Kebun Binatang (1)

1.1K 128 2
                                    

Double up!





"Akaaaa" ujar Kookie seraya mengangkat kedua tangannya begitu mobil Seokjin terdengar di depan rumah, jangan tanya. Si kecil itu sudah hafal di luar kepala suara kedua mobil Kakaknya.

"Adik manisnya Kakaaak" ujar Seokjin yang buru buru keluar dari mobilnya. Berjalan cepat memutari mobil dan menghampiri manusia kecil yang tengah memandangnya eksited seraya meloncat-loncat kecil.

"Uh, kangen sekali!" ujar Seokjin yang segera membawa Kookie ke dalam gendongannya.

"Aka!" ujar Kookie. Begitu rindu si buntal dengan Kakaknya. Kepalanya mendusel
kepada leher sang Kakak.

"Mau lihat Kakak bawa apa untuk Kookie? kita masuk, ya?" ujar Seokjin disusul anggukan cepat Kookie.




Kim Kookie melonjak-lonjak dalam gendongan Seokjin begitu melihat kotak besar berwarna biru langit di ruang keluarga. Ia tidak tahu sejak kapan kotak tersebut ada disana, bukan tidak tahu, lebih ke tidak peduli. Karena si gemas sudah tak sabar melihat isinya.

"Ayo kita bukaa" ujar Seokjin sembari berjalan menuju kotak tersebut.



"Uwaaaaa ! Uti tuka! Tukaaaa!" teriak si kecil kala melihat berbagai boneka hewan disana. Ia segera menghambur ke arah boneka dan berusaha memeluk semua boneka-boneka yang Seokjin bawa jauh-jauh dari Thailand.






"tapi! tapi!" sorak Kookie senang melihat boneka sapi tersebut bisa berjalan dan berbunyi setelah Seokjin menekan tombol. Kepalanya bergoyang kekanan dan kekiri seirama dengan langkah boneka sapi.

"Pintar! Kalau ini hewan apa Kookie?" ujar Seokjin yang kali ini mengeluarkan boneka Jerapah.

"Tapi! Tapi!" ujar Kookie lagi. Ya, sudah keempat kalinya Kookie menyebut hewan Sapi. Pengetahuan si buntal memang belum banyak.





"Ini Jerapah" ujar Jin mengajarkan.

"Apah! Apah!" ujar Kookie riang. Terkadang tertawa kala beberapa boneka berbunyi sesuai dengan suara hewan aslinya.



"Kookie hari minggu kita ke kebun binatang,ya? Kookie mau?" ujar Seokjin. Ia berniat mengenalkan hewan secara langsung untuk adiknya.

"Ini atang aka" ujar Kookie menunjuk boneka binatangnya.

"Kalau di kebun binatang, binatangnya besar dan hidup, mau?" tanya Seokjin.

"Iya! Iya!" ujar Kookie semangat.


"Tapi ada syaratnya, Kookie. Tuan Jerapah dan teman-temannya sedih kalau ada yang panggil dia dengan sebutan lain. Maka, Kookie harus tahu nama binatang dulu,agar Tuan Jerapah tidak sedih, hm?"ujar Seokjin seraya memeluk si buntal dan Kookie mengangguk.

Ya,si kecil itu tidak mau membuat Jerapah menangis sakit hati dan Ia mulai belajar nama-nama hewan dengan serius kala itu.

"Tamu acan? Iya? Iya? Ni Uti!"

"Tapi da boleh pegi!"

"Apah ni Uti!"

Mulut si kecil tidak berhenti bicara pada semua boneka hewannya yang bergerak kesana-kemari menggunakan baterai. Namun tak ada satupun suara protes, Bahkan Bibi dan Seokjin hanya bisa tersenyum gemas mendengar celotehan Kookie. Sesekali membantu Kookie mengingat nama-nama hewan tersebut.






"Tuan Kookie mau makan apa?" tanya Bibi seraya mengusap surai bocah sibuk di depannya.


"Nasi ici!" ujar Kookie dan bibi tersenyum mengangguk.

"Nasi ici?" tanya Seokjin tak mengerti.

"Nasi goreng dan nugget yang dibentuk dengan cetakan kelinci, Tuan. Tuan Kookie sangat menyukainya. Ia akan memandanginya sebelum akhirnya memakannya" ujar Bibi.


"Adik suka sekali kelinci? Hm?" ujar Seokjin yang kini duduk di sofa seraya membelai surai tipis adiknya.

"Iya! Iya!" ujar Kookie semangat. Seokjin tidak tahu saja, selain nasi kelinci pun, Kookie juga tetap akan memakannya. Terbukti dari perutnya yang maju namun menambah poin gemas pada tubuh manusi kecil itu.



"Tapi tama Uti"

"Acan da! da!"






"Kookie! Ini Kakak Tae telefon" ujar Seokjin seraya menghampiri adiknya yang tampak sangat sibuk menghafal nama hewan.


"Aka Tae tini" ujar Kookie memegang iPad Seokjin berharap Taehyung akan keluar dan menemaninya. Ya, Taehyung sedang ada schedule saat itu, sehingga tidak bisa menemani Kookie bermain.

"Aka Tae Uti ada ini, Tini aka! Liat! Liat!" ujar Kookie semangat seraya menunjukkan boneka-boneka barunya membuat Taehyung yang berada di seberang sana merasa gemas bukan main.

"Sedikit lagi Kakak Pulang, Kookie tunggu yaa" gumam Taehyung.

"Iya! Iya!"



"Coba beri tahu Kak Tae itu binatang apa saja" ujar Seokjin pada si gembul yang tampak ceria.

"Ini Tapi, Ini Apah.. Ini apa aka" ujar Kookie dengan mata bulatnya menatap cemas Seokjin saat ia lupa nama hewan yang kini ia pegang. Kakinya tak lupa meloncat-loncat kecil, khawatir hewan-hewan sedih karena Kookie belum hafal nama-nama mereka.

"Macan, Kookie" ujar Seokjin.

"Ini Acan aka, ini acan" ujar Kookie menunjukkan pada Taehyung membuat Taehyung tertawa gemas.

"Kenapa banyak sekali, Kak ?" tanya Taehyung.

"Habis semua lucu, Kakak borong saja semua" ujar Seokjin.

"Kakak tidak lupa bawa oleh-oleh untukku kan?" ujar Taehyung yang sontak membuat Seokjin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hehe, Kau bisa ambil Unta milik Kookie satu, Taehyungie" ujar Seokjin.

"Wuuuuu dasar pilih kasih" ledek Taehyung tanpa ada kesan serius disana.



"Tapii Tapi tini!" jeritan itu menggema saat Kookie yang sudah asyik kembali dengan mainannya melihat sapinya berjalan semakin menjauh dari sisinya.


"Aku tidak bohong saat bilang Kookie manusia paling sibuk kan, Kak" ujar Taehyung.

"Dan Kakak malah menambah jobdesk Kookie" ujar Taehyung disusul kekehan Seokjin.

"Untung Kookie masih bayi, kalau sudah besar pasti Ia akan protes setiap kita menyuruhnya belajar" ujar Seokjin seraya menutup perbincangan sore itu.

Well, This is Kookie!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang