Ultra Father menumpuk tangan di depan dada, netra cerah nya sudah menatap plasma spark dalam waktu yang terlalu lama. Menimbulkan perasaan waswas dan penasaran para penjaga di depan pintu masuk pada apa yang di temukan panglima tertinggi mereka. Mereka sudah bersiap jika berita buruk harus di sampaikan kepada seluruh warga Hikari No Kuni dan kembali menghadapi ancaman untuk kesekian kali. Apapun ancaman itu.
Ultra Father tetap berada pada tempat nya, enggan berpindah. Dia menunggu dan mengamati plasma spark yang bersinar dengan normal tanpa ada keanehan sama sekali. Berada pada aktivitas tersebut sampai helaan napas nya terdengar kembali. Ultra Father mulai mempertanyakan dirinya sendiri. Apakah keganjilan yang dia rasakan hanya kebetulan tanpa arti atau pertanda dari suatu tragedi di masa depan. Dia sangat yakin plasma spark meredup untuk beberapa detik seperti akan mati kemudian bersinar normal kembali. Seakan berduka atas hancurnya planet-planet beberapa hari belakangan ini dengan penyebab yang belum mereka ketahui. Planet-planet tersebut hanya hancur begitu saja tanpa tanda seperti balon yang diletuskan dengan sengaja oleh badut gila pada film-film horor.
"Panglima," Zoffy memasuki ruangan. Dia berjalan mendekat dengan jubah yang berkibar di belakang punggung nya. "kami sudah memeriksa aktivitas planet-planet yang anda minta. Tidak ada penyusutan energi pada inti helium atau hal-hal aneh pada atom-atom planet tersebut, semuanya berjalan dengan baik."
Ultra Father menatap Zoffy singkat dengan anggukan kecil sebelum fokus kembali pada pikiran nya.
Zoffy merasa ada sesuatu yang tidak benar. "Apakah ada yang salah panglima?"
"Aku merasa bahwa plasma spark sedang berduka." Kata Ultra Father dengan nada kekhawatiran. "Tapi aku belum mengetahui apakah itu pertanda untuk masa depan atau tidak."
"Apakah ada hal tidak biasa dari plasma spark?"
"Ya, plasma spark meredup untuk beberapa detik kemudian bersinar normal kembali."
Zoffy merenungkan informasi itu. "Mungkinkah akan ada hal buruk?"
"Aku tidak tahu tapi kita harus bersiap untuk itu." Kata Ultra Father tegas.
•••••••••••••••
Svalon mengeluarkan Id card X, membuka pintu apartemen kemudian berbalik menatap Geed dengan senyum di wajah nya. "Terima kasih Geed untuk hari ini."
"Sama-sama Svalon-san, aku juga ingin berterima kasih untuk tindakan mu ketika di taman tadi."
"Itu hanya tindakan kecil." Kata Svalon dia tertawa kecil dengan sikap yang terlalu santai.
Geed tersenyum senang mendengar perkataan itu. "Baiklah, aku permisi. Sampai jumpa Svalon-san."
"Ya, berhati-hatilah." Svalon menutup pintu, melemparkan dirinya ke atas sofa ruang tamu. Tertawa keras dengan kepala mendongkak menatap langit-langit ruangan. Mungkin para tetangga akan menganggap nya gila karena tawa yang terlalu bahagia. "Mereka benar-benar bodoh."
Mari kita tarik mundur waktu. Ketika Svalon dan Geed berada di taman kota dengan gangguan dari tiga Ultra di sana.
"Svalon-san?"
"Tunggu sebentar," pinta Svalon. Dia berjalan mendekati ketiga Ultra tersebut dengan langkah tenang. "Hei! Kalian sebaiknya minta maaf."
"Hah! Memang nya siapa kau ini?!" Seru salah seorang dari mereka. Kemarahan bisa terlihat di seluruh wajah Ultra itu.
"Aku Ultra biasa. Aku hanya memperingatkan kalian bahwa lebih baik minta maaf sebelum menanggung malu." Ungkap Svalon dengan nada suara yang terdengar menyebalkan dan senyum di wajah nya.
"Kau mengancam kami?!"
"Aku hanya memperingatkan."
"Berisik kau!" Seorang ultra dengan mata biru, bagian dari kelompok itu telah kehabisan kesabaran nya, dia melepaskan tinju. Svalon menghindari serangan tersebut membuat Ultra itu menabrak tempat sampah dengan kepala nya yang di penuhi isi tempat sampah berbau busuk tersebut.
Svalon menarik sudut bibirnya membentuk senyuman miris. "Aku sudah memperingatkan. Minta maaf atau menanggung malu."
"Kurang ngajar! Mati kau!" Dua Ultra lain nya ikut menyerang mereka nampak sangat murka. Svalon menghindari serangan demi serangan, dia mundur dan semakin mendekat dengan air mancur di tengah taman kota. Para Ultra yang berada di dekat air mancur itu mulai menyingkir, mereka tidak mau terkena tinju atau tendangan dari dua Ultra yang mengamuk seperti orang gila dari rumah sakit jiwa akan tetapi tidak menghentikan aksi kedua Ultra tersebut. Mereka justru menyukai nya, menganggap ini adalah hiburan khusus pada hari itu.
Kedua Ultra tersebut secara bersamaan melayangkan tinju dan tendangan. Serangan mereka kuat akan tetapi tidak mengenai Svalon yang dengan gesit menghindar melayang di udara. Serangan kedua Ultra tersebut justru menghancurkan air mancur hingga air di dalamnya membasahi taman kota membentuk genangan air besar.
"Hei!" Seorang penjaga taman berseru lantang. Menatap murka kedua Ultra yang menghancurkan properti umum tersebut, dengan langkah cepat penjaga taman itu mulai mendekat. "Apa yang kalian lakukan?!"
"Gawat! Ayo lari!"
"Kalian! Berhenti! Kalian harus bertanggung jawab atas tindakan kalian!"
Kedua Ultra itu berlari, menyeret teman mereka dari tumpukan sampah. Tunggang-langgang berusaha kabur dari kejaran penjaga taman di belakang mereka.
Geed terdiam, dia berusaha memproses apa yang baru saja terjadi di hadapan nya. Untuk sesaat dia mengira Svalon akan berkelahi sampai menghancurkan taman dengan para Ultra tersebut akan tetapi yang dilakukan nya justru provokasi kecil. Dengan beberapa kata, Svalon dapat mengurus ketiga Ultra tersebut tanpa serangan fisik. Meskipun tidak bisa di hindari bahwa taman kota tetap mengalami kerusakan dari ulah Svalon. Namun, itu dirasa lebih baik dibanding dengan apa yang ada di dalam kepala nya.
"Geed." Panggil Svalon. "Ayo kita pergi."
Geed butuh waktu beberapa detik sebelum dia sadar dan mengikuti Svalon yang berjarak beberapa meter di depan nya. Apa yang dikatakan X memang benar. Svalon adalah Ultra yang tidak terduga.
•••••••••••••••
Bersambung —> ...
Publis : 9 Agustus 2022
Silakan vote dan beri komentar pada bab ini.
Terima kasih (^^)
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Warrior ◇ Ultraman Svalon : Shield Of Univers
FanfictionSvalon adalah Ultra yang hadir dengan awal diselimuti kabut takdir. Tinggal di planet terpencil, berada di tengah-tengah galaksi. Hidup menyendiri sampai Ultra lain menyeret nya keluar dari teritori pribadi. Tanpa ingatan pasti atau masa lalu penuh...