"Akaaaa! Akaaaa! Uhh no no! Da! Akaaaa!""Huuuuuu! Noooo! Akaaaa!"
Si kecil berlari cukup kencang ke arah kamar Kakaknya. Tangisannya mengudara. Entah apa yang membuatnya sampai seperti ini.
"Koo? Ada apa?" ujar Taehyung khawatir kala si kecil sampai di kakinya. Meremat celananya dengan bulir bulir keringat yang bersatu dengan air mata.
"Endong! Aka ! Endong! Uuuuuu Uti atut akaa" ujar Kookie. Merasa itu adalah hal yang serius, Taehyung pun menggendong si kecil. Bocah itu segera menyembunyikan wajahnya di pundak sang Kakak dengan tangan meremat kaos Taehyung.
"Kakak disini, Koo. Tidak ada yang perlu ditakutkan lagi, hm? Kakak menjaga Kookie" ujar Taehyung. Walaupun Ia tidak tahu kenapa Kookie menangis, namun prioritasnya adalah menenangkan adiknya sembari mengusap-usap punggung kecil adiknya. Ya, sepertinya adiknya benar-benar ketakutan.
"Kookie menangis dulu, hm? Nanti cerita ke kakak, ya?" ujar Taehyung.
"Da! Da kelual ! Da!"
Kookie bergerak ribut dalam gendongan Taehyung kala merasakan Taehyung berpindah tempat, dan memang. Taehyung berniat membawanya menonton tv untuk mengalihkan sedih si kecil.
"Koo? Tidak mau menonton tv?" ujar Taehyung pada si kecil yang masih saja menyembunyikan wajahnya di pundak Taehyung. Kookie kecil menggeleng keras.
"Da kelual, Aka! Da! Uti atut! Huuuuu" ujar Kookie sembari kembali menangis. Menyadari itu hal yang serius, Taehyung pun duduk di pinggir kasurnya. Menelepon Seokjin agar datang ke kamarnya.
"Koo? Kookie kenapa, Sayang?" ucapan super lembut itu menyapa pendengaran Kookie. Ya, itu Seokjin. Yang segera keluar kamar dan masuk ke kamar Taehyung.
"Uti atut, Aka, huuuu" gumam Kookie.
"Coba tolong periksa ke luar, dan cctv, Kak. Aku takut ada yang menakali Kookie" ujar Taehyung. Seokjin mengiyakan dan segera keluar.
Seokjin pergi ke halaman rumah. Di rerumputan masih ada beberapa mainan Kookie yang tertinggal. Merasa tak ada sesuatu yang aneh, Seokjin pun pergi ke tempat paman untuk mengecek CCTV.
Namun ada tingkah si kecil yang aneh, Kookie berlarian di sekitar rerumputan, lalu menunduk dan kembali melompat-lompat.
Dan tak lama, Ia melempar mainannya dan berlari ke dalam rumah seraya beberapa kali melihat ke belakang.
"Aneh" gumam Seokjin.
"Ada apa, tuan?" ujar Paman yang ikut bingung.
"Apa yang membuat Kookie menangis? Sampai sekarang si gendut itu masih menangis" ujar Seokjin.
"Kookie minum dulu, yuk?" ujar Seokjin yang datang ke kamar Taehyung dengan segelas air dingin.
"Bagaimana, Kak?" tanya Taehyung yang masih dalam posisi menggendong Kookie.
"Tidak ada apa-apa, Tae" ujar Seokjin.
"Kookie mau cerita ke Kakak?" ujar Seokjin kala melihat adiknya yang masih sibuk menyedot air dingin itu. Menangis sepertinya membuat tenggorokannya kering, air di dalam gelas berbentuk bebek itu sampai tandas.
"Uti ada itu itut Uti lali-lali, aka" adu Kookie dengan tangan yang masih meremat kaos Taehyung.
"Ada yang ikuti Kookie lari-lari?" ujar Seokjin seraya mengusap pipi basah si kecil. Kookie mengangguk-angguk.
"dimana?" tanya Seokjin.
"Uti lali-lali ituna itut Uti dibawah ini, Iya! Iya! Uti atut aka" ujar Kookie membuat Seokjin dan Taehyung semakin bingung. Ada yang mengikuti Kookie? Jangan-jangan si kecil ini mulai bisa melihat makhluk astral?
"Apa , Kak?" tanya Taehyung yang masih bingung. Namun Seokjin mengendikkan bahunya. Ia sama bingungnya dengan Taehyung.
"Kita lihat ke depan, yuk! Tidak ada apa-apa, Koo" ujar Seokjin seraya mengambil alih si kecil ke gendongannya.
"Da au! Uti atut!" ujar Kookie seraya menggeleng-geleng berulang.
"Tidak apa-apa, kalau Kookie takut, kan ada
Kakak dan Kak Tae. Kookie peluk kakak saja yang erat, hm?" ujar Seokjin."Tidak apa, ya?" ujar Seokjin yang akhirnya diangguki oleh si gembul.
Seokjin pun berdiri dan berjalan keluar dengan Kookie di gendongannya. Dan diikuti Taehyung di belakangnya.
Namun baru saja beberapa langkah keluar dari kamar Taehyung, si kecil itu kembali histeris dan menyembunyikan wajahnya di kaos Seokjin.
"Aka! Aka! No! Uti atut! Aka! Noo!" ujar Kookie membuat kedua kakaknya mengernyit bingung. Tidak ada yang aneh, kenapa Kookie ketakutan?
"Kakak disini, Koo? Tidak ada yang bahaya, Kookie takut apa?" ujar Taehyung.
Telunjuk gendut itu menunjuk ke bawah dengan gemetar.
"Itut Uti ituna.." ujar Kookie.
Seokjin dan Taehyung saling menatap ketika menangkap apa yang ditakuti si kecil.
.... Bayangan.
"Koo, tidak apa-apa, Sayang. Itu tidak berbahaya" ujar Seokjin. Merasa sedikit geli, namun menggemaskan.
"Coba Kakak Tae bentuk jarinya, Bayangannya akan mengikuti. Kookie lihat, yuk?" Bujuk Taehyung.
Kookie dengan pelan mengintip dari bahu Seokjin. Mengamati Taehyung yang juga menunduk. Membentuk jarinya menjadi berbentuk hati, dan bayangannya ternyata mengikuti.
"Bayangan ada karena Cahaya, Koo. Tidak bahaya sama sekali" ujar Seokjin. Kookie
pun mendongak."Da apa-apa? Da?" ujar Kookie dan Seokjin tersenyum.
"Tidak apa-apa. Kookie percaya Kakak, kan?" ujar Seokjin disusul anggukan lamat-lamat Kookie.
"Kita main bayangan,ya? Kita bisa membentuk hewan dengan bayangan, Kookie mau?" ujar Seokjin. Masih terus berusaha meyakinkan Kookie bahwa bayangan sama sekali tidak berbahaya.
"Au, aka!"
"Bebek!"
"Itan!"
"Pupu!"
"Lihat, bayangan tidak menakutkan, kan? Kookie sudah tidak takut lagi, kan?" ujar Taehyung.
"Yeiyyyy Uti tuka abangan!" Ujar Kookie seraya menggerak-gerakan jemari kecil nan gendutnya di depan senter medis milik Seokjin.
"Imaaci aka, Uti da atut! Da! Da!" ujar Kookie tiba-tiba seraya memeluk kedua kakaknya yang membuat Seokjin dan Taehyung terkejut namun tersenyum hangat.
"Sama-sama, Adik Kakak memang pemberani. Ayo kita membentuk hati sama-sama!" ujar Taehyung disusul sorakan imut si gembul.
Sementara bibi diluar terkikik geli. Ternyata tuan kecilnya hanya takut bayangannya sendiri. Bibi sudah ikut kelimpungan, takut Kookie kembali dijahati orang, uh. Memang si gemas ini ada-ada saja,ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Well, This is Kookie!
FanfictionIni cerita yang paman dan bibi bisikkan saat aku bertandang kerumah keluarga Kim. Kamu bisa baca cerita "Well hello Kookie" agar tahu bagaimana seluk beluk kehadiran Kookie dalam hari-hari kalian.