: Part 8

9 0 0
                                    

F O T O
---

Sepulang sekolah, Kayla dan Nata berpisah dari Shana. Ketiga gadis itu berpisah tepat di samping GOR sekolah.

Shana masuk ke dalam GOR, sementara Kayla dan Nata bersama menuju lobi.

Diketahui, hari ini merupakan jadwal ekstrakurikuler Shana. Jadi, tak heran jika gadis itu pulang lebih lambat dari dua sahabatnya.

"Kok lo bisa ya, jadi orang terkenal mendadak gara-gara dilabrak anak kelas lain?" tanya Kayla tiba-tiba.

Nata yang sedang memainkan kunci motor di tangannya mengendikkan bahu tak tahu.

"Untung aja lo bukan cewek yang suka ngeladenin orang gak jelas ya, Nat." Ujar Kayla bangga. "Malahan gue sama Shana yang kepanasan!"

Nata terkekeh. "Maklum sih, Kay. Kalian berdua udah laper sejak zaman purbakala."

Kayla tertawa receh. "Anyway, tugas sejarah tadi mau dikerjain bareng kapan? Mending direncanain dari sekarang aja gak sih?" sarannya.

"Mm.. Boleh sih. Gue kapan aja bisa,"

Kayla mengangguk. "Gue sesuaiin sama jadwal dulu, ntar kita bahas di grup sama Shana."

"Mau di mana?"

"Rumah gue aja gimana? Mumpung kakak gue ada, jadi bisa minta traktir dia kalo mau beli-beli."

Nata tertawa. "Bisa-bisanya lo, Kay."

"Manfaatin kesempatan kali, Nat. Lagian dia cuma pulang bentar. Gak nyampe seminggu lagi udah pergi lagi."

Nata manggut-manggut. Sejenak ada hening menyelimuti keduanya saat mereka sudah berada di lobi.

Ini adalah saatnya Nata dan Kayla berpisah lantaran Nata harus menuju tempat parkir, sementara Kayla menunggu dijemput sopirnya.

"Lo mau ke parkiran ya, Nat? Duluan aja," ujar Kayla.

Nata mengangguk. Tiba-tiba pikirannya kembali dilanda sesuatu yang membuat hatinya terasa ganjal.

Rasanya Nata jadi ingin menghilangkan perasaan tak enak itu darinya.

"Tapi Kay, gue boleh tanya sesuatu sama lo?"

Kayla mengangkat kedua alisnya. "Tanya aja, Nat."

Nata diam cukup lama. Ia berpikir apakah dirinya pantas menanyakan hal yang Kayla sendiri tidak mau mengumbarnya.

Itu juga hanya demi kenyamanan hati Nata. Bukankah Nata egois jika begitu?

Pikiran itu membuat Nata memilih untuk mengurungkan niatnya dan menggelengkan kepala sambil tersenyum simpul.

"Ga jadi deh," ujar Nata. "Gue balik dulu, Kay."

Kayla mengerjap, sementara Nata sudah mulai melangkah pergi darinya.

Karena merasa tahu apa yang akan ditanya oleh sahabatnya itu, Kayla kembali memanggil Nata.

"Nat!"

SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang