Chapter 4.

992 170 12
                                    

Skip time..

Sesampainya di gunung mereka berdua pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di dalam pondok tempat biasa Apo menginap saat sedang mencari kayu bakar.

"Juragan, hari sudah lumayan siang saya masuk ke dalam hutan dulu ya buat nyari kayu bakarnya, juragan tunggu saja saya di sini nanti sebelum senja saya sudah kembali kok."

Apo berpamitan kepada Mile, karena hari sudah cukup siang jadi Apo memutuskan untuk menyudahi waktu istirahatnya.

"Maksud kamu saya harus nunggu di sini sendirian begitu.?"

Jawab Mile yang merasa sedikit keberatan.

"Iya juragan di sini saja dan nggak usah kemana-mana, saya cuma sebentar kok."

Apo masih berusaha membujuk sang juragan supaya mau untuk di tinggal, bukan apa-apa sebenarnya Apo malas kalau harus di buntuti Mile karena menurut Apo, Mile itu terlalu kepo dengan hal-hal yang baru di lihatnya.

"Nggak nggak saya nggak mau kalau harus di tinggal kamu sendirian, nanti kalau tiba-tiba ada binatang buas gimana."

Mendengar ucapan Mile, Apo pun mulai sedikit gerah.

"Ya kalau tiba-tiba ada binatang buas paling-paling juragan di makan, hahahaha."

Jawab Apo sambil tertawa dengan girangnya.

"Loh kok gitu sih, ohhh saya jadi curiga nih jangan-jangan kamu ngajak saya kesini emang mau sengaja buang saya kan.!?"

Mile yang melihat Apo ketawa girang pun malah semakin kesal di buatnya.

"Eh juragan jangan asal nuduh ya, ngebuang ngebuang, kalau juragan masih bayi mah gampang aja ngebuangnya lah kalau juragan udah tua begini gimana mau ngebuangnya, sembarangan mulu nih.!!"

Apo jadi semakin kesal dengan tingkah Mile yang berbanding terbalik dengan paras tampannya.

"Ya udah kalau begitu pokoknya saya ikut saya nggak mau kalau harus di tinggal."

"Ya ampun juragan, di dalam hutan tuh medannya susah juragan kan baru pertama kali naik gunung ntar yang ada kerjaan saya malah nggak beres-beres lagi karena harus ngurusin juragan."

Apo masih berusaha membujuk Mile agar juragan rese itu tidak ikut.

"Ya justru itu kamu kan tau saya baru pertama kali naik gunung, masa saya harus di tinggal sendirian sih.!"

Dan lagi-lagi Apo pun hanya menghela nafas pasrah mencoba menahan perasaan kesal di hatinya.

"Ya udah kalau memang juragan mau ikut sama saya boleh, tapi ada syaratnya juragan nggak boleh berisik, dan juragan juga nggak boleh jauh-jauh dari saya.!"

Ucap Apo dengan nada tegas tanda dia tidak mau di bantah lagi.

"Tadi katanya nggak boleh ikut kok sekarang malah nggak di bolehin jauh-jauh dari kamu."

Mile tersenyum menang sambil menaik turunkan alis tebalnya sengaja menggoda Apo.

"Juragan tolong jangan terlalu percaya diri ya, saya ngelarang juragan untuk tidak jauh-jauh dari saya itu hanya karena saya nggak mau juragan ilang dan tersesat.!"

Kekesalan Apo sudah sangat menumpuk menghadapi Mile yang super duper ngeselin dan sangat pemaksa.

"Iya iya Po, saya nurut sama kamu."

Kalau boleh jujur sebenarnya Mile sangat menyukai ekspresi wajah Apo dia sangat mudah berganti raut wajah sebentar-sebentar ceria, sebentar-sebentar cemberut, sebentar-sebentar marah-marah dan itu seperti hiburan tersendiri buat Mile.

"Ya sudah ayo kita berangkat, usahakan kita keluar dari hutan sebelum gelap."

Mile pun hanya menurut dan terus mengekori Apo seperti anak bebek yang mengikuti induknya.
.
.
.
.
.
.
.
Sesampainya mereka di dalam hutan Apo pun mulai menebang beberapa kayu yang tidak terlalu besar untuk di jadikan kayu bakar terkadang Apo juga memotong beberapa kayu yang sudah tumbang, jujur saja Apo itu sangat mencintai alam itulah alasannya Apo berusaha untuk mengurangi menebang kayu dan hanya mencari kayu-kayu yang sudah tumbang.

Di tengah kesibukan Apo, suara Mile pun kembali terdengar.

"Po, memangnya di jaman sekarang ini masih ada yang menggunakan kayu bakar ya.?"

Baru saja satu pertanyaan yang keluar dari mulut Mile dan Apo langsung di buat kesal setengah mati.

"Tolong ya juragan, bisa nggak kalau tidak menanyakan hal-hal yang aneh, harusnya juragan udah tau dong jawabannya gimana, kalau sudah tidak ada yang menggunakan kayu bakar ngapain saya susah-susah nyari sampai harus naik-naik gunung begini.!"

Mile kembali terkekeh dia sangat suka membuat Apo kesal karena menurut Mile, Apo terlihat sangat lucu jika sedang melotot ke arahnya, dan otak jahil nya pun kembali bekerja.

"Apo.!!"

Mile kembali memanggil Apo dan kali ini suaranya lebih keras.

"Kenapa lagi sih.!"

Jawab Apo dengan sangat kesal.

"Nggak papa, hahahaha."

"Astagaaaaaa,, nggak jelas banget jadi orang.!"

Dari awal Mile bilang akan menurut sebenarnya Apo sangat-sangat tidak percaya, terbukti sekarang Apo di buat emosi sepanjang bekerja.
.
.
.
.
.
.
.
Tak terasa hari sudah menjelang petang dan mereka berdua pun kini sudah kembali beristirahat di dalam pondok sambil memakan makanan yang di masak oleh Apo beberapa saat yang lalu.

Apo yang merasa suasana terlalu hening pun memutuskan untuk membuka suaranya.

"Emm,, juragan rencananya berapa lama mau tinggal di sini.?"

Mile yang mendengar Apo bertanya padanya pun kemudian menghentikan suapannya dan menatap Apo.

"Mungkin sekitar 3 bulan sambil menunggu proyek selesai."

Jawab Mile dan kemudian melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

"Terus kalau proyek selesai juragan langsung pulang gitu.?"

Kali ini Mile sedikit tersenyum dan kembali menatap Apo.

"Kenapa memangnya Po, kamu nggak mau saya pulang, kamu suka sama saya.?"

Apo melotot ke arah Mile dia benar-benar heran kok ada manusia kelebihan rasa percaya diri seperti Mile.
.
.
.
.
.
.
'Tapi kok jantungku deg-degan lagi ya"

Ucap batin Apo.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC.. 🙏🏻

Haayyyy hihi rencana mau up besok tapi sudahlah sekarang aja mumpung lg mood juga, besok keknya mood ku hancur lagi gegara tawon.

Oke gengs happy Reading lah pokoknya vote dan komen ojo lali rek, spoiler sitik nanti chap 6 mau tak mulai gonjang ganjing nya. 🤭🤭🤭

See you next chap. . .👋💕

Mmuuaacchhh.. 😘😘

Pemuda Di Balik Kabut. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang