Happy reading
###
No I can't forget this evening
Or your face as you were leaving
But, i guess that's just the way
The story goes
You always smile but in your eyes
Your sorrow shows
Yes it showsNo i can't forget tomorrow…
"Oh, kenapa tiba tiba berhenti? " Lagu yang sering kudengarkan melalui headphone lamaku mendadak berhenti. Sepertinya usia alat ini sudah semakin menua. Aku mengambil nafas perlahan. Ku lepas headphone bermotif telinga kucing ini, lalu kuletakkan begitu saja di leherku.
Sembari menunggu jam mata kuliah datang, kubuka kotak makan kecil berisi pavlova. Sekitar lima mahasiswa turut duduk di kursi model zigzag yang lumayan panjang.
"Rasanya memang tidak pernah mengecewakan. " Kumakan lebih dulu raspberry yang terlihat menggemaskan. Sudah beberapa bulan semenjak menginjakkan kaki di negeri kanguru ini, aku tetap tak teralihkan dengan camilan lain. Lidahku sudah jatuh cinta dengan pavlova. Rasanya lezat dan teksturnya seringan tarian sang ballerina, Anna pavlova.
"Hmm…tapi tetap saja, seblak yang nomor satu di hatiku." Kujejalkan camilan itu segera ke mulutku.
"Andai saja di sini ada yang menjual seblak." Seorang gadis berambut hitam legam mendudukkan diri tepat di sebelahku. Wangi parfum vanilla membuatku cepat mengetahui keberadaannya.
"Tapi, semingguan ini aku sedang rindu dengan bali telur buatan ibuku. " Kirana mendengus pelan. Ia satu satunya teman yang pertama kali ku kenal di kampus ini. Beruntung sekali kita masih satu tanah air.
"Kamu belum menelpon ibumu? " Kupasang kembali jepit berbentuk bunga peonny ke rambutku. Pemberian dari sosok spesial di masa lalu.
"Mm, aku belum mengatakan ini padamu. Ibuku sudah meninggal lima tahun lalu. "
Sedikit terkejut, karena dia memang jarang sekali cerita. Ia termasuk sosok pemilih siapa yang pantas menjadi pendengar ceritanya.
"Ma-maaf, aku tidak tahu."
"Karena aku baru saja memberi tahumu, 'kan? "
"Ayo, kita masuk!" Kirana merangkul bahuku, sebelumnya seperti biasa ia akan merampas headphoneku. Ia menyukai semua lagu yang juga kudengarkan selama ini. Bukan dari artis manapun, melainkan…
"Kenapa tidak ada suaranya? "
"Ah, itu… sepertinya alat ini harus ku museumkan. Hehe. "
"Payah! Ohya kapan kapan kenalkan aku dengan Kak Bian, ya. Aku suka sekali dengan suaranya. "
"Heih, andai saja kamu tahu dia seperti apa? Suaranya lebih berisik dari klakson jalanan."
"Tetap saja, suaranya semerdu nyanyian malam. "
"Jangkrik maksud kamu? "
"Hahaha, cepat! Mr. Tan sepertinya sudah datang. "
Aku dan Kirana mengambil jurusan yang sama. Sangat kebetulan sekali. Skill perempuan itu memang benar benar tak terbantahkan. Hasil karyanya selalu memukau.
###
"Datanglah ke apartemen ku malam ini. Aku akan membuat makanan enak," kataku sebelum kami berpisah di bawah bendera sedang yang berdominasi warna biru elektrik dan putih. Di tengahnya tertulis University of Melbourne, yang mana nama itu pernah membuat emosi seseorang hampir hilang kendali.
Aku tersenyum kecut jika mengingat akhir makan malam saat itu. seseorang. Aku akan pulang sendiri ke apartemen. Belajar hidup di negeri orang secara mandiri sekaligus menikmati suasana sore hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOZARELLA (TAMAT✅)
Fanfictionberawal dari ibunya yang menikah dengan duda kaya, Mozarella harus menghadapi dan hidup bersandingan dengan 9 orang kakak tiri yang berspesies laki-laki dengan tampan yang tak bisa dinalar. salah satu diantara kakak tirinya ternyata adalah cinta per...