: Part 12

9 0 0
                                    

P E R A Y A A N
===

Setelah membeberkan semua hal tentang mereka, Kayla dan Bram mempersilahkan masing-masing sahabat mereka untuk makan malam.

Bedanya, makan malam kali ini tidak dilakukan secara bersama. Hanya yang mau saja, contohnya Nata yang memang mengeluh lapar sejak tadi.

Sebenarnya, acara makan malam diadakan sekitar jam sembilan.

Tapi, karena Kayla tahu bahwa sahabatnya sudah kelaparan, maka ia mempersilahkan tamunya untuk makan lebih dulu.

Nata yang tahu hal itu pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan.

Terlebih, makanan yang dipesan Kayla rata-rata adalah makanan favoritnya.

"Gue gak tau kalo ternyata makan lo banyak." Ujar Nayo.

Jujur, kedatangan Nayo membuat Nata terjingat sejenak. Ia terkejut akan suara Nayo yang datang dari belakang.

Pasalnya, saat itu Nata sedang mengambil makanan bagiannya dan memindahkannya ke atas piring.

Ngomong-ngomong, posisi Nata dan Nayo kini ada di dapur. Sementara Kayla, Bram, Shana, dan Kenan sedang asyik mengobrol bersama di ruang tengah.

"Wajar,"

Nayo mengernyit. "Maksudnya?"

"Gue gak pernah ngasih tau lo."

"Hah?"

Nayo yang mengajak bicara, Nayo juga yang bingung pada akhirnya.

Karena sedang tak ingin bicara panjang lebar, Nata hanya bisa mendengus dan memilih duduk di meja makan tanpa menjawab Nayo.

Nayo yang menyadari itu pun langsung memincingkan matanya tak terima.

Sambil menahan kesabaran, Nayo mengambil sepotong pizza dari kemasan lalu ikut duduk bersama Nata.

"Lo udah tahu soal mereka sebelumnya?"

Nata mendongak. "Soal apa?"

"Soal Kayla dan Bram." Timpal Nayo. "Gue gak nyangka ternyata mereka pacaran."

Nata mengendikkan bahunya. "Ga heran, sih."

"Kok gitu?"

"Gapapa."

Nata memilih untuk memuaskan perutnya daripada memuaskan rasa penasaran Nayo.

"Kotak makan punya lo mau gue anter ke rumah kapan?"

Nata menghela napasnya panjang. Bisakah Nayo mengizinkan dirinya untuk makan dengan tidak mengajaknya bicara?

"Gak usah."

Nayo mengernyit. "Gak usah gimana? Bukan lo yang mutusin, kan? Itu barang nyokap lo."

Nata mengunyah makanannya malas. "Iya, sebisa lo aja."

"Gue bisa kapan aja." Jawab Nayo dengan senyuman manis.

SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang