0.4

147 19 0
                                    

Suara langkah kaki menggema di dalam koridor Silver Cross Hospital dengan ketukan seirama, mengarah cepat menuju salah satu kamar dilantai lima dengan nomer 132. Segera mengetuk pintu ketika sampai di depan ruangan untuk menjemput sekaligus menjenguk seorang Ultra yang dia bawa ke tempat tersebut dengan paksa.

"Masuk." Suara sahutan dari dalam terdengar jelas. Tanpa menunggu X memasuki ruangan.

"Bagaimana kabar mu?" X menyapa memperhatikan Svalon yang kini terduduk di atas lantai dengan tubuh nya bersandar pada sisi ranjang meskipun disana terdapat kursi.

"Lumayan baik," Svalon berdiri. Meregangkan otot tubuhnya dan menatap X dengan tatapan tajam. Melancarkan tinju cepat dan tepat mengenai wajah X hingga Ultra tersebut terhempas membentur dinding dengan ringisan sakit. "anggap saja terima kasih ku karena membawa ku kesini."

X perlahan berdiri, salah satu lengan nya memegangi dinding untuk membantu dia menopang berat tubuh sementara tangan lain menyentuh luka pukulan.

"Maaf, tapi kau tidak bisa kembali. Planet itu sudah—"

"Aku tahu, aku tahu." Svalon memotong ucapan. "Hancur bukan? Sudahlah lupakan saja."

X terdiam. Beberapa saat setelah Svalon tidak sadarkan diri hal aneh terjadi pada planet tersebut. Tanah bergetar dengan gemuruh mengerikan, sementara langit perlahan-lahan berubah menjadi semerah darah di sertai letusan gunung merapi berurutan seperti domino ketika dijatuhkan. X saat itu paham bahwa planet tersebut dan Svalon memiliki hubungan yang sangat erat. Namun, mereka tak memiliki waktu untuk memastikan lebih detail mengenai hal tersebut. Mereka harus menyelamatkan diri dari planet itu sebelum hancur bersama nya.

Hal terakhir yang X tangkap dari planet itu adalah kuil kuno. Satu-satunya bangunan utuh disana turut runtuh perlahan dengan tambahan fatamorgana dari seorang wanita bergaun putih yang melambaikan tangan, tersenyum kepada nya dengan aura kesedihan.

X tidak yakin Svalon ingat atau mengenal wanita tersebut. Karena menurut pengakuan Svalon sendiri dia tidak mengingat apapun sebelum berada dalam wujud Ultra nya saat ini. Apakah mungkin Svalon adalah manusia atau makhluk lain sebelum menjadi dirinya yang sekarang?

"Hoi kau," Svalon memanggil. "Kenapa kau kesini?"

X segera menjawab pertanyaan itu. "Untuk menjenguk mu dan membawa mu berkeliling melihat planet ini."

"Kebetulan. Memang apa nama planet ini?" Svalon bertanya. Dia berdiri, melihat lingkungan planet tersebut dari jendela yang ada di sana.

"Nama tempat ini adalah Hikari no Kuni. Tempat tinggal para Ultra tetapi bukan satu-satunya." X menjelaskan. Svalon mengangguk sebagai respon. "Aku diperintahkan untuk memperkenalkan mu pada planet ini sampai beberapa hari kedepan."

"Pemandu wisata atau semacam itu benar, apa kau penduduk asli planet ini?" Svalon melahap buah apel yang sudah terkupas diatas meja. Duduk kembali pada ranjang nya yang nyaman.

"Bukan, aku bukan penduduk asli planet ini. Tetapi aku sudah cukup lama tinggal disini." X menjelaskan.

Svalon terkekeh. "Seperti nya mereka menunjukkmu karena kau dan aku memiliki kesamaan itu."

"Mungkin saja." X membalas. Kemudian mereka berdua diam.

"Dan setelah keluar dari sini, dimana aku akan tinggal? Apakah dijalanan?" Svalon bertanya kembali setelah keheningan diantara mereka.

"Kami sudah menyiapkan tempat tinggal untuk mu, kau bisa memilih pekerjaan apapun yang ingin kau lakukan. Kau juga dibebaskan memilih untuk tinggal disini atau tidak."

Svalon mendengus. "Baiklah, aku akan mengikuti nya. Untuk saat ini."

••••••••••••

Hikari no Kuni. Seperti namanya tempat itu berkilauan di bawah cahaya plasma spark yang memantul lewat material kristal cyan di setiap sudut bangunan. Cahaya hangat dan nyaman. Cahaya itu membuat energi Svalon seperti terisi kembali.

Tempat pertama yang mereka datangi adalah Kristal city, ibu kota sekaligus tempat paling padat di planet tersebut. Tidak mengherankan bila terdapat banyak aktifitas di dalam kota meskipun monoton dan terlihat membosankan.

"Disini adalah perpustakaan," X menunjukkan bangunan besar dengan gaya Romawi kuno berpilar besar nan kokoh yang menopang bangunan tersebut. Terdapat ukiran rumit bila diteliti pada beberapa sudut, mungkin diambil dari kisah para pejuang atau romansa sejarah. "kau bisa mencari informasi disini. Apa kau ingin masuk?"

"Tidak, aku lebih suka melihat tempat tinggal ku jika kau tidak keberatan."

X tersenyum menanggapi. "Tentu saja tidak. Kebetulan tempat dimana kau akan tinggal hanya berjarak beberapa blok dari sini."

"Itu bagus. Ayo kita segera kesana."

•••••••••••••••


Bersambung —> ...

Publis : 6 Juni 2022

Silakan vote dan beri komentar pada bab ini.

Terima kasih (^^)

Immortal Warrior ◇ Ultraman Svalon : Shield Of Univers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang