((Dari request Reader di "Well hello Kookie" part 'Kakak coba kesini'))
"Hoamm.."
Taehyung menguap dan akhirnya membuka mata pagi itu. Matanya segera bertemu dengan jam berbentuk anak ayam— kalian tahu siapa pemilik sesungguhnya— di nakas yang sangat kontras dengan nuansa hitam-emas kamar Taehyung yang mewah.
"Huh jam 3 sore" gumam Taehyung. Setelah menggumam, matanya kini melirik gumpalan daging di masih tertidur disampingnya. Mulutnya tampak masih sibuk mengulum ibu jari tangan kanan Taehyung. Kebiasaan kalau susu cokelatnya habis.
"Kookie, bangun" ujar Taehyung. Hening, gumaman pun tak terdengar dari mulut super kecil itu.
"Koo geli" ujar Taehyung kemudian. Tubuhnya sedikit berjengit kala Ia merasakan gigi-gigi kecil Kookie berada di permukaan ibu jarinya.
"Nooo! Noooo!"
Kookie merengek kala Taehyung akhirnya menarik ibu jarinya dari goa kecil itu.
"Bangun gendut" ujar Taehyung. Ouh, jarinya sedikit basah dan ada cap dua gigi kecil di telapaknya. Tak apa, buah tangan dari tidur siang si manis.
Taehyung menggulirkan matanya malas setelah matanya bertatapan dengan mata bulat kecil yang memandangnya tajam. Belum pula dengan alis bertaut dan bibir yang mengerucut.
"Tidak seram, tahu?" ujar Taehyung seraya mengusap muka kecil Kookie. Namun manusia bola tidak bergeming. Masih keras kepala dengan mode 'ayo tunjukkan kalau Kookie sedang marah' nya sebab tidur nyenyaknya diganggu.
"Ya sudah tidak jadi jalan-jalan kalau mukanya masih seperti itu" ujar Taehyung. Raut muka Kookie berubah total kala Taehyung menyebut jalan-jalan.
"Amu! Amu dalan dalan! Amu! Iya! Iya!" ujar Kookie semangat. Merangkak agar semakin mendekati Taehyung dan mencium pipi Taehyung.
Jago sekali merayunya!
"Cium lagi" perintah Taehyung seraya menunjuk pipi kanannya. Dan disambut semangat oleh Kookie kecil.
"Amu amana, Aka?" tanya Kookie yang duduk di carseatnya bingung. Ya, Taehyung memang belum bilang kepada Kookie mengenai tujuan mereka sekarang. Si gendut itu hanya iya-iya saja saat Bibi menyusun baju gantinya dan bertanya mainan dan makanan apa yang mau dibawa.
"Rahasia" ujar Taehyung.
"Oh ke alasia" ujar Kookie membuat Paman yang tengah menyetir terkikik geli. Sok tahu sekali bayi buntal itu.
"Kita mau ke pantai, Koo" ujar Taehyung akhirnya. Sudah tidak mood merahasiakan tempat yang ditujunya sekarang. Toh si buntal juga iya iya saja.
"Amu liat gajah? Iya? Iya?" tanya Kookie semangat.
"Koo, gajah di kebun binatang, bukan di pantai. Coba kalau di pantai ada binatang apa?" ujar Taehyung.
Kookie mengerutkan keningnya. Telunjuk pendek gendutnya ia tempatkan di pelipisnya. Sedang berpikir si buntal rupanya.
.....
"Yayam ya, Aka?" ujar Kookie berdetik-detik kemudian. Sedangkan Taehyung nyaris saja meremat muka kecil disampingnya kala mendengar jawaban itu.
"Dipantai manaada ayam!" ujar Taehyung.
"Tapi! Tapi!" ujar Kookie tidak mau menyerah. Taehyung menggeleng.
"Puppy!" ujar Kookie lagi dan Taehyung masih menggeleng membuat Kookie mendesah kesal. Jawabannya salah terus!
"Ayo tebak lagi, Tuan Kookie" ujar Paman ikut-ikutan.
"Mmmm... Tebental ya" ujar Kookie.
Giliran Taehyung yang mengernyit melihat tingkah adiknya. Bagaimana tidak, adiknya kini menunduk dan memejamkan matanya. Kedua telunjuknya kini berada di pelipisnya. Apa yang si buntal sedang lakukan? Telepati?
"Kookie sedang apa itu?" tanya Taehyung penasaran.
"Ssstttt" gumam Kookie.
"Itan ya, Aka?" ujar Kookie setelah hening melahap suasana di mobil cukup lama.
Semua tertawa begitu Kookie tiba-tiba bersuara.
"Jadi Kookie dari tadi sedang berpikir, begitu?" tanya Taehyung setelah beberapa lama terbahak. Sedangkan si bayi meringis dan mengangguk.
"Hahah iya benar, ke pantai mau lihat ikan. Berpikirnya sedikit lama tapi dimaafkan deh karena Kookie sudah berusaha" ujar Taehyung.
"Yey! Uti liat itann! Itan!" teriak Kookie semangat.
"Auuh"
Bayi itu menggeleng jijik kala Taehyung menurunkannya dari gendongan. Kakinya segera naik diatas kaki Taehyung. Tekstur pasir membuatnya geli. Maklum, ini pertama kalinya Kookie pergi ke pantai.
"Aka endong" pinta Kookie dan Taehyung menurutinya. Berniat mengenalkan Kookie dengan pasir pantai secara perlahan.
"Da! Da amu!" ujar Kookie kala Taehyung mulai berjongkok hendak duduk, sehingga telapak kaki Kookie ikut merasakan tekstur pasir pantai. Dengan cepat si buntal segera menekuk kakinya dan bersilang di atas perut Taehyung.
"Pasirnya lembut, Koo. Kalau Kakak gendong terus nanti Kookie tidak bisa lari-lari lihat ikan. Kan ikannya di air" ujar Taehyung. Tangannya kemudian mengambil pasir pantai dan memperlihatkannya kepada Kookie. Ya, Taehyung ingat bahwa dia harus hati-hati, trauma Kookie bisa datang kapan saja. Dan menambah phobia Kookie sepertinya hal yang sangat buruk.
"Kookie mau sentuh, ya? Sama tangan Kakak?" bujuk Taehyung. Kookie hanya diam saja seraya menatapi pasir di tangan Taehyung.
"Kookie pegang telunjuk Kakak, kita sentuh bersama, Okay?" ujar Taehyung. Kookie hanya mengangguk walau ekspresinya terlihat jijik.
"Lembut, ya?" ujar Taehyung disusul anggukan ragu Kookie.
"Mau injak pasir, ya?" ujar Taehyung, lebih kepada membujuk. Maka dengan kelembutan yang lebih dari sekedar kain sutra, Taehyung menuntun kaki-kaki yang sedikit gendut itu untuk menapak pada pasir.
Taehyung meringis kala melihat jari kaki Kookie sedikit menekuk. Masih terlihat asing dengan pasir.
"Tidak apa-apa, halus. Kakak saja suka" ujar Taehyung.
"Coba Kookie berjalan" ujar Taehyung. Mulai melepas pegangan tangan Kookie. Ia masih terduduk di atas pasir. Menunggu dengan sabar saat si kecil mulai berjalan di atas pasir.
"KOOKIE!"
(Maaf yg ini berpart)
KAMU SEDANG MEMBACA
Well, This is Kookie!
FanfictionIni cerita yang paman dan bibi bisikkan saat aku bertandang kerumah keluarga Kim. Kamu bisa baca cerita "Well hello Kookie" agar tahu bagaimana seluk beluk kehadiran Kookie dalam hari-hari kalian.