((Dari request Reader di "Well Hello Kookie" part 'Kakak coba kesini'))
Seokjin memiliki jadwal yang cukup padat akhir-akhir ini. Anak pertama keluarga Kim itu harus terbang cukup jauh ke Jeju untuk melakukan riset kesehatan di daerah sana yang tentunya memakan waktu lebih dari 4 hari.
Jadilah akhir-akhir ini, seperti biasa. Hanya ada Kim Tengah (Begitu Papa biasa menyebutnya) dan Kim Buntal di rumah besar keluarga Kim.
Hari ini jadwal Taehyung tidak begitu padat. Hanya ada 1 jadwal kuliah nanti, pukul 10.00-11.30. Dan sudah dari malam, Taehyung berniat nekat membawa buntelan berkaki itu ke tempat kuliahnya. Biar saja dia ikut duduk di bangku kuliah. Yang penting anak itu tidak di tinggal di rumah sendirian. Ya, Kim Tengah tidak tega membayangkan Kookie bermain sendiri di rumah. Ya walaupun terkadang memang Kookie main sendiri, tetapi setidaknya Taehyung ada disana untuk menemani atau sesekali menimpali Kookie yang terkadang berbicara sendiri.
"Uti amu tetolah, iya iya" ujar Kookie saat Taehyung menawarinya untuk ikut Taehyung belajar.
"Tapi nanti saat ada Ibu Guru Kakak, Kookie harus tenang,ya. Kalau mau bicara sama Kakak, harus bisik-bisik. Ayo latihan bisik-bisik sekarang" ujar Taehyung. Si buntal mengangguk. Lantas mulutnya sedikit mengerut maju dan matanya memicing menatap Taehyung.
"Aka Tae ini Uti" ujar Kookir bisik-bisik. Dengan tatapan serius yang membuat Taehyung terbahak.
"Okay Okay, Kookie sudah jago bisik-bisiknya. Sekarang kita berangkat, ya!"
"Lihatlah buntutmu lucu sekali"
Tidak hanya Jimin yang sulit menahan gemas kala Kookie yang berjalan bergandengan dengan Taehyung. Namun hampir semua mahasiswa yang dilalui memuji Kookie. Terkadang memuji Taehyung yang tampak sangat menyayangi adiknya.
"Kookie Kakak gendong saja, ya?" tanya Taehyung kala merasa mereka telah berjalan cukup jauh. Ia menoleh, menatap wajah si kecil di belakangnya yang tampak masih bersemangat.
"Da! Da! Uti amu jalan! Iya, Iya! Iya aka Imin iya?" ujar Kookie sembari menoleh kepada Jimin yang berjalan di sampingnya. Jimin tertawa kecil dan mengangguk.
"Okay kita jalan, ya. Nanti kalau Kookie capek, Kookie bilang Kakak" ujar Jimin.
"Ote" ujar si buntal seraya menunjukkan jempol kecilnya.
BRUK
"Ung?"
Kookie jatuh terduduk kala Ia menabrak pantat Taehyung yang mengerem tiba-tiba. Merasa bersalah, Taehyung pun segera mengangkatnya. Ya, Ia memang berhenti berjalan tiba-tiba, karena ada mahasiswa lain yang tengah membawa hasil nirmananya, dan Taehyung tidak mau bertabrakan dengan hasil pekerjaan tersebut.
"Hehe maaf ya Koo. Tapi pantat Kakak empuk, kan?" ujar Taehyung seraya memijit dahi si buntal.
"Jelek!" ujar Kookie seraya menjulurkan lidahnya kesal.
Dan kini Kookie sudah duduk manis di kursi kelas Taehyung. Dengan Taehyung di samping kanan dan Jimin di samping kirinya. Anak itu tampak tenang melihat teman-teman Taehyung yang perlahan memenuhi kelas. Mereka menyapa Taehyung dan Kookie. Bahkan tak lupa dengan makanan kecil untuk Kookie.
"Kakak boleh bagi tidak?" ujar Taehyung kala melihat makanan ringan dari teman-temannya di meja Kookie yang tampak sedikit menggunung.
"Da boleh" balas Kookie. Memang pelit dia kalau urusan makanan.
"Aka amu wana wana" ujar Kookie. Taehyung mengangguk. Mengeluarkan krayon dan Buku mewarnai Kookie dari tasnya. Dengan rajin Taehyung membersihkan makanan di atas meja Kookie dan menggantinya dengan peralatan perang adiknya.
Kookie sedang sibuk mewarnai kepala kura-kura sembari menyeruput jus strawberrynya ketika suara itu terdengar,
"Selamat pagi, teman-teman"
Sahutan terdengar di kalangan mahasiswa, termasuk Taehyung dan Jimin.
"Sepertinya kita kedatangan teman kecil disini, halo teman kecil"
Mata bulat itu semakin membulat kala semua perhatian dalam ruangan itu tertuju padanya. Kookie pun menegakkan duduknya, melirik Taehyung yang tersenyum sembari mengangguk.
"Hawo ini Uti, ini aka Tae" ujar Kookie lirih sembari menunjuk Taehyung dengan tangannya, lalu diakhiri dengan membungkuk hormat. Sontak semua terperangah dengan sikap Kookie. Bertepuk tangan seraya menahan gemas. Termasuk dosen yang ikut tersenyum.
"Saya izin membawa adik saya, Pak" ujar Taehyung dan dosen mengangguk.
"Belajar yang pintar, teman kecil!" ujar dosen sebelum memulai pelajaran.
"Aka, mau mam jajan" bisik Kookie pada Taehyung. Dengan kesigapan yang 11:12 dengan seorang Ibu, Taehyung pun mengambil makanan ringan yang sudah disiapkannya untuk Kookie.
"Makan yang rapih , teman kecil sayangnya Kakak" bisik Taehyung sembari mengecup pipi bulat Kookie.
Kelas berakhir. Meskipun Kookie tampak luar biasa bosan di menit-menit terakhir, namun Ia tak berbicara sedikitpun. Melainkan menyibukkan diri dengan hal-hal disekitarnya. Seperti melihat isi tempat pensil Taehyung , belajar menghitung sembari berbisik-bisik, dan memperhatikan gestur dosen yang berbicara.
"Pintar sekali, hm? Adiknya Kakak?" ujar Taehyung sembari merapikan buku-bukunya dan juga semua mainan Kookie yang tampak sedikit berserakan di atas meja.
"Kookie hebat sekali" puji Jimin membuat Kookie tersenyum senang.
"Hadiah kecil untuk teman kecil yang sudah berani dan tenang di kelas"
"Uwaaaa kue tobeli! Uti tuka! Iya! Iya!"
Tak disangka, dosen Taehyung kembali ke ruangan dan memberikan kue dan es krim Strawberry kepada Kookie. Sontak Taehyung dan Jimin berdiri dan membungkuk, berterima kasih kepada sang dosen yang bahkan mau repot-repot menghampiri mereka di ujung belakang kelas.
"Kookie bilang apa" ujar Taehyung.
"Imaacih jussi" ujar Kookie seraya tersenyum manis.
"Pak Dosen, begitu Kookie" bisik Taehyung.
"Ung? Pa doten? Imaaci" ujar Kookie.
"Tumbuh jadi anak pintar, ya? Seperti Kakak" ujar Dosen membuat Taehyung tersipu.
"Iya! Iya!"
"Ya! Bisa kusut pipi adikmu kalau dicium terus!" ujar Jimin. Mulai gusar kala Taehyung tak henti menciumi pipi si buntal yang tengah tertidur.
"Adikku pintar sekali, Jim" ujar Taehyung yang kini berganti kegiatan menjadi mengelus pipi si buntal itu.
Ya, kini mereka berada di taman kampus. Kookie tertidur setelah memakan kue dan eskrim serta berlarian dengan Jimin. Pipinya sedikit memerah, entah karena kelelahan atau karena diciumi oleh Kim Tengah.
"Tetap begitu, jangan berubah Taehyung. Adikmu luar biasa, karena Kau juga yang luar biasa menyayanginya juga" ujar Jimin bijak.
"Hah bisa bijak juga" ujar Taehyung.
"Kutabok ya?"
"Mmmmm bicik bicik aja omong-omongna!" ujar Kookie yang terganggu dengan obrolan tak jelas dua mahasiswa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Well, This is Kookie!
FanfictionIni cerita yang paman dan bibi bisikkan saat aku bertandang kerumah keluarga Kim. Kamu bisa baca cerita "Well hello Kookie" agar tahu bagaimana seluk beluk kehadiran Kookie dalam hari-hari kalian.