Chapter 3.

1.1K 173 34
                                    

Apo yang melihat sang juragan terdiam secara tiba-tiba pun cukup keheranan, tak mau mati penasaran Apo pun mencoba menyadarkan Mile dengan cara menegurnya.

"Juragan,! Kenapa kok tiba-tiba diam begitu, juragan tidak sedang kerasukan kan.!?"

Mile yang merasa terpanggil dengan nada yang cukup keras itu pun akhirnya kembali ke alam sadarnya.

"Eh,! Iya Po kenapa.?"

Apo yang malah di balik tanya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia tidak habis pikir ternyata di balik paras tampannya juragan yang satu ini cukup aneh.

"Itu lho juragan kenapa kok tiba-tiba langsung terdiam gitu aja.?"

Jawab Apo sambil mencoba menahan kekesalannya.

"Oh enggak kok Po, saya cuma kepikiran aja mungkin yang kau katakan itu benar, saya harus keluar dan mencoba beradaptasi di lingkungan sini."

Apo yang mendengar jawaban dari sang juragan pun kembali menunjukkan cengiran manisnya, dia punya ide agar Mile mau keluar dari sarangnya.

"Emmm,, gini aja juragan, bagaimana kalau juragan ikut saya keluar kebetulan hari ini saya mau ke gunung untuk mencari kayu bakar, juragan mau.?"

Mile yang mendapat tawaran dari Apo pun hanya menaikkan salah satu alisnya pasalnya dia belum pernah pergi ke gunung.

"Ke gunung, masuk ke dalam hutan gitu maksudnya.?"

"Iya kalau juragan mau ikut sama saya, kita berangkat sekarang mumpung masih pagi jadi nanti sampai sananya nggak kesorean."

Mile yang pada dasarnya anak kota pun semakin terkejut mendengar Apo yang mengatakan kalau mereka akan sampai di gunung pada sore hari.

"Maksudmu kita sampai di lokasi pas sore hari gitu, terus kita pulangnya gimana Po.?"

Apo yang kembali mendapat pertanyaan dari juragan aneh itupun akhirnya mencoba menjelaskan sedetail mungkin.

"Itu kan kalau kita berangkatnya agak siangan, kalau kita berangkat pagi-pagi begini kita akan sampai di sana pada siang hari, juragan."

Apo masih mencoba bersabar karena dia maklum sang juragan benar-benar murni anak kota.

"Terus nanti kita pulangnya jam berapa kalau siang hari saja baru sampai lokasi.?"

Mile yang memang belum puas itu pun kembali bertanya.

"Kita akan menginap juragan, kita akan pulang di pagi hari besok, lagipula di sana sudah ada pondok tempat biasa aku menginap jika sedang mencari kayu bakar, dan kalau beruntung juga nanti kita akan dapat rebung untuk di masak."

Apo masih dengan sabar menjelaskan kepada sang juragan.

"Rebung itu apa Po, kok saya baru dengar kalau ada bahan masakan yang bernama rebung.?"

Apo menepuk jidatnya dia lupa kalau juragan nya ini adalah anak kota yang kaya raya sudah pasti belum pernah makan sayur rebung.

"Jadi rebung itu bambu muda, juragan."

Jawab Apo sambil tetap tersenyum manis.

"Bambu muda maksudmu makanan panda.?"

Apo sudah hampir hilang kesabaran.

"Bukan yang itu tapi bambu yang masih kuncup yang masih baru muncul dari dalam tanah.!"

Ucap Apo sedikit kesal, tapi sebenarnya Mile juga tidak sepenuhnya salah pasalnya juragan kota itu memang tidak pernah melihat dan mendengar namanya saja baru kali ini.

"Ohh,, sejenis jamur ya Po.?"

Hilang sudah kesabaran Apo mendengar Mile menyamakan rebung dengan jamur.

"Aarrggghhh sudahlah terserah, jadi juragan mau ikut nggak nih dari tadi nanya-nanya mulu, keburu saya kesiangan ini.!"

Mile yang melihat Apo kesal dan mencak-mencak pun justru malah terkekeh geli pasalnya Apo sangat imut dengan rambut di kucir ke atas dan ekspresinya yang sedang kesal.

"Hahahaha,, iya iya Po saya ikut, saya harus bawa apa aja nih kira-kira.?"

Mile yang memang belum pernah naik gunung pun memutuskan untuk bertanya kepada Apo tentang apa saja yang harus di persiapkan.

"Nggak usah bawa apa-apa kita naik gunung itu cuma buat nyari kayu bakar bukan buat camping, pakai jaket yang lumayan tebal aja soalnya di atas udaranya lebih dingin daripada di sini."

Jawab Apo yang masih mencoba mengarahkan sang juragan amatir itu.

"Oh oke kalau begitu saya masuk dulu ambil jaket sama dompet, kamu tunggu sebentar ya."

Ucap Mile dan kemudian dia menutup pintu balkon untuk bersiap-siap.
Mile pun memakai jaketnya, mengambil ponsel dan dompetnya dan kemudian dia keluar dari penginapan dan sudah di sambut Apo dengan menggendong sebuah alat yang Mile sendiri saja tidak tau itu apa.

"Apo, apa yang kau bawa itu.?"

Tanya Mile yang memang cukup penasaran dengan hal-hal yang baru dia lihat.

"Ohh,, ini alat untuk membawa kayu bakar juragan."

Jawab Apo dengan santainya, sedangkan Mile agak terkejut dan kembali bertanya.

"Jadi nanti pulangnya kau membawa kayu-kayu itu di punggungmu, apa itu tidak menyulitkan jalannmu.?"

Apo yang kembali mendapat pertanyaan dari juragannya pun hanya bisa menghela nafas pasrah pasalnya juragannya ini seperti orang yang tidak pernah melihat dunia luar.

"Sebenarnya sulit juragan, tapi saya sudah terbiasa jadi sudah tidak terlalu menyulitkan saat turun gunung, oh iya juragan nanti saya mau mampir ke pasar dulu buat beli perbekalan sekalian lewat."

Mile yang memang belum paham daerah sekitar pun hanya manggut-manggut dan selalu mengekori Apo.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sesampainya di pasar Apo yang biasanya tidak pernah menjadi pusat perhatian pun kini harus menahan perasaan malunya karena seisi pasar memandangi dirinya yang di buntuti juragan tampan dan kaya raya dari kota itu, sedangkan Mile yang memang masih asing dengan interaksi orang-orang sekitar pun malah semakin mendekatkan dirinya kepada Apo.

'Duuhhh,, juragan ini kenapa sih kok malah makin dekat-dekat, bukannya apa-apa tapi jantungku jadi tidak aman apalagi di lihatin sama orang satu pasar."

Ucap batin Apo yang jadi tidak menentu karena jantungnya juga berdebar sangat kencang.

"Kenapa kok liatin saya terus Po.?"

Apo yang terkejut pun hanya bisa melebarkan matanya karena jarak mereka terlalu dekat, dan Mile pun juga kembali di landa perasaan seperti kemarin-kemarin.

'Ini benar-benar gawat jantungku benar-benar bermasalah sepertinya'

Dan bukan cuma Apo, ternyata Mile pun juga sedang berperang dengan batinnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC.. 🙏🏻

Hallo rek hihihi i'm come back mbawa chapter 3 monmaap kalo ceritanya nggk nyambung dan gaje idenya agak sedikit samar-samar tapi ya semoga kalian masih tetap setia dan mau mbaca cerita ini, okey gengss happy reading lah pokoknya.

Sebenarnya mau tak up tadi malam tapi di tengah mengetik tetiba ketiduran jadi ya wes lah tak up sekarang aja buat asupan pagi hari. 🤭🤭

See you next chap. .👋🥰

Pai Pai.. 👋👋

Muuaaaccchhh... 😘😘😘😘

Pemuda Di Balik Kabut. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang