Chapter 9.

882 148 14
                                    

"Kamu tau apa yang aku maksud, Mile."

Jawab wanita bernama Rose sambil tetap menyeringai ke arah Mile, atau bisa kita panggil dengan sebutan istri Mile.

"Kamu jatuh cinta kan Mile.?"
.
.
.
Uhuk.. Uhuk.. Uhuk..

Mile yang sedang meminum air putih pun seketika tersedak mendengar ucapan istrinya.

"Jangan ngelantur kamu ya Rose.!"

Rose yang sudah bisa menebak reaksi Mile pun hanya bisa menertawakan suaminya itu.

"Hahahaha,,, santai saja pak CEO nggak perlu naik oktaf begitu, hidup bareng dari jaman kita sekolah dasar sampai sekarang jadi istri kamu walaupun sama-sama kepaksa, yahh paling tidak aku tau banget gimana ekspresi kamu kalau sedang jatuh cinta."

Ya, Rose adalah teman dekat Mile sejak sekolah dasar alasan mereka menikah adalah karena Mile yang meminta Rose untuk menolongnya.

Pada saat itu Mile akan di jodohkan oleh Ayahnya namun Mile tidak mau karena memang dia tidak tertarik pada wanita, Ayah Mile murka mengetahui akan hal itu karena bagaimanapun Mile harus memiliki seorang pewaris, Ayahnya menyuruh Mile untuk tetap menikah dan Mile yang memang tidak ingin memperpanjang masalah pun akhirnya setuju dengan syarat dia mau menikah dengan pilihannya sendiri, dan mau tidak mau Ayah Mile pun akhirnya mengalah.

Mile yang pada saat itu bingung memikirkan siapa yang harus di nikahinya pun akhirnya berkunjung ke rumah sahabatnya itu, Mile menceritakan semua permasalahannya dan berakhir dengan mereka membuat sebuah perjanjian, dimana Mile meminta Rose untuk menjadi istrinya dan Rose menyetujuinya dengan syarat dia tidak mau tidur satu kamar dengan Mile karena Rose sudah menganggap Mile seperti saudara kandungnya sendiri.
.
.
.
.
.
Dan di sinilah mereka tinggal satu atap namun tidak pernah satu kamar bahkan mereka juga tidak mau satu lantai, terbukti dengan kamar Mile di lantai dua dan Rose tidur di kamar lantai satu di kediaman Mile yang bak istana itu.
.
.
.
.
"Aneh-aneh aja kamu Rose."

Jawab Mile setelah selesai dengan keterkejutannya.

"Hahaha,,, ya udah sih santai aja Mile, kita makan malam dulu nanti abis selesai makan aku mau ngomongin sesuatu sama kamu."

Ucap Rose dengan nada seriusnya, Mile memang merasa sedikit aneh saat Nodt menghubungi nya dan mengatakan kalau Rose sakit, pasalnya Mile tahu betul bahwa sahabatnya itu tidak akan tumbang atau bahkan sampai membutuhkan seseorang hanya karena demam, Mile yakin Rose mempunyai maksud tertentu sampai menyuruhnya untuk pulang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah makan malam selesai kedua pasutri itu pun duduk di ruang TV sambil menikmati coffe latte hangat, Mile yang sudah sangat penasaran akan maksud sahabatnya itu pun memutuskan untuk membuka percakapan lebih dulu.

"To the point saja Rose, kamu ada maksud apa sebenarnya sampai kamu meminta saya untuk pulang.?"

Rose yang memang sudah hafal dengan tabiat Mile pun semakin menyeringai, menurutnya Mile sama sekali tidak berubah di mata Rose, Mile masih bocah yang sama seperti saat mereka masih di bangku pendidikan.

Ya, Mile adalah pria yang memiliki rasa penasaran cukup tinggi, dia akan terus bertanya dan mencari tahu sampai dia merasa puas.

"Heh,, Mile Mile, kamu itu sadar nggak sih umur kamu udah berapa bisa-bisanya jiwa kepo kamu nggak ilang-ilang dari dulu."

Jawab Rose sambil terkekeh geli.

"Udahlah Rose, kamu itu nggak usah bikin saya tambah penasaran ya.!"

Ucap Mile dengan nada sedikit kesal karena Rose terkesan membuang-buang waktu istirahatnya yang berharga.

Rose yang melihat Mile memasang wajah galaknya pun akhirnya mengalah.

"Haahh,,, tadi Mami sama Papi kamu kesini Mile."
.
.
.
Deg.!
.
.
.
Mile sedikit terkejut dia pikir yang berkunjung hanya Ibunya ternyata Ayahnya juga datang.

"Terus mereka nanyain apa aja sama kamu.?"

Mile merasakan firasat yang kurang baik, dia yakin Rose pasti melakukan sesuatu tanpa membicarakan dulu dengannya.

"Mereka tahu kalau kita pisah ranjang Mile."

"Terus kamu ngomong apa sama Mami Papi.?"

"Yaaa,, karena mereka udah terlanjur tau jadi aku jelasin aja semua kebenarannya, lagipula aku juga udah capek Mile menutupi semua ini selama lima tahun, kamu nggak merasa bersalah gitu udah bohongin Mami Papi kamu selama ini.?"

Mile terdiam, firasatnya benar-benar terjadi.

"Kamu kenapa nggak bicarakan dulu sama saya sih Rose, harusnya kamu ngomong dulu sama saya kalau memang ini udah jadi keputusan kamu."

Rose hanya bisa menghela nafas lelah dan kemudian menyesap kopi hangatnya, dia merasa butuh energi lebih untuk menghadapi suaminya yang keras kepala itu.

"Mile,, kamu nggak usah mengkhawatirkan semua ini, aku bertindak sejauh ini juga karena memang keputusanku sudah bulat, dan tentu saja aku juga sudah siap bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan ini."

Mile hanya terdiam dan memikirkan bagaimana nanti harus menghadapi amukan Ayahnya.

"Aku menjelaskan semua tentang kita ke orang tua kamu Mile, tentu saja mereka marah terutama Papi kamu, tapi mereka bukannya marah karena kamu mereka marah karena mereka kecewa perihal kita yang membohongi mereka selama ini."

Ucap Rose dengan tutur kata dan nada yang sangat tenang, dia tau Mile sedang kalut dengan perasaannya.

"Lalu selanjutnya apa yang terjadi Rose, apa Mami dan Papi menyuruh saya untuk datang ke rumah utama.?"

Rose hanya menggeleng kecil kemudian dia bangkit dan mengambil sebuah map dari dalam laci yang ada di bawah meja TV.

"Tenang dulu Mile, aku kan tadi udah bilang sama kamu, aku udah jelasin semuanya ke orang tua kamu, mereka memang kecewa pada awalnya tapi akhirnya mereka mengerti Papi juga akhirnya mengalah, tapi mungkin Papi belum mau ketemu sama kamu untuk sementara ini."

Mile menghela nafas lega yah walaupun ayahnya kecewa tapi setidaknya dia tidak akan kena amuk lagi.

"Terimakasih banyak ya Rose, kamu selalu membantu saya dari dulu sampai sekarang."

"Iya sama-sama Mile, ya udah sekarang kamu tanda tangani surat ini dan dengan begitu kita resmi berpisah."

Ucap Rose dengan entengnya sambil menyodorkan sebuah map coklat kepada Mile tanpa memikirkan orang yang di tuju sedang melotot ke arahnya sangkin terkejutnya dengan serangan bertubi-tubi yang di terimanya.
.
.
.
"Kamu gila Rose.!"
.
.
.
.
.
.
.
TBC.. 🙏🏻💕

Hallo gesss hihihi jumpa lagi dengan saya piye bosen ndak sama aku. 🤭🤭

Ini kann yang kalian mau cerai cerai dan cerai anjim ribut bgt dah kalian pada. 🤣

Okeh happy reading monmaap kalo agak gk nyambung soalnya sempat buntu di tengah jalan. 🤭🤭

See you next chap.. 👋💕

Kethjub basah dari author.

Mmuuuaaaccchh. 😘😘💋💋

Pai.. Pai.. 👋💕

Pemuda Di Balik Kabut. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang