side story by Indah

1.9K 87 3
                                    

•••

Nama gue Indah Nur Cahyani, kalian bisa panggil gue Indah.

Bentar ya, pemeran utamanya geser dulu. Figuran nya mau lewat.

Ini cerita ketika gue masih duduk di bangku SMP kelas 2, masih labil? Banget.

Gue punya pacar, Elang namanya. Cakep kan? Iya dong, orang nya aja juga cakep kok.

Gue pacaran sama dia ketika pertama kali naik ke kelas 1 SMP.

Gue bucin parah banget waktu itu, bahkan acuh ketika orang-orang ngomongin soal betapa deketnya Elang sama sahabat nya.

Sampai-sampai gue yang notabene nya adalah pacar dia, sampai kalah.

Puncak nya waktu kelas 2 SMP, gue pikir omongan mereka benar juga. Ada gak sih, orang yang setiap naik kelas pemikiran mereka juga naik?

Mulai menyesali perbuatannya dulu, atau bahkan bisa malu sendiri kalau inget kejadian nggak jelas yang pernah lo perbuat.

Gue mulai protes soal betapa deketnya mereka, tapi Elang bilang, mama sahabatnya nitipin dia ke Elang.

Elang mulai cerita semuanya tentang sahabat nya ke gue, sebagai cewek otomatis gue respect sama dia.

Kita sering jalak bertiga, ketawa bareng-bareng seolah-olah kita ini deket banget.

Bahkan waktu itu gue mulai acuh sama sahabat gue, Aira. Dia bilang berkali-kali kalau Elang sama sahabat nya itu udah nggak wajar.

Gue marah? Jelas, karna menurut gue. Gue yang paling ngerti Elang, ternyata salah.

Aira pindah sekolah, karna rumahnya di renovasi dan mereka harus tinggal di rumah nenek nya sementara.

Dan disitulah gue merasa jadi cewek paling bodoh sedunia.

•••

"El, main yuk! Kita jarang berdua sekarang," ajak Indah semangat.

"Iya An! Main yuk, aku pengen ke taman." Cewek di sebelah Elang itu menanggapi. Tapi Indah mengerutkan keningnya samar.

Elang tersenyum menatap sahabatnya, dielusnya kepala gadis itu di hadapan Indah.

"Em, tapi Cia. Gue pengen berdua sama Elang," pinta Indah pelan, Cia gadis manis dengan rambut pendek yang cocok dengan wajah oval nya, itu melunturkan senyuman nya.

"O-oh, gitu ya? Maaf ya In, aku ganggu kalian," Cia menundukkan kepalanya tak enak tapi Indah semakin menatapnya dalam.

Elang menegakkan badannya, dia meraih wajah Cia agar tak lagi menunduk. Kedua telapak tangannya menangkup wajah Cia, membuat menatapnya.

"Cia mau ke taman? Nanti ya pulang sekolah. Nggak papa kok, Indah gak keberatan," tutur Elang lembut.

Mata gadis itu berbinar senang, refleks dia memeluk tubuh Elang dan dibalas dengan senang hati oleh nya.

Mata Cia terbuka, senyuman kembali luntur karna ingat Indah masih bersama mereka dan sedang menatapnya.

Dia perlahan melepaskan pelukan mereka, "Eh- maaf-maaf, Cia refleks. Habis nya seneng banget!"

"Sok-sokan malu, biasanya juga lebih dari ini," goda Elang ambigu.

"Em! Aan! Apaan sih!" Wajah gadis itu memerah malu hingga kontras dengan warna kulit wajah nya.

"Iya-iya bercanda, Cia belum makan kan? Ayo makan dulu, nanti maag nya kumat lagi," ajak Elang khawatir.

"Mau bakso pedes ya–

"Big no! Nanti perutnya sakit sayang-ku!" Tolak Elang tegas, Cia mengerucutkan bibirnya kesal, dia menghentakkan kakinya dan pergi.

"Eh- Cia! Jangan marah dong!" Teriak Elang disertai tawanya, dia bergegas meninggalkan Indah.

Natharazka Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang