Chapter 8.

881 154 33
                                    

Keesokan paginya Apo terbangun pagi-pagi sekali karena merasakan sakit di punggungnya akibat posisi tidurnya yang salah, setelah bangun dan merenggangkan tubuhnya Apo pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, di dalam kamar mandi Apo termenung mengingat kejadian semalam hatinya sangat hancur seakan hanya untuk bernafas pun terasa sangat sesak.

Apo terus membasahi tubuhnya bersamaan dengan air matanya yang terus mengalir membasahi pipinya.

Selesai membersihkan diri Apo bersiap untuk berangkat kerja yang artinya Apo harus kembali ke penginapan di mana dia harus kembali bertemu dengan orang yang telah menghancurkan hati dan perasaannya.
.
.
.
.
.
.
.
Sesampainya di penginapan Apo segera mengambil beberapa alat yang dia perlukan dan kemudian Apo pun mulai menyapu halaman samping yang mana itu mengarah langsung ke balkon kamar tempat Mile menginap.

Sedang sibuk mencabuti rumput dan memotong beberapa dahan tanaman yang cukup mengganggu, Apo pun di kejutkan dengan suara pintu balkon yang terbuka.

Apo menoleh ke arah sumber suara, kabut masih sangat tebal di pagi hari namun samar-samar dia melihat seorang pria dewasa yang menggunakan tshirt berwarna hitam dan celana kain dengan warna yang senada dan di padukan dengan coat panjang berwarna marun, rambutnya di tata rapi namun sedikit basah menandakan sang empu baru saja selesai membersihkan diri.

Apo merasakan hatinya semakin sakit melihat seseorang yang dia dambakan terlihat sangat sempurna dengan aura dominannya yang sangat pekat membuat siapapun yang melihatnya akan bertekuk lutut dengan sendirinya.

"Apo, itu kamu kan.?"

Asik melamun Apo sampai tidak sadar orang yang sedari tadi dia perhatikan menegurnya dari balkon tempat seseorang itu berdiri.

"Eh,! Iya Mas ini aku Apo."

Jawab Apo sedikit tergagap karena memang dia lumayan terkejut.

"Tumben Mas, jam segini udah bangun.?"

Lanjut Apo, karena memang ini masih terlalu pagi dari jam bangunnya Mile di hari biasa.

"Iya Po, saya nggak bisa tidur semalaman."

"Kenapa nggak tidur Mas.?"

Tanya Apo sambil terus melanjutkan pekerjaannya tanpa berniat melakukan kontak mata dengan Mile.
.
.
.
.
.
.
Beberapa menit berlalu namun Apo tetap tidak mendapatkan jawaban, merasa aneh Apo pun menoleh ke arah balkon dan dia sedikit terkejut karena orang yang mengajaknya bicara ternyata sudah tidak ada di tempatnya.

"Nyariin saya, Po.?"

Apo menoleh ke arah pintu keluar penginapan di sana dia melihat sosok laki-laki yang sedang berjalan ke arahnya, kabut masih menyelimuti sosoknya yang sekarang sudah berdiri tepat di hadapan Apo.

"Saya mau pulang hari ini, kamu baik-baik aja kan Po.?"

Mile bertanya sambil menangkup kedua sisi wajah Apo dengan kedua telapak tangannya yang terasa dingin di terpa udara pagi pegunungan.

Sedangkan Apo yang di tanya hanya bisa menunduk sambil memejamkan matanya berusaha untuk menghirup dan mengingat aroma wangi maskulin yang memabukkan dari tubuh Mile.
.
.
.
.
.
Setelah puas menghirup dan menyimpan aroma tubuh Mile, kemudian Apo pun mengangkat wajahnya menatap langsung ke arah mata tajam Mile yang terus menatapnya sejak tadi.

"Apa menurut kamu, aku keliatan baik-baik aja Mas.?"

Jawab Apo sambil berusaha menahan air matanya agar tidak kembali mengalir.

Mile yang mendengar suara Apo sedikit bergetar pun semakin mendekatkan tubuhnya dan kemudian menyatukan keningnya.

"Sekali lagi saya minta maaf sama kamu Po, saya sama sekali nggak bermaksud buat nyakitin kamu."

Suara Mile yang lembut membuat pertahanan Apo runtuh seketika, air matanya mengalir dengan deras membasahi pipinya yang memerah karena menahan tangisanya sejak tadi.

"Berhenti minta maaf Mas ini bukan salah kamu, ini semua terjadi karena aku yang kurang mengerti kamu, makasih banget ya Mas kamu udah hadir di kehidupan aku, kamu udah bikin hari-hari sepi aku jadi lebih berwarna, dan maaf ya Mas karena aku sering marah-marah dan ngomelin kamu padahal kita nggak ada hubungan apa-apa, aku berharap semoga kamu dan keluarga kamu selalu bahagia dan sampaikan salamku buat istri kamu Mas, semoga istri kamu cepat sembuh, pulanglah Mas dan hati-hati di jalan."

Mile tidak bisa mengatakan apapun lagi meskipun pikirannya berkecamuk sangkin banyaknya kata yang tidak bisa dia utarakan.

"Saya pulang ya Po, saya akan selalu mengingat semua tentang kamu sampai kapanpun itu."
.
.
Cup
.
.
Mile mengecup kening Apo dan menyatukan kembali kening mereka sebentar, memejamkan matanya seakan ingin memasukan Apo ke dalam otaknya baru setelah itu Mile benar-benar pergi meninggalkan Apo yang hanya bisa memandang sebuah mobil yang kini semakin menjauh membawa orang yang sudah merampas hatinya sejak dua bulan yang lalu.
.
.
.
.
Apo mendudukkan tubuhnya di atas rerumputan hijau, dia menangis lagi dan lagi menyentuh keningnya yang masih terasa hangat karena bibir itu, kemudian tangannya turun ke dada meremas bagian depan kaosnya sambil bergumam.

"Aku tidak akan mau jatuh cinta jika rasanya sesakit ini Mas."

Dan kabut pun semakin menebal seakan semesta tau ada hati yang sedang menjerit di bakar panasnya api cinta.
.
.
.
.
.
Skip time.
.
.
Sesampainya Mile di rumah dia segera masuk ke kamarnya, membersihkan dirinya dan kemudian turun ke meja makan.

"Makan dulu Mile, kebetulan tadi mami dateng bawa banyak makanan karena mami tau aku sedang sakit."

Ucap seorang wanita berparas cantik, anggun, dan lembut, wajahnya sedikit pucat karena memang sedang kurang sehat.

"Nodt bilang kamu sakit, kok nggak istirahat aja di kamar.?"

"Haahh,, ya ampun Mile kamu tuh kayak nggak tau aja aku orangnya nggak betah kalau harus berdiam diri terus-menerus, lagian kamu juga aneh Mile, pulang kok hatinya nggak di bawa."

Jawab wanita itu sambil menyeringai.

"Maksud kamu apa, Rose.?"

Mile mengernyit bingung dan juga merasa sedikit was-was.

"Kamu tau apa yang aku maksud, Mile."

Jawabannya masih dengan di iringi seringai jahil di wajah cantik wanita bernama Rose tersebut.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC.. 🙏🏻

Assalamu'alaikum gaess ketemu lagi nih kita, gimana kabarnya sehat atau udah gila karena episode 12 kemaren.

Hihihihihi happy reading aja deh monmaap kalo nggak nyambung. 🤭🤭

See you next chap.. 👋💕

Ketjup basah dari author.

Mmuuaacchhh.. 😘😘💋💋

Pai.. Pai.. 👋👋👋

Pemuda Di Balik Kabut. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang