Happy reading
###
Ku rebahkan tubuh rampingku ke atas tempat tidur king size bernuansa royal princess. Hah, bukan seleraku sama sekali sebenarnya. Kamar ini sudah siap jauh sebelum aku resmi menjadi keluarga mereka.
Berkali kali kupijit betisku berharap rasa nyeri lekas hilang. Belum menginjak satu tahun tinggal disini mungkin kakiku sudah mengalami kerapuhan. Jarak antara gerbang depan dan pintu utama mansion hampir mencapai lima belas menit kurang lebih. Belum lagi dari ruang utama menuju kamar. Sangat melelahkan bagi tubuhku yang kecil.
Teringat kemarin. Aku mencoba mengesot,merangkak,bahkan gaya kupu kupu terkapar kulakukan hanya untuk menuju ke kamar mami yang masih satu lantai denganku.
"Masih sakit? " Mami datang. Membawa beberapa minyak urut untuk memijat kakiku. Jika hal ini sampai terdengar ke telinga papa. Sudah pasti aku akan tinggal beberapa hari di rumah sakit.
"Hidup mewah seperti ini terlalu melelahkan."
"Apa yang membuatmu lelah, Moza?" Perlahan tangan mami memijat betisku. Sedikit linu.
Aku tak menjawab, mami pasti sudah tahu apa yang membuatku lumayan jengah tinggal di mansion ini.
"Ingat yang pernah kamu ucapkan dulu?"
"Hmm… tidak. "
"Dulu, waktu kamu masih usia SD. Bukankah selalu bilang ingin tinggal di rumah yang paling megah seperti istana? " Oh, tentu aku ingat dengan impianku saat itu. Hidup nyaman di rumah megah bagaikan film disney yang selalu kulihat. Hidup sebagai putri yang tinggal di kerajaan bersama banyak pangeran.
Aku masih bungkam. Menunggu mami melanjutkan ucapannya.
"Dan sekarang, bahkan hidupmu sepuluh kali lipat dari yang kamu impikan,Moza. "
"Manusia memang begitu. Selalu merasa tidak puas dengan apa yang sudah ada. Namun lupa bersyukur ketika hidup mereka jauh dari kata layak dan indah. " Penjelasan mami seketika menohok hatiku begitu dalam. Aku meringis malu mendengar penuturunnya. Benar, tak ada lagi selain banyak syukur telah dianugerahkan kehidupan seperti ini.
"Lihatlah! Rumah megah ini ada bukan karena sulap atau sihir. Tapi jerih payah hingga jatuh bangun papa Siwon di balik semua ini. "
"Moza, ingatlah dari sekarang. Setiap tetes keringat yang menjadi bagian dari keberhasilanmu patut untuk dihargai. "
"Hidup itu indah jika kita selalu bersyukur dan menerima apa yang ada. " Mami menutup penuturannya sembari mengusap pelan kepalaku. Rasa jengah yang membelenggu hati akhir akhir ini perlahan memudar.
"Sudah, istirahatlah! Besok pagi kita akan ke Dubai. " Aku membulatkan mataku selebar mungkin.
"Untuk apa, Mi? "
"Perayaan anniversary SW group cabang Dubai yang ke delapan,Moza. "
"Perusahaan papa yang dikelola Kak Sandy? Benar 'kan? " Mami hanya tersenyum mengiyakan saat aku meremas rambutku dengan gemas.
###
"Moza. " Sebuah clutch bag yang kupegang hampir saja terjatuh. Aku tidak tahu sejak kapan laki laki yang masih enggan pergi dari hatiku itu berdiri di belakangku. Oh, kebiasaan. Aku lupa menutup pintu kamar. Kecuali saat mandi dan tidur pastinya
"Ada apa? "jawabku tak bersahabat. Aku berusaha menjauh dari Kak Chan semenjak acara malam itu yang membuat hatiku terluka.
"Aku ingin...minta maaf. "
"Yang benar saja? " Kupasang sebuah anting panjang pada kedua telingaku menghadap cermin rias. Khusus acara hari ini aku menolak menggunakan stylish keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOZARELLA (TAMAT✅)
Fanficberawal dari ibunya yang menikah dengan duda kaya, Mozarella harus menghadapi dan hidup bersandingan dengan 9 orang kakak tiri yang berspesies laki-laki dengan tampan yang tak bisa dinalar. salah satu diantara kakak tirinya ternyata adalah cinta per...