanyaan itu seakan bersarang dibenak dirinya sekarang.

Namun ia urungkan, yang terpenting sekarang mereka menemukan zaskiya dulu.

Sudah beberapa menit mereka menyusuri pemakaman itu, kini telah nampak seorang wanita tengah duduk disamping sebuah makam.

"aah, ia wanita itu ternyata zaskiya" batin Sabil.

Zaskiya yang menyadari kedatangan kami dengan segera cepat menghapus air matanya dengan ujung jilbabnya.

Menurut Sabil sahabat nya ini tidak bisa berbohong jika dia baru saja menangis, sudah jelas terlihat dari sudut matanya yang bengkak.

"Udah Abang tebak pasti adek kesini" ucap Fakih lembut Sabil mengusap kepala zaskiya yang tertutup Khimar.

"Maaf ya bang udah bikin khawatir, zaskiya rindu ummah. Udah lama nggak cerita-cerita sama ummah." Ucapnya terkekeh.

Sabil yang berdiri dibelakang mereka, hanya memperhatikan dan sesekali mendengar dialog antara adik kakak itu. "Tunggu, apa kata zaskiya? Ummah, maksudnya ibunya." Batin Sabil.




Disinilah mereka berada sekarang, disebuah tempat makan yang ala-ala lesehan, dan dinding restorannya yang menggunakan konsep bambu menambah keademan dan keasrian tempat makan ini.

Fakih sengaja mengajak adiknya untuk mampir ke restoran dulu, ia ingin menenangkan hati adeknya ditambah lagi dengan keberadaan Sabil.

Buktinya dari tadi ia hanya memperhatikan zaskiya dan Sabil yang tengah asyik bercengkrama dan sesekali diselahi dengan Senda gurau.

Fakih yang sesekali menatap diam Sabil, melihat cara gadis itu makan dan berbicara dengan adiknya dan sesekali tertawa renyah membuat pikiran fakih melayang-layang.

Teringat kejadian Minggu lalu saat di GOR, ia melihat wanita itu duduk dibangku namun netranya tertuju pada sosok laki-laki yang duduk disebelahnya. Walaupun jarak mereka tidak terlalu dekat. Tapi berhasil membuat hati fakih bergejolak, apalagi saat laki-laki tersebut menyodorkan minuman kepadanya dan diterima dengan senang hati oleh si empu.

"Abang nasi nya dimakan jangan diliat gitu" ucap zaskiya sambil mengambil tempe goreng milik fakih.

Sabil yang melihat kejadian itu hanya terkekeh pelan.

" Iya kak, kan kasian nasinya nggak dimakan masak cuma diliatin" timpal Sabil.

Hati fakih terasa tersentrum aliran listrik yang membuat dirinya bergetar dan darahnya berdesir. Ketika melihat Sabil yang seketika tersenyum dihadapannya. Baru kali ini ia bisa melihat gadis ini tersenyum dekat tepat dihadapannya.

"Eeehhmm.....uhuk-uhukkk" zaskiya yang melihat itu pun berdehem geli dan segera mencetus.

"Bang kapan tanding futsalnya??" Tanya nya.

"Sabtu besok" jawab fakih singkat.

Zaskiya hanya mengangguk mengohkan sembari melahap makanannya.

"mm.. apa.... kak fakih satu kelas sama kak Riyan?"  Tiba-tiba sabil melontarkan pertanyaan.

"Iya" jawab fakih dengan singkatnya.

Sabil hanya mengangguk mengerti karena ia bingung ingin bertanya lagi namun pertanyaannya hanya dijawab sesingkat itu.









Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, Sabil yang baru saja membaca surah al-mulk meletakkan mushafnya di atas tumpukan buku-bukunya. Sudah menjadi kebiasaan Sabil sebelum tidur membaca surah al-mulk.

Dua hari sudah ia dikontrakkan seorang diri. Karena ada acara keluarga jadi Kayla mengambil cuti kuliah untuk pulang kerumahnya.

Sabil yang duduk di kursi dan didepannya terdapat sebuah laptop dengan lihai jari-jemarinya mengetik keyboard. Sudah lama ia tidak menulis sesuatu di bloggernya.

Kali ini ia menuliskan tentang kematian, entah kenapa ia tergerak ingin merangkai kata tentang kematian.

Apa karena setelah kejadian tadi sore, ternyata benar tebakan dirinya ummah yang disebutkan zaskiya tadi adalah ibu kandung zaskiya dan kak fakih.

Saat mendengar pengakuan dari zaskiya bahwa ummah nya meninggal tiga tahun lalu karena kecelakaan, membuat hati Sabil ikut merasakan kesedihan yang dialami zaskiya.

Zaskiya bercerita, bahwa abangnyalah yang menguatkan keluarganya di masa-masa sulit itu. Walaupun ia tau bahwa abangnya berusaha untuk berpura-pura tegar karena pada saat itu abangnya yang menyaksikan dan mengalami tragedi itu bersama almarhumah ummahnya tepat tiga tahun lalu.

Tidak terbayang rasa sakitnya seperti apa, melihat sosok malaikat tak bersayap kita kehilangan nyawanya tepat didepan mata kita sendiri.

Baru saja Sabil menyelesaikan tulisannya, pada saat itupun sebuah cairan menetes dipelupuk matanya.
Ia mengetikkan sebuah kalimat di akhir tulisannya , "belajarlah menghargai sebelum kepergian menjelaskan apa arti dari sebuah kehilangan."

Perlahan ia menutup layar laptopnya. Rasa ngantuk mulai menyerangnya. Untung saja tak ada tugas kuliah yang menanti besok pagi jadi dirinya bisa cepat-cepat tidur.
Tak lupa Sabil melangkan kakinya kekamar mandi untuk berwudhu. Tak menjelang begitu lama ia memejamkan mata alam bawa sadarpun telah membawanya.


~ s a b i l ~

Update at: june, 27 2022

🍃Jangan lupa vote and komennya
Ya🍃













SABILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang