Chapter 2

175 29 10
                                    


Seireitei—Kediaman Keluarga Ise

Suasana di Kediaman Ise hari itu begitu cerah, ramai, dan meriah. Wajah-wajah semua orang terlihat bahagia dan ceria. Baik keluarga inti, para pelayan maupun tamu-tamu yang datang, semua tampak cerah. Namun, orang itu nampaknya tidak terpengaruh dengan suasana di sekitarnya. Wajahnya tetap dingin dan kaku, tampak seperti bongkahan es di tengah padang bunga.

Kyoraku amat mengenal wajah yang sedingin itu. Dia adalah Kuchiki Byakuya. Menyipitkan matanya, Kyoraku diam-diam meneliti figur pria yang sekarang sedang berada di hadapannya, membungkuk hormat dan maju untuk berjabat tangan dengannya. Tanpa sadar matanya mengikuti garis-garis wajah lelaki itu dengan teliti. Wajahnya sebetulnya sangat tampan, tapi lingkaran hitam di bawah matanya membuat lelaki bangsawan itu tampak berbeda.

Ada banyak keanehan di dalam diri lelaki itu, namun Kyoraku tak tahu bagaimana menjelaskannya. Penampilan fisiknya agak berbeda. Jelas. Namun, sepertinya ada rangkaian aura aneh yang membuat Kyoraku masih saja ingin memperhatikannya.

.

"Sakura! Kau harus segera masuk ke washitsu. Upacara minum teh akan segera dimulai!"

Sakura nyaris saja terlonjak. Untung dapat ditahannya.

"Hei, kau ini kenapa? Ayo cepat! Segera bersiap-siap, nanti aku yang akan membimbing para tamu ke sana!" kata gadis yang memanggilnya tadi, Ise Nanao.

"A...apa? O-oh, ya. Baik." Sakura segera tergopoh-gopoh memasuki washitsu itu. Nanao memandang Sakura dengan wajah aneh, antara heran dan kaget. Baginya, sikap Sakura tadi terlihat seperti gadis yang hendak dilamar saja.

"Maafkan aku, Sakura. Aku dan Soutaichou terpaksa mengatur acara ini agar kau bisa bertemu Kuchiki Taichou." Bisik Nanao pelan.

Nanao angkat bahu, dan pergi ke taman di depan washitsu untuk melaksanakan tugasnya. Menjadi pembimbing tamu di acara ini, tentulah ia akan menjadi pusat perhatian. Siapa tahu akan ada cowok yang menarik perhatiannya. Dan lagi, mereka semua pastinya orang penting. Sambil menyelam minum air. Tentu saja tidak pakai acara tenggelam. Heh, tugas semacam ini memang cocok untukku, si cantik-dan-seksi, Ise Nanao!

Washitsu tempat pelaksanaan upacara minum teh itu, berbeda dari tempat latihan Sakura yang biasanya. Ruangan itu juga berukuran cukup besar. Namun, demi menyambut tamu, Kyoraku mempersiapkan ruangan yang sungguh spektakuler. Ruangan itu bersifat semi-terbuka dengan taman yang mengelilinginya. Bangunan itu terletak di atas kolam yang berisi ikan koi berwarna jingga dan putih. Taman ditanami dengan bunga-bunga musim semi, dihiasi beberapa ornamen batu dan lentera, serta patung-patung cantik berbentuk burung bangau.

Sebelum mengikuti ritual upacara minum teh, para tamu akan dipersilahkan menunggu di taman itu. Itulah mengapa di taman itu banyak tersedia bangku-bangku kayu maupun batu. Semua tamu dapat duduk sambil mengobrol, sambil menikmati hidangan yang disediakan oleh para pelayan.

"Kusangka Taichou tidak akan tertarik dengan acara semacam ini." Kata Renji sambil meminum tehnya.

Byakuya mendelik. Sebetulnya, dia memang tidak tertarik. Bayangkan, hari ini ia harus memakai pakaian resmi yang jarang dipakai dalam kesehariannya, karena ia lebih suka pakaian yang praktis seperti Shihakusou dan Haori Taichou miliknya. Hari ini Byakuya memakai Montsuki dan Hakama berwarna biru tua dengan kamon—lambang keluarga, yaitu bunga camelia di bagian depannya. Ia agak sebal juga karena tatapan orang-orang yang melihat lambang bunga camelia yang terpampang di Montsuki-nya. Oke, dia memang berasal dari Keluarga Kuchiki yang terhormat itu. Ada masalah?

Tapi, mengapa hari ini dia bersedia pergi, ya? Byakuya sendiri bahkan sedang tak begitu mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya hari ini. Diliriknya washitsu yang masih sepi.

HAKUJITSU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang