2

16 4 0
                                    

Pagi ini Hyunae tengah berjalan-jalan mengelilingi rumah sakit. Karena terlalu bosan di kamar maka dia memilih untuk keluar dan berjalan, walaupun memakan resiko yang besar karena pergi tanpa kursi rodanya. Hyunae tidak akan memikirkan masalah kepalanya yang mungkin bisa pusing seketika. Memilih mengabaikan daripada terus menerus dipikirkan.

Perkiraannya pagi ini adalah waktu yang tepat untuk keluar diam-diam tanpa kursi rodanya. Nyatanya salah, karena matanya tak sengaja menangkap presensi laki-laki yang tengah berjalan mendekati lift. Tepat sekali lift itu berada di sampingnya. Memikirkan berbagai cara untuk kabur, atau setidaknya menghindar. Ingin lari, tetapi tidak mungkin setelah mengingat tangannya yang sedang membawa infusan. Pas sekali matanya melihat seorang nenek yang sedang mendorong kursi rodanya sendiri. Baru saja akan mendekat, sebuah panggilan menghentikan langkahnya. "Hyunae?" Jungkook mendekat pada Hyunae.

Dengan antusias, Hyunae menyapa lelaki itu,
"Hai! Jungkook. Sedang apa kau disini?" Jungkook mengernyitkan dahi. "Tentu untuk menemuimu. Untuk apalagi memang?" Hyunae hanya terkekeh.

"Sebentar, sedang apa kau disini?"

"Berjalan-jalan," jawab Hyunae perlahan.

"Dimana kursi rodanya? Jangan bilang kau kemari berjalan?" Terlihat wajah Jungkook yang sepertinya akan marah jika Hyunae mengatakan kebenarannya. Dengan cepat otaknya mencari-cari jawaban yang tepat. Tiba-tiba dirinya teringat dengan nenek tadi. "Oh! T-tentu aku menggunakan kursi itu. Tapi aku meminjamkannya pada orang lain. Kau lihat itu!" Hyunae menunjuk nenek tadi yang masih belum pergi jauh. "Nenek itu, aku memberikannya padanya. Tadi dia terlihat sangat kelelahan, makanya aku pinjamkan."  Jungkook menghela nafas panjang. "Berbuat baik boleh, tapi ingat juga diri sendiri. Sudahlah ayo aku antar ke kamarmu." Hyunae hanya menurut.

Jungkook membuka pintu kamar rawat dan menuntun Hyunae masuk, membantunya berjalan takut-takut terjadi sesuatu. Matanya menangkap kursi roda yang berada di sisi ranjang. "Hyunae, kau bilang kursi rodamu di pinjam. Lalu itu milik siapa?" Seketika Hyunae mengutuk dirinya sendiri atas keteledorannya. "I-itu, y-ya aku meminta suster untuk membawa kursi roda yang baru ke kamarku. Ya, b-begitu." Tanpa berpikir panjang Jungkook hanya mengangguk mengerti.

"Kau, kenapa ada disini? Bukankah kau harus sekolah?"

"Hari ini libur. Ada rapat guru," jawab Jungkook setelah membantu Hyunae berbaring di ranjangnya.

"Kenapa kesini? Seharusnya kau habiskan harimu untuk bermain. Jangan terlalu sering ke rumah sakit. Kau tahu aku sangat muak melihatmu yang datang hampir setiap hari."

Jungkook berdecak, "Aku kesini karena aku tahu kau tidak akan bisa bertahan tanpaku." Hyunae memutar bola matanya malas.

Jungkook mengambil satu buah apel yang tersedia di meja. Memotong apel itu menjadi beberapa bagian, dan menyuapinya kepada Hyunae. Dengan senang hati Hyunae membuka mulutnya dan membiarkan Jungkook memasukkan apelnya.

"Jadi, apakah kau sudah bertemu dengan dokter lagi?" tanya Jungkook sambil duduk di kursi samping ranjang. "Tidak. Eomma yang menemuinya. Kemarin mungkin."

"Apa kata dokter?"

"Besok aku akan melakukan pemeriksaan lagi untuk mengetahui kondisiku."

"Aku harap kau baik-baik saja." Jungkook menghela nafas gusar. Selalu ada rasa khawatir tentang masalah penyakit yang di derita Hyunae. Hyunae mengelus bahu Jungkook sambil mengatakan bahwa dirinya akan baik-baik saja.

"Oh ya! Jungkook-ah, Aku sudah membuat lagu baru itu," aku Hyunae antusias. Mulutnya masih menerima suapan apel yang diberikan Jungkook.

"Really? Secepat itu?" Hyunae mengangguk. "Ya! Pianoku yang akan menjadi pengiringnya. Kau tahu bukan, aku sangat menyukai piano."

"Boleh aku mendengarnya?"

"Tidak untuk lagu itu. Tapi jika kau mau, aku bisa memainkan piano dengan lagu lain."

"Yasudah mainkan untukku," Hyunae mengangguk dan meminta Jungkook untuk membantunya mendekat pada piano kesayangan yang orang tuanya simpan di ruang rawatnya.

Pertama-tama Hyunae menekan-nekan tuts piano untuk mengecek bunyinya. Setelah yakin dengan suaranya, tangan mulus Hyunae mulai menekan tuts piano itu sesuai dengan iramanya. Hyunae memainkan piano dengan lagu instrumental crying alone. Suara alunan piano terdengar di rungu Jungkook. Jungkook tahu lagu ini, lagu yang sangat Hyunae sukai dan sudah tidak asing lagi di telinganya.

Hyunae memainkannya dengan sepenuh hati. Sampai-sampai air matanya jatuh mengenai tuts piano yang ia mainkan. Tanpa Hyunae sadari pula, dibelakangnya Jungkook sedang berusaha menahan air matanya untuk keluar.

Lagunya terlalu membawa suasana yang menyedihkan.




TBC

Good job

Nest [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang