X menghantam reruntuhan, dia meringis menahan sakit pada tulang bahu nya yang bergeser akibat serangan Svalon disana menatap Ultra tersebut waspada. Sedangkan Ultra yang membuat nya kesakitan nampak bosan, memandangi lawan dengan langkah yang kian mendekat. X salah memperkirakan kekuatan Svalon, sangat salah.
"Kau tadi memaksaku untuk pergi bersama mu," Svalon buka suara berhenti tepat satu meter dari Ultraman X. "Kenapa?"
"Karena kau harus ku laporkan pada
Space Garrison, mengenai keberadaan mu." X menjelaskan. Svalon sendiri menampilkan raut wajah tak peduli atas alasan tersebut.Dia lebih memilih untuk mendekati jasad Kaiju yang telah di kalahkan, mengambil paksa penyebab kaiju tersebut mengamuk kesetanan saat datang ke planet tersebut. Kemudian dia lemparkan pada X sementara Svalon menduduki reruntuhan kota selayaknya kursi biasa.
"Jawaban ku tetap sama, aku akan berada disini sampai mati."
"Mengapa?" X kini yang bertanya pada Svalon.
"Hanya merasa ... Itu yang ingin kulakukan tak ada alasan lain." Svalon menjawab akan tetapi pandangan nya fokus menatap kuil kuno yang siap untuk runtuh.
X mengikuti pandangan Svalon. Dari banyak bangunan di planet tersebut, hanya kuil itu yang masih berdiri sekalipun rapuh mungkin saja kebetulan atau keajaiban dari alam. Bahkan sebuah keberuntungan Ultra bernama Svalon tersebut tetap bernafas dengan daya rusak disekitarnya. Jelas sekali apapun yang menghantam planet ini, itu berhasil menghancurkan nya dengan hebat.
"Begitu juga dengan jawaban ku," X berdiri, Ultra itu masuk kedalam form Exceed X. "aku akan membawamu."
Svalon menoleh. Tangan nya terulur di atas udara, pusaran angin berputar disana selama beberapa detik kemudian menampilkan tombak biru dengan kristal ungu kelam yang bersinar dibawah matahari, berkilau indah akan tetapi mengerikan. Svalon mengacungkan tombak itu pada X.
"Jadi? Ronde kedua."
X mengambil slugger nya. Dia tersenyum bersemangat. "Ya, ronde kedua."
•••••••••••
Pertarungan 3 menit dengan Svalon menguras tenaga X habis-habisan. Ultra itu terengah-engah nafas nya tak beraturan, kepalanya terluka dengan partikel cahaya yang keluar menguap ke udara sementara color timer nya terus berdekdip konstan. Ronde kedua dengan hasil ronde pertama.
X jelas kalah.
Svalon mengacungkan tombak, lurus menghadap langit. Saat itu mega-mega kelam membuat pusaran dengan Guntur menyahut murka, kilatan ungu mengerikan di sertai melodi suram. Angin berhembus kencang, X bahkan tersayat oleh udara setajam bilah pedang yang berpusat pada tombak Svalon.
"Kurasa ini akhir pertemuan kita." Energi dalam tombak Svalon terkumpul sepenuhnya. Ujung tombak itu nampak diselimuti cahaya ungu dan biru seperti warna galaksi. "Selamat tinggal."
Svalon mengayunkan tombak, membentuk tiga sayatan yang saling menumpuk. Langsung mengarah cepat pada X dengan jejak efektivitas serangan yang nampak jelas pada tanah.
X membuat pelindung, tapi itu jelas tak cukup untuk menahan serangan.
Mungkin ini memang akhir untuk nya.
Saat detik-detik terakhir. Tanpa tanda. 3 lapis pelindung lain muncul dihadapan X, saling menumpuk memperkuat perisai satu sama lain.
"Apa kau baik-baik saja X san?" Geed bertanya suara nya sedikit lantang.
"Geed! Orb! Z!" X berseru senang.
"Serangan ini benar-benar kuat." Tangan Orb mulai gemetar.
"Ultra kuat." Z mengeluh kelelahan.
"Kita tak bisa menahan nya lebih lama lagi." Geed berlutut. Tenaga nya habis.
"Tenang saja, bantuan sudah datang." Orb berucap. Saat itu juga dua slugger terbang melewati mereka.
Svalon terpaksa membatalkan serangan pada X beralih melancarkan serangan pada dua slugger tersebut. Menghempaskan nya hingga menancap di atas tanah. Tak menyadari ada serangan lain yang mengarah padanya.
Tendangan dari Ultraman Leo.
Svalon terpelanting, tak membuang peluang. Satu serangan kousen mengarah cepat kepada nya, bisa dia hindari dengan cepat. Namun, tidak dengan yang kedua. Svalon menerima serangan fatal tombak nya menghilang bersamaan dengan tunduk nya dia dibawah kekalahan tiba-tiba.
"Lepaskan aku!" Svalon berontak hebat. "Hoi! Kalian tuli?!"
"Ayo kita bawa dia ke tanah cahaya." Kata Leo sementara Ace tetap menahan Svalon yang terus memberontak.
"Hoi, percuma saja kau terus berontak lebih baik ikut kami dengan tenang." Ucapan Zero membuat Svalon kesal. Namun, apa yang dikatakan Ultra Dwi warna itu benar.
Svalon akhirnya pasrah dibawa oleh mereka.
••••••••••
Bersambung —> ...
Publis : 2 Juni 2022
Silakan vote dan beri komentar pada bab ini.
Terima kasih (^^)
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Warrior ◇ Ultraman Svalon : Shield Of Univers
Fiksi PenggemarSvalon adalah Ultra yang hadir dengan awal diselimuti kabut takdir. Tinggal di planet terpencil, berada di tengah-tengah galaksi. Hidup menyendiri sampai Ultra lain menyeret nya keluar dari teritori pribadi. Tanpa ingatan pasti atau masa lalu penuh...