005

1.7K 223 18
                                    

Assalamu'alaikum.

Shalom.

Om Swastiastu.

Namo Buddhaya.

Salam Kebajikan.

"Halooo mama Sia yang cantik!" Sapa Sia dengan sedikit berteriak begitu keluar dari dalam lift

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halooo mama Sia yang cantik!" Sapa Sia dengan sedikit berteriak begitu keluar dari dalam lift.

Kini gadis itu memakai baju oversize selutut berwarna hitam dengan rambut setengah basahnya yang terurai begitu saja.

Wajah sumringah Sia kian menghilang saat pandangannya menemukan para manusia tanah jahannam yang kini ikut duduk bersama mamanya yang cantik di ruang makan.

Tentunya perubahan mimik wajah gadis itu tak luput dari pandangan para pria yang menatapnya dengan tatapan yang berbeda.

"Duh anak ini! Udah dibilangin keringin rambut dulu, bandel banget sih! Entar kalau sakit siapa yang repot?" Omel mama Sofie menatap gemas putri sambungnya itu.

Sedangkan yang diomel hanya terkekeh dengan menampilkan gigi putihnya yang tersusun rapi.

"Kan ada mama Sia yang cantik yang ngurusin Sia kalau lagi sakit," jawabnya sembari memeluk tubuh mama Sofie dengan manja.

"Jangan gini sayang, nggak malu apa sama teman-teman kakak kamu?" Ucap mama Sofie sembari menatap satu per satu wajah Gerald, Ivan, juga Dion yang kini hanya bisa menampilkan senyum canggung mereka.

"Ngapain malu? Ini rumah Sia, ya suka-suka Sia dong mau ngapain! Yang harusnya malu itu yang ada rumah sendiri tapi masih aja numpang makan di rumah orang, mana makannya nggak bayar lagi, dikira ini rumah sedekah apa!" Sewot Sia sembari menatap tak suka ketiga pria itu.

"ARTEMESIA!" Bentak Derrick dan Devan secara bersamaan.

Kedua pria itu menatap benci Sia yang dibalas gadis itu dengan tatapan mengejek.

"Sudah! Sudah!" Lerai mama Sofie begitu melihat tatapan permusuhan diantara ketiga anaknya.

"Sia! Nggak boleh ngomong kayak gitu, mama nggak suka!" Ucap mama Sofie pada Sia.

"Kalian juga! Nggak usah bentak adik kalian segala, kan bisa dikasih tau baik-baik!" sambungnya dengan menatap kedua putranya.

"Gerald, Ivan, Dion." Ketiga pria yang merasa dipanggil menatap mama Sofie dengan tatapan bertanya.

"Mama minta maaf ya atas ucapan Sia barusan, Sia dinyatakan amnesia sama dokter makanya dia nggak kenal sama kalian, mohon dimaklumi sikapnya ya," lanjutnya dengan tatapan tak enak.

"Nggak papa ma, kayak sama siapa aja." Ucap Ivan dan dengan santainya kembali memakan makanannya seperti tanpa beban.

Hal itu langsung membuat Sia memutar bola matanya jengkel, "udah disindir pun tetap aja nggak ngerti, ini nggak tau diri apa emang nggak ada harga diri?"

Type GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang