015

275 41 17
                                    

Lanjotttt

"Arghhhhh! Gue kenapa tadi? Ihhhh bikin malu aja! Huwaaaaa!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arghhhhh! Gue kenapa tadi? Ihhhh bikin malu aja! Huwaaaaa!"

Saat ini Artemesia tengah uring-uringan di atas kasurnya, sesekali ia menggigit bantalnya kuat, sesekali ia meronta-ronta atau bahkan menendang tak jelas arah.

"MALU BANGET ANJIRLAH!" teriaknya dengan membanting kuat tubuhnya di atas kasur.

Dirinya bahkan belum sempat mengganti seragamnya setelah pulang sekolah, dia langsung membanting tubuhnya di atas kasur dan mulai menyesali perbuatan memalukannya tadi.

'Tapi,,,Ryu ganteng juga,'

"Arghh! Apa-apaan lo?! Nggak! Dia jelek!"

'Dia gentleman, apalagi pas meluk terus tangannya nggak berhenti ngusap punggung gue sampai gue benar-benar tenang,'

"TIDAKKK! Ihhhhh! Stop mikirin dia! Dia alay! Nggak gentle! Dia waria! Iya dia waria!"

'Dia bahkan nggak jijik sama seragamnya yang penuh sama ingus gue,'

"WEEEEEE JANGAN INGAT YANG ITUUU!!!"

.

.

.

"Bosan banget sumpah! Kenapa juga sekolah diliburkan, kan jadi nggak tau mau ngapain." Gerutu Artemesia lantaran bosan melandanya.

Tingg

Notif ponsel berbunyi membuat Artemesia mengalihkan perhatiannya pada benda berbentuk pipih itu.

ryucalixxx

Keluar.

Gue depan rumah lo.

Kedua bola mata Artemesia membulat sempurna, dengan tergesa-gesa ia keluar dari kamarnya dan menaiki lift untuk turun ke lantai satu, ia bahkan berlari dengan sekuat tenaga melewati para makhluk yang tengah bermain games di ruang tamu.

"Anjir! Ga ada tobat-tobatnya itu anak!" Kesal Derrick stik PS.

"Seksi banget adek lo." Kata Ivan menatap Artemesia tak berkedip.

"Apa perlu gue bakar semua bajunya?" Tanya Devan dingin sambil menatap lurus Artemesia yang kini tengah berdiri di depan pintu rumah.

Pertanyaan Devan membuat semuanya menatap dirinya aneh.

"Tumben lo peduli sama dia." Seru Gerald tapi tak dihiraukan oleh temannya itu membuat dirinya kesal.

Bagaimana mungkin tak menarik perhatian para makhluk itu, sedangkan Artemesia saja keluar dengan hanya menggunakan dress yang panjangnya hanya beberapa sentimeter di atas pahanya. Dress itu hanya disangga oleh dua tali tipis seperti sehelai rambut yang jika ditarik mungkin akan melorot. Tidak hanya itu, dia juga mencepol rambutnya sehingga leher dan punggung atasnya terlihat jelas.

Artemesia kini tepat berada di depan pintu utama rumahnya, mencoba menenangkan dirinya sebelum akhirnya ia membuka pintu tersebut.

"Ngapain lo kesini?" Tanya gadis itu terkejut melihat sosok Ryu yang nampaknya lebih terkejut melihat dirinya.

"Ngapain lo pake pakaian kek gini?! Gue bakar juga baju lo!" Bentak Ryu melotot.

"Apaan sih lo?! Datang ga diundang, marah-marah lagi!" Sewot Sia kesal.

"Ganti. baju. lo. sekarang. Artemesia!" Titah Ryu penuh penekanan.

"Apasih main nyuruh-nyuruh aja." Ucap Sia memutar kedua bola matanya malas.

Terdengar helaan nafas berat dari pria itu, "Ganti baju lo atau gue robek sekarang!"

Artemesia meneguk salivanya dengan susah payah. Apa-apaan ini?! Harusnya dia yang kesal, tapi melihat wajah Ryu yang seperti akan menguliti orang hidup-hidup, nyalinya langsung menciut.

"G-gue-"

"Lo nggak ada hak buat ngatur dia."

Suara Dion dari belakang memotong kalimat Artemesia, gadis itu menoleh ke belakang dan mendapati Dion dkk yang berjalan ke arahnya.

"Lo bukan siapa-siapanya dia, jadi lo nggak ada hak buat ngatur dia." Kata Dion lagi begitu dirinya berdiri tepat di samping Sia.

"Dan lo bukan siapa-siapanya dia buat ngelarang gue." Balas Ryu menatap Dion tajam.

"Dion memang bukan siapa-siapanya Sia, tapi gue abangnya Sia dan gue berhak atas adik gue!" Imbuh Devan.

Sontak hal itu membuat Ryu terkekeh geli, "abang yang nampar adiknya sendiri demi cewek lain? atau,," pria itu menggantung ucapannya lalu perlahan menatap Dion dengan tatapan membunuhnya, "abang yang saat ini main bareng cowok yang hampir ngebunuh adiknya?"

"Lo-"

"Diam ga?!!" Bentak Sia memotong kalimat Devan.

"Diam atau pergi dari rumah gue sekarang!" 

Tak ada yang berani bersuara, mereka hanya diam sesekali melakukan perang mata. Dengan kesal Artemesia melangkah masuk ke dalam rumahnya meninggalkan mereka yang sibuk memanggil namanya.

Gadis itu langsung merebahkan tubuhnya begitu tiba di kamar, sesekali ia menghembuskan nafasnya. Biarkan dia seperti ini sejenak, dia hanya berharap hari-hari yang dilalui terasa tetram dan damai. Tapi sepertinya Tuhan akan merasa bosan jika sehari saja tidak mempermainkan dirinya. Tuhan selalu tau cara menghadirkan masalah dalam hidupnya, yup! Cukup dengan menghadirkan Dion dkk bersama tuan putri mereka dan Ryu, setelah itu beribu lusin masalah akan mengantri padanya.

Daripada bergelut dengan pikirannya, Artemesia memutuskan untuk memposting foto terbarunya di instagram.

itsme.sia_

itsme

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

itsme.sia_ hoi orang-orang! Pa kabar?👋

Huweeee maapkan diriku ini yang luamaa banget baru update ceritanya, eh sekalinya update pendek banget lagi T_T

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huweeee maapkan diriku ini yang luamaa banget baru update ceritanya, eh sekalinya update pendek banget lagi T_T

Marah aja sini marah😡 biar akunya jadi rajin updatenya T_T

Type GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang