: Part 5

9 0 0
                                    

P E T U N J U K
---

Mulai keesokan harinya setelah kejadian di UKS, Nayo memutuskan untuk tidak berkeliaran saat berada di sekolah.

Lelaki itu berusaha untuk tetap diam di kelas selama jam istirahat. Hal itu dia lakukan karena Nayo tak ingin lebih menggila saat menjumpai Nata.

Entahlah.

Kini Nayo hanya bisa pasrah. Namun, sebisa mungkin dirinya akan menghindari sesuatu yang merepotkan baginya. Contohnya: bertemu Nata.

Ah, ya. Meski seperti itu, sampai sekarang pun Nayo masih belum mengerti mengapa Nata meletakkan balutan semacam kain pada pergelangan tangannya.

Nayo tidak bisa paham apa yang sudah Nata lakukan terhadapnya.

Jadi, dalam waktu luangnya, Nayo hanya bisa memandang barang pemberian Nata itu sambil memikirkan hal kosong.

"Pengantar makanan sudah tiba!!" seru Kenan yang masuk ke dalam kelas Nayo yang diikuti Bram.

Nayo menoleh pada kedua sahabatnya. Lelaki itu mengambil tiga buah roti dan minuman kaleng dari tangan Kenan.

Setelah itu, Kenan dan Bram duduk di sembarang kursi yang ada di sekitar Nayo.

"Lo kenapa deh, Yo? Tumben-tumbenan banget!" tanya Kenan bingung.

Bram menyeruput susu kotaknya sambil menatap Nayo. Dengan diam, lelaki itu menelisik ekspresi Nayo.

"Gapapa gue," balas Nayo singkat.

Lelaki itu membuka kemasan roti miliknya lalu melahapnya dengan santai.

"Lo lagi hindarin Dara, ya?" tanya Bram tiba-tiba.

Mendapati pertanyaan itu, Nayo justru mengernyit. "Menghindar gimana?"

Bram mengendikkan bahunya. "Dari kemaren dia chat gue. Katanya lo blokir kontaknya?"

Nayo berpikir sebentar, lalu melahap rotinya lagi. "Kayaknya iya." Balasnya.

"Yaelah! Ternyata perkara mantan, toh?!" sahut Kenan. "Gue kira karena Nata!" bisik Kenan di kalimat terakhirnya.

Mendengar nama itu, Nayo berdehem. Ia membuka tutup kaleng minumannya, lalu meneguknya sedikit.

"Tadi gue juga ketemu Dara." Ujar Bram tiba-tiba. "Dia nyariin lo, Yo." Lanjutnya.

Nayo tidak membalas.

"Lo kalo belum selese urusan sama dia, saran gue seleseiin dulu." Saran Bram.

Nayo menghembuskan napas kasar. Ia kembali menegak minuman kalengnya.

"Palingan dia cuma mau klarifikasi gak jelas."

Hal itu mengundang tawa dari Kenan dan Bram.

"Udah gue bilang, punya pacar satu sekolah itu rada ribet! Mending jangan!" Kenan menanggapi.

Bram dan Kenan memincingkan matanya ke arah Kenan.

"Lo jomblo, gak usah banyak gaya." Utas Bram pedas.

SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang