Seperti terkurung. Dalam kepalanya suara menggema tak beraturan, adegan samar seperti potongan film lama berlalu lalang dengan cepat dan berantakan, seakan diletakkan secara acak untuk menghalangi otak menjabarkan urutan peristiwa. Dia jelas merasakan tangan nya terulur, berusaha memohon. Namun, tak satupun dari deretan manusia yang mengelilingi dirinya meraih tangan itu. Tidak satupun.
Hingga satu ledakan besar.
Membuat pandangan nya gelap gulita.
••••••••
"Tid— auch! Sakit sialan." Svalon mengaduh kesal. Mengelus kening nya sakit sebab bertemu kaca pembatas akibat kecerobohan sendiri. Berusaha memperjelas pengelihatan, menoleh kiri dan kanan untuk menilai lingkungan sekitar.
Bertanya-tanya
Dimana dia sekarang?
Terakhir kali Svalon ingat bahwa dia sedang berburu makanan sebelum makhluk bernama kaiju datang, membuat makan siang nya hancur dan kedatangan Ultra tak diundang memaksa dia ikut bersama Ultra tersebut kemudian diserang sekumpulan Ultra tak dikenal. Intinya, Svalon mengalami sial yang berlipat ganda.
Svalon rasanya ingin meninju mereka semua.
"Apakah kau baik-baik saja?" Suara lembut dan halus tertangkap pendengaran Svalon. Berasal dari wanita tua jika otak nya tidak terlalu rusak dalam mengenali jenis frekuensi suara.
Svalon terbukti benar ketika netra nya dapat menangkap Ultra wanita datang mendekat. Ultra wanita yang terlihat jauh lebih tua dari dirinya.
"Siapa anda?" Svalon bertanya, berusaha bersikap sopan. "Bisakah lepaskan aku dari benda ... apapun ini."
Wanita itu mengangguk ramah nan lembut, menekan beberapa tombol pada layar hologram transparan. Membuka kaca melengkung yang mengurung Svalon disana. Dan svalon langsung melesat keluar tanpa menunggu lama.
"Namaku Marie, aku dikenal sebagai Ultra Mother. Salam kenal Ultraman Svalon." Ultra wanita itu memperkenalkan diri. Senyum nya ramah dan menghangatkan. Svalon bisa menangkap alasan kenapa Ultra dihadapan nya ini dikenal sebagai Ultra mother. Aura keibuan memang terpancar jelas darinya.
"Darimana anda tahu namaku?" Biarpun begitu Svalon bertanya curiga. Menjaga jarak aman.
"X yang memberitahu ku soal nama mu juga tempat mu tinggal." Ujar Ultra Mother. Svalon spontan menggeram. Ultra itu dan kawan-kawan nya akan mendapatkan pelajaran.
"Maaf membuatmu terluka, tapi kami harus melakukan nya." Ultra Mother menjelaskan seakan dia dapat membaca pikiran Svalon untuk menghajar X dan para Ultra yang telah membawa nya ke tempat tersebut. "Kami tak memiliki pilihan."
Svalon terdiam. Jika di ingat kembali, X telah mengajak nya dengan baik dan sopan akan tetapi dia tolak tanpa berfikir sama sekali. Itu salahnya. Namun, tidak berarti seluruh kejadian yang menimpa dirinya ini adalah kesalahan nya. Bagaimanapun, itu hak Svalon sendiri bila tidak ingin pergi meninggalkan planet tanpa nama tersebut. Dia benar-benar ingin kembali ke planet itu.
"Maaf," Svalon menatap Ultra Mother. "tapi kau tidak bisa kembali." Kata Ultra mother seperti membaca pikiran Svalon kembali.
"Kenapa?" Svalon bertanya. "Aku ingin kembali sekarang." Firasat nya buruk.
"Planet tempat kau tinggal ..." ucapan Ultra mother menggantung, memperburuk firasat Svalon dari detik ke detik.
"Apa? Kenapa dengan planet itu?" Svalon menuntut.
Ultra Mother kemudian menjawab. "Planet itu sudah hancur."
Svalon membeku. Seperti pukulan keras pada wajah, dia tak mampu berkata apapun bibirnya tidak mau bergerak walau satu inchi dari tempat nya. Ada sesuatu yang membuat Svalon ingin menjerit akan tetapi dia tahan mati-matian dengan seluruh kekuatan yang ada dalam diri nya.
"Planet itu hancur tidak lama setelah kau pergi." Ultra Mother menjelaskan. "Maafkan aku, aku turut berduka."
Svalon ingin tertawa dan berkata 'aku baik-baik saja aku tidak terikat dengan planet manapun.' tapi dia tidak baik-baik saja. Hanya meloloskan satu tawa miris pada diri sendiri.
"Sebentar lagi X akan datang," Kata Ultra Mother. "buat dirimu senyaman mungkin, tolong anggap tempat ini seperti rumah mu sendiri. Maaf aku harus pergi, aku akan kembali lagi untuk memeriksa mu lagi, selamat beristirahat."
Setelah kepergian Ultra Mother Svalon duduk diatas lantai. Bersandar pada tempat tidur menatap langit-langit ruangan. Kebingungan dengan kalimat 'rumah sendiri' disaat dia tak pernah memiliki rumah sepanjang memori dalam kepala.
•••••••••••
Bersambung —> ...
Publis : 4 Juni 2022
Silakan vote dan beri komentar pada bab ini.
Terima kasih (^^)
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Warrior ◇ Ultraman Svalon : Shield Of Univers
Fiksi PenggemarSvalon adalah Ultra yang hadir dengan awal diselimuti kabut takdir. Tinggal di planet terpencil, berada di tengah-tengah galaksi. Hidup menyendiri sampai Ultra lain menyeret nya keluar dari teritori pribadi. Tanpa ingatan pasti atau masa lalu penuh...