"Jung! Aku akan pulang ke rumah besok." Jungkook menghentikan gerakannya yang sedang bermain game di ponselnya.
"Maksudmu?" Hyunae terkekeh melihat wajah polos Jungkook yang penuh tanda tanya. "Dokter memperbolehkanku untuk pulang."
"Sebentar! Apa itu tandanya keadaanmu sudah membaik?" Kepala Hyunae mengangguk riang. "Tentu! Dokter membiarkanku pulang karena keadaanku sekarang sudah mulai membaik. Aku hanya perlu perawatan sederhana di rumah. Itu saja."
"Sungguh?!" Jungkook mematikan ponselnya dan menghambur ke pelukan Hyunae. "Ah! Aku senang sekali!" Hyuane tersenyum dan membalas pelukan Jungkook. Walaupun senyuman terpatri di wajahnya, tetap saja itu hanya sebuah cover buku yang ingin menutupi kisah sedih di dalam ceritanya.
"Jung, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu," ucap Hyunae setelah pelukan mereka terlepas. Hyunae turun dari ranjangnya dan berjalan perlahan mendekati piano kesayangannya. "Aku ingin kau menjadi pendengar pertama, sebelum aku mempersembahkannya kepada semua orang." Jungkook mengerutkan keningnya tak paham. "Apa kau akan memainkan piano yang akan kau tampilkan di acara kelulusan nanti?" Hyunae menganggukkan kepalanya.
Jungkook yang sangat antusias menduduki dirinya di kursi yang mengarah kepada Hyunae dan pianonya itu. Dirinya akan menjadi penonton satu-satunya dan pendengar pertama. Senang sekali rasanya.
"Baiklah aku mulai."
Tak lama suara alunan piano terdengar di telinga Jungkook. Hyunae sudah mulai menggerakkan jari-jari tangannya di atas tuts piano. Jungkook tersenyum melihatnya. Dirinya bahkan di buat terkejut saat Hyunae bernyanyi. Lantunan suaranya terdengar indah dan orang-orang yang mendengarnya akan mendapatkan kenyamanan. Jungkook tidak pernah tahu jika Hyunae sangat pandai bernyanyi.
Tangan lihai Hyunae tiba-tiba saja berhenti. Hyunae merasakan kepalanya berdenyut nyeri. Pandangannya pun tidak cukup baik untuk melihat tuts pianonya. Jungkook yang melihat permainan piano itu dihentikan secara tiba-tiba bertanya, "Hyunae-ya, ada apa? Apa ada yang salah?"
"Tidak ada!" ucap Hyunae sambil mengarahkan wajah senangnya ke arah Jungkook. "Aku berhenti karena permainannya selesai. Kau tidak bisa mendengar sampai akhir. Aku hanya memberikan kau sebuah spoiler."
Jungkook ternganga mendengarnya. Menurutnya Hyunae adalah orang yang paling pelit sedunia. Jungkook bangkit dari duduknya mendekat pada Hyunae dan berhenti tepat di sampingnya.
Hyunae mendongak ke atas menatap Jungkook yang lebih tinggi karena pria itu berdiri. Tatapan Jungkook yang mengarah pada Hyunae membuat wanita itu risih. "Apa kau lihat-lihat?"
Dengan perlahan Jungkook menunduk dan mendekatkan wajahnya pada wajah Hyunae. Ditatapnya wajah Hyunae cukup lama. "A-apa?" Hyunae bertanya dengan terbata-bata. Hawa panas mulai terasa di dalam ruangan yang hanya berisikan dua manusia.
Perlahan wajah datar Jungkook dilunturkan dengan senyuman yang timbul di bibirnya. Jungkook terkekeh kecil. Hyunae mengerutkan keningnya. Pikirnya sepertinya Jungkook sudah mulai tidak waras. "Kenapa kau tertawa? Gila?" Jungkook menggeleng dan tersenyum. Mulutnya membisikkan sesuatu ke telinga Hyunae.
"Kau, sangat menyebalkan." Setelah bisikan itu, secara tiba-tiba Jungkook menyerang Hyunae dengan menggelitiknya. Hyunae yang terkejut berusaha lepas dari rengkuhan Jungkook yang terus menggelitiknya. Sungguh, Hyunae tidak bisa melawan karena dirinya terus tertawa dan tubuhnya menjadi lemah.
"HEY! JEON! HENTIKAN! AKU LELAH!" Jungkook tidak memedulikan teriakan Hyeona yang menyuruhnya berhenti dan malah melanjutkan kegiatan menggelitiknya.
Biarlah mereka berdua menikmati hari terakhir Hyunae di rumah sakit. Mungkin saja esok hari Hyunae tidak bisa lagi tertawa lepas seperti itu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Nest [END]
Teen FictionDunia seorang wanita yang bernama Park Hyunae tidak merasakan kenikmatan hidup. Tertanam sebuah penyakit di dalam tubuh, membuatnya ingin menyerah akan segalanya karena terlalu lelah. Lelaki itu, Cho Jungkook, lelaki yang selalu bersama dengan Hyun...