Angin malam Jungkook rasakan di bawah bintang-bintang di langit. Suara hamparan ombak terdengar di telinganya dengan suara canda tawa yang mengiringinya. Kelima orang itu asik bermain satu sama lain, tidak menyadari apa yang terjadi dengan kedua orang yang memisahkan diri mereka.
Jungkook memejamkan matanya, menarik nafas perlahan berniat mengatakan sesuatu yang teman-temannya itu tak tahu.
"Teman-teman," ucap Jungkook memanggil. Tetapi tidak ada satupun yang mendengar. Dengan keras Jungkook memanggil, "Teman-teman!" Kelima orang itu menghentikan pergerakannya dan menoleh pada Jungkook.
"Semuanya sudah berakhir," ujar Jungkook lirih, tapi masih terdengar oleh kelima teman-temannya.
"Apa maksudmu?" tanya Yona tak mengerti.
"Hyunae sudah berakhir." Perkataan Jungkook itu membuat kelima orang itu membeku. Tiba-tiba saja hawa dingin menyerang.
"Apa yang kau katakan? A-aku tidak mengerti! Hyunae bahkan masih tertidur di bahumu," Nara menunjuk Hyunae yang duduk di samping Jungkook menyenderkan kepalanya ke pundak lelaki itu dengan mata terpejam.
Jungkook menatap ke arah teman-temannya dengan mata memerah. Menahan air mata yang ingin jatuh. "D-dia sudah berakhir. Dia sudah pergi." Jungkook menundukkan wajahnya menjatuhkan air mata yang tertahan.
Yona, Nara dan Yumi mendekat pada Jungkook. "Hey, kau bercanda? Hyunae bilang padaku dia lelah dan ingin tidur. Dia hanya tertidur kan? Benar bukan?" ucap Yona sambil memandang Jungkook dengan tatapan sendu. Jungkook bahkan tidak membalas apapun. Yang ada suara isak tangis lelaki itu terdengar, membuat teman-temannya terkejut.
Dengan gerakan cepat Yona mendekati Hyunae dan menyentuh lengan wanita itu. "Jung! D-dia hanya tertidur. A-aku yakin. Hyunae-ya, b-bangunlah! Jangan tidur! Jika tidak bangun aku akan membangunkanmu paksa." Tidak ada pergerakan apapun dari wanita itu saat Yona menepuk-nepuk pipinya. "Hey! Bangun!"
Jeyno yang berdiri di belakang Yona mendekat dan berjongkok. Dirinya memeriksa denyut nadi Hyunae. Rasanya jantungnya seperti tertusuk pisau karena tidak menemukan denyut nadi wanita itu dimanapun. "Hyunae benar-benar pergi," ujarnya lirih.
Yona menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya. Perlahan tubuhnya bangkit dan mundur menjauhi Hyunae. Jeyno menahan tubuh Yona yang hampir terjatuh. "I-ini tidak benar bukan? Kau salah bukan? JEYNO! KATAKAN KAU SALAH!" teriak Yona dengan berderai air mata. Tangannya memukul-mukul dada Jeyno—melampiaskan.
"Maafkan aku." Yona yang mendengar kata Jeyno langsung berteriak. Menangis kencang di pelukan Jeyno.
Nara dan Yumi saling berpelukan. Mereka sama-sama menangis, tak bisa menerima kenyataan bahwa Hyunae sudah pergi. Daehoon ikut meneteskan air matanya. Bergerak dari tempatnya saja tidak bisa.
Jungkook bahkan masih diam di tempatnya. Membiarkan Hyunae tidur nyaman di dekatnya. Tangisnya ia kembali tahan, sudah berjanji pada Hyunae untuk tidak mengeluarkannya. Walaupun dalam hatinya teramat sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nest [END]
Teen FictionDunia seorang wanita yang bernama Park Hyunae tidak merasakan kenikmatan hidup. Tertanam sebuah penyakit di dalam tubuh, membuatnya ingin menyerah akan segalanya karena terlalu lelah. Lelaki itu, Cho Jungkook, lelaki yang selalu bersama dengan Hyun...