Pagi itu, Seokjin tampak sibuk mengemasi keperluannya bersama dengan Bibi. Sesuai janji, Ia akan mengajak adik kecilnya ke kebun binatang. Bahkan, Kookie kini sudah menggafal nama-nama binatang yang ia miliki.
"Untuk apa stroller, bi?" tanya Seokjin mengerut saat Bibi memasukkan stroller ke bagasi mobil Seokjin.
"Saat mengantuk, Tuan Kookie bahkan bisa tidur sambil berdiri, Tuan" ujar Bibi dan Seokjin hanya mengangguk - angguk saja.
"Kookie kalau mengantuk tidur saja,hm?"ujar Seokjin mengusak rambut Kookie saat mendapati mata berat adiknya yang duduk tenang di carseat disampingnya.
"Uti obo aka" ujar Kookie.
"Iya, nanti kalau sudah sampai, Kakak bangunkan" ujar Seokjin.
Chuu
Bayi manis itu mengerjap saat merasa bibirnya dikecup seseorang.
"Adiknya Kakak lelap sekali tidurnya,hm?" tanya Seokjin setelah mengecup bibir kecil adiknya.
"Turun,yuk?" ujar Jin. Kookie melihat sekitar dan tersenyum lebar, tak sabar untuk segera diturunkan dari carseatnya.
"Ayo jangan lari-lari" ujar Seokjin saat Kookie dengan antusias melihat berbagai hewan dan memekik bahagia. Walaupun sedikit kewalahan, tapi ia sangat menikmati senyum sang adik.
"Itu! Apah! Apah aka!" ujar Kookie seraya menarik tangan Seokjin untuk segera mengikuti langkah kecilnya menuju kandang jerapah.
"Apah ni Uti! Uti!" ujar Kookie yang kini digendong Seokjin agar dapat melihat dengan jelas.
"Kita kasih wortel,yuk" ujar Seokjin mengambil wortel yang disediakan oleh petugas. Kookie tampak excited saat Jerapah tersebut mengulurkan lehernya menuju tangan kecilnya.
"Apah baik!" ujar Kookie tertawa gemas saat Jerapah tersebut memakan wortel dari tangannya.
"Iya jerapahnya baik soalnya Kookie tidak salah panggil" ujar Seokjin seraya mengecup kening sang adik.
"Adek naik gajah, sama Kakak. Mau?" tawar Seokjin saat Kookie lagi-lagi menarik tangannya.
"Iya! Iya!" ujar Kookie semangat. Seokjin tersenyum dan menggendongnya untuk masuk ke dalam antrian.
"Aka ajahnya da atit? Uti duduk?" tanya Kookie polos. Seokjin tersenyum dan menggeleng seraya merapikan rambut Kookie yang sedikit basah karena terus berlarian.
"Tidak dong, gajahnya senang ditumpangi Kookie" ujar Seokjin.
"Iya aka?" tanya Kookie ragu. Takut sekali menyakiti binatang favoritnya.
"Iya buletnya Kakak" ujar Seokjin lembut.
"Popo dulu" ujar Seokjin dan Kookie dengan senang hati menghujani ciuman pada wajah sang kakak.
Disaat menunggu untuk menaiki gajah, Seokjin terus saja mengobrol dengan Kookie. Mendengarkan berbagai celotehan si buntal sampai akhirnya sesuatu mendistraksi kegiatan keduanya.
"Permisi" seorang wanita menghampiri Seokjin dan Kookie. Seokjin pun menoleh.
"Ya?" tanya Seokjin pada wanita yang tengah senyum senyum itu.
"Boleh aku berkenalan denganmu?" tanya Wanita itu seraya menyodorkan kertas berisi nomor telefonnya. Kookie memandangi wanita itu kesal. Mengganggu saja, pikirnya dan mungkin Seokjin berpikiran sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Well, This is Kookie!
FanfictionIni cerita yang paman dan bibi bisikkan saat aku bertandang kerumah keluarga Kim. Kamu bisa baca cerita "Well hello Kookie" agar tahu bagaimana seluk beluk kehadiran Kookie dalam hari-hari kalian.