Natharazka Obsession

1.5K 107 5
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Budayakan tekan bintang sebelum membaca, karna vote dari kalian penyemangat penulis.
.
.
Happy Reading.

Bekas hujan semalaman masih sedikit basah.

Meninggalkan semerbak aroma tanah, yang mendingin pada pagi ini.

Aira yang duduk gelisah di dalam mobil untuk ke sekolah sedikit menggigil. Gadis itu berulang-kali mengusap tangannya, udara dari jendela yang terbuka berhembus mengenai wajah merubahnya menjadi sedikit lebih segar.

Setelah insiden di koridor waktu itu, dia benar-benar bingung akan bagaimana jika bertemu dengan Alger. Makannya beberapa hari ini dia terus saja menghindar.

Aira tahu, ulahnya mungkin membuat Alger naik pitam dan ujung-ujungnya akan menyiksa dia.

Tapi kali ini, dia benar-benar tidak perduli. Aira bingung harus memberi respon seperti apa.

Karna sejujurnya dia merasa malu, Aira takut detak jantungnya waktu itu terdengar oleh telinga Alger.

Apa.

Malu?

Argh rasanya Aira ingin berteriak sekeras mungkin, tapi segera sadar jika dia tidak sendirian.

"Alay banget sih gue, udah kayak nggak pernah baper aja." batinnya geli.

Aira merutuki pikirannya sendiri.

Berusaha menetralkan suasana hatinya yang sejak itu sangat kacau.

Aira mengambil ponsel nya, beralih mengotak-atik benda pipih itu. Tanpa sadar dia membuka kolom chat dia dan Alger.

Sejak kemarin Alger belum mengirim pesan. Biasanya pagi-pagi sekali ponselnya sudah berbunyi memperlihatkan pesan Alger yang berisi ancaman.

Untung saja kembarannya jarang dirumah, gadis itu memilih tinggal di apartemen miliknya yang tak jauh dari kampus.

Sebenarnya gadis itu penasaran kenapa Alger tidak mengirim pesan peringatan atau ajakan untuk ke apartemen nya.

"Non, udah nyampe."

Aira mendongak mengalihkan pandangannya yang sedari tadi hanya bertumpu pada ponsel.

Mendapati dirinya telah sampai di area sekolah. Siap tidak siap, dia harus bertemu dengan lelaki itu sekarang juga.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sepertinya Dewi Fortuna sedang berada di pihak nya.

Alger tidak masuk sekolah hari ini, dia tahu itu karena wali kelas laki-laki itu berkata padanya.

Mungkin guru perempuan itu pikir, Aira berhak tahu.

Catatannya bertuliskan sakit. Laki-laki yang biasa menempel  padanya kini tidak ada.

Ada rasa lega dihatinya, setidaknya untuk haru ini dia merasa aman. Seperti kembali pada dia sebelum bertemu Alger.

Namun, Aira tidak bisa mengelak bahwa ada sedikit rasa khawatir mengenai keadaan Alger.

Dia pikir, dengan siapa Alger sakit. Maksudnya siapa yang akan merawat nya.

Apa dengan orang tuannya atau dengan temannya, memangnya Alger punya teman.

Tunggu.

Natharazka Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang