• Who is the prettiest girl? Artemesia
• Who is the sexiest girl? Artemesia
• Who is the hottest girl? Artemesia
• Who is the most wanted girl? Artemesia
• Who is the richest girl? Artemesia
• Who is the perfect girl? Artemesia
Artemesia Isabella Ba...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mama Sofie yang cantik, Sia pulang!" Teriak Artemesia sembari bersenandung ria.
Tanpa ia sadari, ada tiga orang lelaki berbeda usia tengah menatapnya dengan tatapan yang berbeda.
"Kurang ajar! Beraninya kamu ngelewatin saya begitu saja!"
Langkah Sia langsung berhenti, tubuhnya perlahan memutar ke arah datangnya suara tersebut.
Dia bisa melihat dua orang kakak laki-lakinya bersama seorang pria paruh baya yang tak dikenalinya, tatapan ketiganya bertemu terutama tatapan si pria paruh baya itu yang nampaknya cukup terkejut.
"Maaf, anda siapa ya?" Tanya Sia sebisa mungkin berusaha untuk sopan.
Brakk
Pria itu dengan keras memukul meja sofa lalu menatap gadis itu nyalang.
"Berhentilah bersandiwara Artemesia Isabella! Berhenti bersikap seolah-olah kamu benar-benar amnesia karena saya tau itu hanyalah akal busukmu saja!" Bentak pria paruh baya itu dengan penuh tekanan.
Dari tatapannya saja sudah dapat Sia tebak seberapa bencinya pria itu padanya.
"Ingat ini Artemesia, sampai mati pun kau hanyalah seorang pembunuh!"
"MORGAN!"
Semua atensi beralih ke pintu masuk dimana Sofie berdiri di sana dengan wajahnya yang memerah menahan amarah.
Dengan langkah cepat wanita paruh baya itu melangkah ke arah Morgan, suaminya.
Plakk
Satu tamparan kuat mendarat di pipi kiri pria paruh baya itu, ketiga pria itu nampak terkejut akan tindakan Sofie terkecuali Sia yang hanya bisa memandang mereka dengan tatapan datar tak berekspresi.
"Cukup Morgan! Cukup!" Kata Sofie dengan mengangkat tangannya di hadapan Morgan.
"Sudah aku kasih tau berulang kali kalau Sia benar-benar amnesia dan bahkan dokter sendiri saja nggak tau kapan ingatannya bisa kembali, dan kamu tau siapa pelakunya?" ujar Sofie panjang lebar, "KAMU MORGAN! KAMU!" lanjutnya dengan membentak suaminya itu.
"Kalau bukan karena kamu yang selalu menyebutnya seorang pembunuh, dia nggak akan depresi dan nggak akan mencoba untuk membunuh dirinya sendiri! Hiksss,,,,a-aku bukan ibu kandungnya hikss,,,t-tapi hatiku sakit! Anak sekecil ini harus hidup dengan menanggung kesalahan yang nggak pernah diperbuatnya, semua orang menyalahkan dan selalu menyebutnya pembunuh! Tapi apa? Dia bahkan nggak bisa menggenggam pisau dengan benar, bagaimana dia bisa menjadi seorang pembunuh hah?!"