: Part 3

10 0 0
                                    

P E R T E M U A N
---

Lima hari telah berlalu sejak hari kejadian rumor pahlawan di sekolah. Selama itu, Nayo menyibukkan diri dengan berusaha melakukan kegiatan produktif baginya.

Latihan basket, mampir ke tempat gym, atau..

..bermain game, contohnya.

Yah, meski kedengarannya opsi terakhirnitu memang meragukan, namun hal itu dirasa cukup menguntungkan bagi Nayo untuk bisa melupakan hal-hal yang menghantui pikirannya.

Meski faktanya bermain game tidak terlalu membawa keuntungan, tapi selama lima hari ini Nayo merasa diuntungkan karena ia berhasil melepaskan penat dan perasaan berkecamuk miliknya.

Perasaan emosional yang dia rasakan ketika bertanding lewat gim di ponselnya, mampu mengalihkan perhatian Nayo. Baik dari dalam diri maupun sekitarnya.

Jadi, jika kedua temannya lalu bersikap seperti ini:

"Yo, lo kenapa deh akhir-akhir ini cuekin kita?"

"Iya, lo udah gak mau ngomong sama kita lagi. Maksud lo apa, Yo?"

"Lo main game juga gak ngajak kita-kita. Lo main sendiri, terus kita berdua disuruh ngobrol, gitu?"

"Iya, tumben banget loh, Yo! Lo sendirian terus akhir-akhir ini. Kayak gak mau terlibat sama kita."

...mungkin itu adalah hal yang wajar.

Nayo yang saat itu sedang memainkan gim di ponsel, menghembuskan napasnya pelan.

"Apaan, gue gak gitu kok." Ucap Nayo dengan pandangan masih tertuju fokus ke ponselnya.

Bram dan Kenan memincingkan matanya, merasa tak terima dengan ucapan sahabatnya.

'Gak gitu,' katanya? Lalu sekarang ini apa?

"Kalo ada masalah tuh cerita aja, friend." Ujar Bram menepuk bahu sahabatnya.

Kenan mengangguk setuju. "Hooh. Lo juga biasanya apa-apa diceritain ke kita. Lo sekarang ada masalah apa? Ngomong aja, kita berdua siap dengerin, kok."

Karena merasa risih dengan suara kedua sahabatnya, Nayo akhirnya keluar dari gim. Ia meletakkan ponsel ke atas meja dan menyeruput ice americano yang telah dirinya pesan.

Ngomong-ngomong, mereka bertiga kini sedang berada di sebuah kafe.

"Serius, gue gak apa-apa." Ucap Nayo setelah menelan minumannya. "Cuma kepikiran beberapa hal aja."

"Hal apa?" sahut Bram cepat.

Nayo menghela napasnya, "Entah. Gue pun gak ngerti itu apa. Rasanya, perasaan gue agak ga tenang aja."

Bram dan Kenan sama-sama mengernyit.

"Emang awalnya lo ada masalah apa?"

Nayo kembali menghela napasnya. Ia memandang ke sembarang arah lalu pikirannya membawa Nayo ke kejadian saat acara ulang tahun kepala sekolah.

Nayo tersenyum. "Bukan apa-apa."

Bram dan Kenan mendesis, terus memaksa Nayo untuk bercerita. Mereka tak ingin sahabatnya memendam perasaan negatif sendirian.

SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang