"Kukira aku sudah sibuk, kak. Ternyata ada yang lebih sibuk dari aku" ujar Taehyung berbicara pada Seokjin melalui telefon.
Walau tubuhnya berbaring malas di sofa ruang keluarga, namun semua indranya berfungsi bersamaan. Mulutnya berbicara pada Seokjin, pun telinganya yang mendengar suara Seokjin. Dan matanya yang sibuk mengawasi adiknya yang berlari kesana kemari, sejak pagi.
"Kookie sibuk sekali, kak. Tidak bisa diganggu" ujar Taehyung seraya menghela nafas.
"Hahaha panggil saja, Kakak rindu" ujar Seokjin di seberang sana.
"Koo"
"Kookieee" ujar Taehyung pada si kecil yang tengah sibuk dengan ember kecilnya.
"Iya, aka?" suara imut itu akhirnya terdengar.
"Kookie sini, Kakak Jinnie telefon" ujar Taehyung. Si kecil pun mengangguk. Berdiri dan berlari ke arah Taehyung. Pipinya bergoyang-goyang selaras dengan telapak kaki gempalnya yang bergerak lincah
"Akaaaaaa"
"Ini dia, kak manusia paling sibuk sedunia, Kakak dan Tae pun kalah" ujar Taehyung.
"Koo sedang bermain apa tadi, hm?" ujar Seokjin diseberang. Dan mereka pun bercanda dan saking melepas rindu. Mengatakan kepada si buntal kalau harus sabar sedikit lagi untuk kembali berkumpul dengan kedua kakaknya.
"Koo, sudah sini saja. Itu lihat ada paw petrol" ujar Taehyung. Pasalnya, kala sesi video call selesai, si buntal ini hampir saja kembali berlari kalau tidak di kukung dalam pelukan Taehyung.
"Ung? Puppy!" ujar Kookie seraya menunjuk televisi. Ia pun akhirnya berbaring dengan bantalan tangan Taehyung.
"Oh, aku tertidur" gumam Taehyung saat menyadari bahwa dirinya tertidur. Alisnya mengernyit kala Ia merasakan gigi kecil di permukaan Ibu jarinya. Taehyung bisa tebak, adiknya pasti juga ketiduran dan tengah menghisap ibu jarinya.
"Unggg!" Alis si kecil mengerut. Bibirnya bergerak lincah mengulum ibu jari Taehyung kala Taehyung ingin menarik ibu jarinya.
Untungnya, bibi sudah menyiapkan susu. Maka kala Taehyung berhasil menarik ibu jarinya, botol susu itu segera ia lesakkan kedalam mulut si bayi.
Taehyung terlihat kerepotan sekali. Sebenarnya bisa saja Ia langsung terbebas dari si bayi, namun Taehyung tak ingin mengganggu tidur Kookie yang tampak telah kembali lelap.
Maka dengan perlahan, Ia mengangkat kepala buntal itu dan menarik lengannya yang sedari tadi menjadi bantal si buntal. Hasilnya? Kookie sedikit merengek. Namun segera Taehyung dekap dan pukpuk pantat bulatnya. Menjadikan Kookie kembali pada mimpi indahnya.
Dan tak lama, Taehyung ikut bersama Kookie, memeluk si bulat dan kembali mengarungi dunia mimpi di suatu siang di musim dingin itu.
Seperti saat ini. Jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Mereka sudah tidur terlalu lama. Bibi yang khawatir jika nanti malam mereka kesulitan tidur pun akhirnya membangunkan Taehyung.
Taehyung suka sekali bau Kookie. Adiknya selalu bau susu. Bahkan saat tidur pun, wangi susu tak hilang dari badannya. Menjadikan memeluk si buntal sebagai hobi yang paling Taehyung gemari.
"Bangun, gendutnya kakak" ujar Taehyung seraya memainkan pipi kenyal adiknya.
Dan tak lama, bibir kecil nan merah itu merengut. Badannya mendusel ke arah ketiak Taehyung membuat Taehyung tertawa.
"Hey, ayo bangun. Ayo kita main" ujar Taehyung. Mendengar kata 'main' mata bulat itu segera terbuka.
"Aka main Uti?" tanya Kookie dan Taehyung mengangguk,menatap balik mata bulat polos itu dengan intens.
"Kookie mau main apa sama Kakak?" tanya Taehyung.
"Main beli beli? Iya? Iya? Aka amu? Iya? Aka beli tutu ke Uti, iya? Iya?" ujar Kookie semangat.
Taehyung yang tak tahan dengan kegemasan Kookie pun terkekeh ringan sembari mencuri kecupan pada bibir kecil itu.
"Okay! Tapi kita mandi dulu, ya!"
"Tutu, Tutu!" ujar Kookie seolah Ia tengah menjajakan Susu pada Taehyung yang tengah berpura-pura berbelanja.
"Halo, Pak! Susunya berapa?" tanya Taehyung.
"Ni Tutu tepuyuh biyas! Iya! Iya!" ujar Kookie yakin.
"Hoo, saya mau dua, ya Pak" ujar Taehyung dan Kookie tampak mulai sibuk memasukan botol-botolannya ke dalam keranjang Taehyung.
"Tatu! Tiga! tepuyuh! Yey!" ujar Kookie asal seraya menghitung jumlah botolnya membuat Taehyung tergelak. Oh, Ingatkan Taehyung untuk mulai mengajari Kookie berhitung, ya!
"Aka ini bayal! Iya! Iya!" ujar Kookie.
"Aduh, Saya tidak bawa Uang, Pak" ujar Taehyung memelas. "Bayar pake cium boleh, ya?" lanjutnya bernegosiasi.
"Oda oleh, aka bayal Uti" ujar Kookie menggeleng dengan nada sedikit merengek.
"Ibi! Ibi! Uang ada? Iya? Iya?" ujar Kookie pada bibi yang menghampiri mereka dengan sebotol susu hangat.
"Hmmm ada tidak yaa?" gumam Bibi.
"Ibi katih uang Aka, aka da ada uang! Katian! Iya ! Iya!" ujar Kookie seraya menunjuk Taehyung yang tertawa keras. Adiknya lucu sekali, meminta bibi untuk memberinya uang.
"Wah, sepertinya Bibi juga tidak ada Uang, Pak! Pak Kookie kasih Kakak susu ini gratis, ya?" ujar Taehyung melanjutkan perannya.
Kookie terdiam dengan bibir merengut.
"Huuuuuuuuuu"
Taehyung saling melirik dengan Bibi. Ini gawat dan Taehyung tengah menghitung dalam hati.
3..
2..
1..
Kringggg
Telefon Rumah berbunyi dan Taehyung sudah menebak siapa pelelepon itu.
"Kakak, Kenapa Kookie menangis?"
"Apaaaaaaaaa"
Ya, Papa memasang cctv di setiap sudut rumah dan Papa tidak pernah sedetikpun jauh dari monitor cctv yang sama sekali tidak pernah mati itu. Maka kala Papa mendengar tangis Kookie menguar, Papa selalu akan segera menelepon rumah.
"Kookie sayang kenapa menangis?" ujar Papa.
"Aka da ada uang beli tutu Uti , apaaa ! Huuuuuu! Apa beli tutu Uti apaaa" tangis Kookie didepan telefon. Sementara Taehyung hanya terus terkikik geli.
"Apa beli tutu Uti huuuuu" ulang Kookie.
"Iyaa sayang, Papa beli semua Susu Kookie, yaa! Kookie sudah menangisnya ya nak" ujar Papa menenangkan.
"Panggilna Pa Uti huuuuuuuu" ujar Kookie dan Papa tidak tahan untuk tidak tertawa.
"Oke,oke. Bapak Kookie, Papa beli semua Susu yang Bapak Kookie jual, jadinya totalnya berapa, Bapak Kookie?" ujar Papa yang sampai menangis tertawa karena demi Tuhan anaknya lucu sekali!
"Lima beyas selatus! Iya! Iya!" ujar si gembul dengan yakin.
"Loh tadi sama Kakak harganya sepuluh?" ujar Taehyung protes.
"Da! Lima beyas selatus! Iya apa! Iya! Iya!" ujar Kookie seraya mengangguk-angguk yakin.
"Oke! Papa beli! Uangnya ada di lemari mainan Bapak Kookie ya, nak!" ujar Papa semangat.
"Ayo aka! cali!" ujar Kookie seraya menarik tangan Taehyung menuju lemari yang Papa sebut. Meninggalkan Papa yang masih berkomunikasi di layar.
"Eh Bapak Kookie! Ini Papanya tidak di kissbye dulu?" panggil Papa. Kookie pun berbalik. Tangan gempalnya melambai.
"Dada apa! Uti amu cali uang ! Dada! Kiss muah" ujar Kookie dengan imutnya disambut dengan tawa Papa.
"Nanti telefon lagi sama Mama ya?! Adek cari Uang yang pintar dengan Kakak, ya , nak!" ujar Papa disusul sorakan khas Kookie. Tak lupa dengan kaki gendut yang tampak melonjat-lonjat kecil.
"Iya! Iya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Well, This is Kookie!
FanfictionIni cerita yang paman dan bibi bisikkan saat aku bertandang kerumah keluarga Kim. Kamu bisa baca cerita "Well hello Kookie" agar tahu bagaimana seluk beluk kehadiran Kookie dalam hari-hari kalian.