• Who is the prettiest girl? Artemesia
• Who is the sexiest girl? Artemesia
• Who is the hottest girl? Artemesia
• Who is the most wanted girl? Artemesia
• Who is the richest girl? Artemesia
• Who is the perfect girl? Artemesia
Artemesia Isabella Ba...
Halo semua! Sebelum lanjut ke cerita, I wanna say thanks a lot buat dukungan kalian untuk cerita ini.
Satu vote kalian itu sangat berarti banget buat aku, mengingat ini cerita pertama aku.
I actually feel bored to write this story tapi makin dapat banyak notifikasi vote dari kalian makin buat aku tambah bersemangat buat nulis walau kadang otak lagi mumet nggak tau mau nulis apa.
So thank you banget guys, thanks a lot, nggak bisa berword-word lagi aku buat ngungkapin betapa senangnya aku:)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brakk
Pintu ruang OSIS terbuka dengan kuatnya membuat orang-orang di dalamnya terkejut bukan main. Atensi mereka langsung tertuju pada si pelaku yang masih berdiri di depan ruangan tersebut dengan wajah menyeramkannya.
Ingin mengumpat tapi tak bisa karena si pelaku yang menendang kuat pintu ruang OSIS adalah anak pemilik dari ruang OSIS sekolah itu, Ryu Calix Evander de Arcy.
Mata Ryu yang tajam menyapu seisi ruangan tersebut dan atensinya terkunci pada Dion dengan Ivan yang tengah duduk di sofa.
"Eh siapa nih? Hai Ryu!" Seorang gadis cantik dengan baju ketatnya yang mencetak tiap lekuk tubuhnya tiba-tiba berjalan ke arah Ryu.
Atensi Ryu langsung beralih ke gadis itu, mata tajamnya bak elang seperti akan menguliti gadis itu hidup-hidup. Tak ayal hal itu mampu membuat gadis cantik itu meneguk salivanya dengan susah payah.
Kaki Ryu melangkah maju secara perlahan dengan mata yang tak lepas dari gadis cantik itu.
"L-lo ke sini mau ketemu gue?" tanyanya gugup.
Walaupun aura mencengkramkan Ryu membuatnya menjadi takut tapi tak menutup kemungkinan jika saat ini jantungnya sedang berpacu kencang akibat ketampanan Ryu yang terkenal seantero Gloria.
Sudut bibir Ryu terangkat, langkahnya berhenti tepat di depan gadis itu, wajahnya ia condongkan ke depan hingga mengikis jarak keduanya, bau maskulin menusuk indra penciuman gadis itu membuatnya langsung menutup matanya segera.
"Lo,,,bukan Artemesia yang bisa bikin gue jatuh cinta."
Kedua mata gadis itu lantas terbuka dengan tatapan tak percaya, mata cantiknya dapat menangkap ekspresi meremehkan dari Ryu lantas membuat gadis itu menjadi panas dingin, tangannya terkepal hebat, wajahnya kian memerah menahan malu, apalagi saat ini anak-anak OSIS tengah menertawakannya secara terang-terangan.
"O-oh, Artemesia ya? L-lo cari Artemesia? Di-dia nggak ada di sini soalnya dia bukan anak OSIS." Kata gadis itu mencoba terlihat tenang untuk menutupi rasa malunya.
"Ck, tolol."
Gadis bernama Amanda itu lantas pergi meninggalkan ruangan OSIS dengan kesal, sedangkan Ryu langsung bergegas ke arah Dion dan tanpa kata sebuah bogeman mentah mendarat di wajah babak belur pria itu.