0.8

98 13 2
                                    

Satu minggu datang secepat angin, dan dalam waktu panjang itu Svalon telah membuat keputusan yang akan dia berikan kepada X saat Ultra itu menemuinya lagi.

Bersama hari yang berganti, informasi baru datang lewat koran dan suara televisi di pagi hari.

Svalon menyalakan tv dengan secangkir kopi di tangan nya yang kokoh. Dia memindahkan saluran beberapa kali dan berhenti pada acara berita pagi, mengenai kondisi alam semesta baru baru ini.

Beberapa planet di beritakan hancur tanpa tanpa alasan atau tanda sementara yang lain nya menunjukkan aktivitas aneh yang kini di awasi oleh beberapa Ultra warrior dari divisi investigasi serta galaxy rescue force.

Diantara planet-planet yang hancur itu, planet tempat Svalon tinggal—dimana ia tidak tahu mengapa berada di planet tersebut—turut di sebutkan dengan huruf dan nomer berkode bersama planet-planet dengan huruf dan nomer berbeda. Mungkin planet-planet tersebut tidak diketahui namanya seperti tempat tinggal Svalon—yang sekali lagi ia tidak tahu mengapa bisa berada disana—yang kini telah tiada.

Svalon dapat merasakan kesedihan itu kembali.

Dia memikirkan kemungkinan kemungkinan dan alasan mengapa dirinya begitu terpukul saat melihat atau mendengar nama planet tersebut. Dia tidak bisa menemukan informasi apapun di dalam otak yang akan berguna atas jawaban saat ini. Hanya mimpi buruk yang datang beberapa kali, mimpi-mimpi itu memiliki kilasan serta suara-suara tak beraturan.

Svalon berkali-kali berusaha menafsirkan mimpi-mimpi tersebut dengan hasil yang kosong.

Svalon mengerang dengan keras, kemudian mendengar suara. Svalon pun berpaling.

Dia menyadari bahwa suara itu berasal dari pintu masuk apartemen. Svalon pun bangkit dari sofa ruang tamu yang empuk dan mendorong gagang pintu ke bawah, bunyi klik terdengar dan pintu terbuka.

Svalon menemukan X berdiri tegap dengan senyum ramah dan letih di wajah Ultra itu. Keadaan X tak berbeda dari ingatan Svalon. Luka tinju di wajahnya tetap ada di sana. Hanya saja, kini sedikit lebih baik dari yang terakhir kali Svalon lihat.

Sudut bibir Svalon tertarik ke atas.

"Sepertinya kau terlihat sangat baik ya Svalon." kata X.

"Ya, keadaan ku memang lebih baik darimu."

"Apakah aku boleh masuk?"

Svalon tidak menjawab tetapi menyingkir dari pintu, dia berjalan menuju sofa dengan X mengikuti di belakang nya. Svalon berniat akan duduk kembali di atas sofa yang empuk, sebelum dirinya ingat bahwa harus membuat minuman untuk tamunya itu.

"Apakah kau ingin meminum sesuatu?" Tanya Svalon.

"Jika ada, aku ingin minum teh."

Svalon mengangguk. "Berapa sendok gula yang kau inginkan?"

"Cukup satu sendok gula."

"Baiklah, tunggu sebentar."

Svalon memasuki dapur, dia bercengkrama dengan air panas, teh dan gula pasir, mengaduk nya menjadi satu kesatuan di dalam cangkir porselen bewarna putih tulang dan kembali menuju ruang tamu. Dia hanya membutuhkan sedikit waktu untuk membuat teh, karena dia hanya membuat satu teh dengan cepat, tak ada alasan baginya untuk menghabiskan persediaan lebih banyak dengan membuat dua cangkir teh hangat.

Svalon meletakkan teh tersebut ke atas meja kemudian duduk di sofa. "Jadi, bagaimana misi mu? Aku melihat berita pagi ini dan seperti nya planet-planet itu punya rencana mereka sendiri."

"Keadaan nya memang tidak terlalu baik tapi kami akan berusaha untuk mengatasi masalah ini." X berucap dengan keyakinan dan semangat penuh di matanya.

"Aku mengerti. Dan juga kedatangan mu kesini untuk menanyakan jawaban ku bukan?"

"Ya, itu benar. Tapi kau tidak perlu terburu-buru."

"Tidak, aku tidak ingin menundanya akan ku berikan jawaban nya padamu sekarang."

"Baiklah." X menegakkan tubu dan mata nya menatap Svalon dalam. "Ultraman Svalon apakah kau ingin tinggal di planet ini atau pergi menjelajahi galaksi?"

Ada keheningan panjang setelah pertanyaan itu, suara-suara dari luar menggema memenuhi ruangan dengan samar. Sementara kedua Ultra di dalam ruangan itu saling menatap.

Svalon membuka mulutnya dan dia siap untuk menjawab.

"Aku akan tinggal."

•••••••••••••••

Kantor imigrasi Hikari no Kuni berlokasi di barat daya kristal city dan berdekatan dengan Ultra space port, tempat kedatangan dan keberangkatan para Ultra serta pengunjung Hikari no Kuni yang ingin memasuki planet Ultra tersebut.

X dan Svalon memasuki kantor imigrasi yang nampak lenggang oleh para pengunjung. Di sana, hanya terlihat beberapa alien atau Ultra yang mengurus dokumen-dokumen dan urusan mereka sendiri.

Svalon mengikuti X dibelakang nya. Mereka melewati antrian para pengunjung yang menunggu nomer nya di tampilkan pada layar hologram dan kemudian mereka dapat menyerahkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Namun, Svalon dan X tak perlu melakukan itu, mereka memiliki izin khusus yang mengantarkan mereka langsung ke loket permohonan dan wawancara untuk membuat paspor Svalon di sana.

"Selamat pagi tuan," Petugas loket itu tersenyum ramah dengan gii putihnya yang tertata rapi. "tolong serahkan dokumen anda."

"Kami tidak memiliki nya," kata X. Petugas loket tersebut menekuk dahinya kebingungan.

"Tapi tuan. Jika dokume yang diperlukan tidak lengkap maka paspor tidak bisa kami proses lebih lanjut." Kata petugas menjelaskan.

X mengeluarkan kepingan logam berwarna biru berukuran 5 centimeter di atas telapak tangan nya. Kemudian dia menyerahkan kepingan logam itu kepada petugas loket tersebut. "Ini izin khusus dari Space Garrison." Kata X.

Petugas loket itu memeriksa surat izin tersebut yang di tampilkan di atas layar hologram. Dengan teliti petugas itu membaca satu persatu kalimat pada surat tersebut, matanya sangat teliti, petugas itu kini berada di dunia nya sendiri. Dan untuk mencegah pemalsuan, surat izin tersebut di-scan dengan alat khusus yang berada di atas meja.

"Baiklah tuan, surat ini asli dan resmi. Tolong berikan formulir anda."

X mengikuti Svalon. Ultra itu menyernyit kepadanya. "Berikan kertas itu."

Svalon mengucapkan 'Oh!' dan mengangguk. Dia menyerahkan kertas berisi pertanyaan-pertanyaan yang telah dia isi kepada petugas loket itu.

Petugas itu, seperti tugas nya. Memeriksa formulir tersebut dengan teliti seperti dia memeriksa surat izin yang diberikan. "Baiklah, silahkan menuju loket wawancara untuk foto dan sidik jari."

"Terima kasih."

Mulai hari itu Svalon resmi berstatus warga Hikari no Kuni.

••••••••••••••

Bersambung —> ...

Publis : 17 September 2022

Silakan vote dan beri komentar pada bab ini.

Terima kasih (^^)

Immortal Warrior ◇ Ultraman Svalon : Shield Of Univers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang