Pre-Par(a)t

8 0 0
                                    

| SMA Aspelo |

Keramaian yang lahir sejak pagi tadi terus membara meski terik matahari mulai menyilaukan mata.

Hal itu karena titik fokus mereka masih jatuh pada beberapa orang yang tengah melakukan aksi mendebarkan di lapangan sekolah.

Ya, pertandingan basket.

Rupanya pertandingan ini diadakan sebagai salah satu bentuk perayaan ulang tahun 'kepala sekolah'. Ya, ulang tahun: kepala sekolah.

Sejak acara dibuka dengan upacara yang diakhiri agenda potong tumpeng raksasa, para siswa berantusias mengikuti seluruh rangkaian acara yang akan datang. Mereka menanti hal apa saja yang akan dilakukan hari ini sebagai ganti jam kosong kelas yang begitu mereka senangi.

Pasalnya, setiap rangkaian acara pada hari ini sengaja tidak dibeberkan pada banyak siswa. Orang-orang yang tahu tentang acara ini hanyalah panitia beserta talent dari kalangan siswa yang sudah dimintai persetujuan untuk mengisi acara. 

Hal itu dilakukan untuk menambah sensasi penasaran dari para murid sehingga mereka dapat dengan semangat berada di sekolah hingga bel pulang berbunyi.

"Monitor, monitor? Ada yang lagi ada di sekitar GOR?"

Seorang lelaki berkacamata berjalan sendirian dengan tangan memegang benda hitam berantena. Di lehernya tergantung sebuah tanda pengenal panitia.

Aryo Fernanda - Koordinator Perlengkapan

"Monitor? Pada ke mana ya ini? Tolong responnya." Ulangnya dengan wajah lelah.

Dari benda hitam tersebut, muncul sebuah suara yang getarannya bak radio lama.

"Respons. Sie dokumentasi ada di samping GOR. Ada yang bisa dibantu?"

"Oke, gue ke situ." Ujarnya kemudian berjalan cepat menuju tempat yang akan ia tuju.

Setelah melewati beberapa koridor, matanya menjumpai seorang gadis yang sedang sibuk memotret guna mendokumentasikan persiapan pertandingan olahraga berikutnya. Meski tubuhnya tinggi, tampak gadis itu masih menaiki tangga yang entah dibawa dari mana agar bisa menyorot seluruh objek yang dia targetkan.

"Hai Nat, lo sendirian?"

Gadis dengan jedai di rambut yang tengah fokus menggunakan kameranya itu kemudian turun setelah melakukan satu jepretan.

"Iya, gue sendiri. Ada apa, Fer?"

Lelaki itu mengecek situasi di sekitar, kemudian memelankan suaranya.

"Gue butuh bantuan mindahin barang dari lab biologi ke ruang musik buat acara selanjutnya."

"Oh, lo butuh bantuan gue?"

Ia mengangguk. "Lo lagi sibuk banget, ya?"

"Gak kok, dari sie gue udah ada yang set di area ini juga."

"Yaudah kalo gitu, ikut gue ke lab." Pintanya kemudian.

Keduanya berjalan beriringan tanpa suara, sebelum akhirnya sang lelaki memulai pembicaraan.

"Sorry Nat, gue malah repotin lo."

"Gapapa, emang anak buah lo pada ke mana?"

"Izinnya sih beli barang ke luar sekolah buat acara ketiga setelah ini. Tapi gue juga gak yakin alasan kenapa mereka belum balik."

"Lo gak coba hubungi? Takutnya ada masalah."

Sambil berdecih, siswa bernama Aryo Fernando itu memasuki ruangan tujuan mereka.

"Gak kok kalo sampe ada masalah. Palingan mereka lagi mangkir aja dari tugas."

"Serius?"

"Biasa. Kaget ya?" Ia terkekeh. "Padahal masih pagi, kan? Jam sebelas aja belom ada."

"Oalah.."

Mereka berhenti tepat di sebuah meja yang menampilkan dua kardus berukuran agak besar.

"Nah, lo tolong bawain kardus yang ini ya. Bisa, kan?"

Nata mengangguk. Ia menyampirkan kameranya ke belakang lalu bersiap mengangkat kardus yang ditunjuk Fernan.

Keduanya kemudian berjalan dengan Fernan sebagai pemimpin dan Nata sebagai pengikut. Meski merasa bebannya agak berat, Nata tetap terus berusaha membawa kardus itu agar pekerjaan panitia berjalan lancar. Ia menekankan bahwa tangannya kuat membawa beban hingga tiba di tempat yang dituju.

Itulah pikiran Nata sepanjang perjalanan,

sebelum akhirnya dia melewati lapangan basket yang ramai akan orang di tepian;

dan entah kesalahan apa yang Nata lakukan hari ini sehingga ia mendapat kesialan ini,

tapi Nata bersumpah ia benar-benar tak mengerti.

Bagaimana bisa pikiran damainya—yang sedang mencoba menguatkan diri untuk tetap berusaha—harus buyar tiba-tiba karena sebuah bola yang mengenai tubuhnya?

Bagaimana bisa Nata membuat gaduh dan menciptakan pusat perhatian di tengah keramaian hanya karena sebuah bola yang menghantamnya secara tidak sengaja?!

• — •

pre·pa·rat /préparat/ n 1 bahan yang disiapkan secara kimiawi; sediaan: 

p

re'part /pré-part/ n 1 sebelum memasuki bagian-bagian lain; awalan:

N & Ñ

SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang