Chapter 18

178 22 14
                                    


Soul Society, Kediaman Kuchiki

Beberapa pelayan wanita segera membantu Sakura mengganti pakaian dan membereskan futon, kemudian membawanya untuk membersihkan diri. Kamar mandi yang mereka gunakan begitu besar. Hanya saja bak mandi kayu itu tidak hanya diisi dengan air hangat biasa, melainkan air wangi yang dipenuhi kelopak mawar merah dan bunga camelia. Hari ini merupakan acara penting yang harus dilalui pengantin baru ini. Yaitu upacara penerimaan Sakura sebagai anggota Keluarga Kuchiki dan malam pengantin mereka yang menjadi simbol penyatuan yin dan yang.

Sakura sedikit canggung ketika dia harus menanggalkan seluruh pakaiannya, lalu dituntun masuk ke dalam bak. Chiyo menumpahkan air hangat ke bahunya, menggosok punggung dan lengan Sakura dengan lembut menggunakan sabun khusus yang mahal, sembari menjelaskan bagaimana prosesi ritual itu akan berlangsung dan apa saja yang harus dilakukan.

"Tidak perlu cemas, Sakura-sama," ujar Chiyo sambil tersenyum jenaka. "Jika masih tidak mengerti, suamimu akan membimbingmu langsung. Byakuya-sama sudah tahu apa yang harus dilakukan."

"Diamlah, Chiyo! Kau membuatku semakin gugup. Seharusnya aku membawa Aino ke sini. Tapi dia menolak tinggal di Kediaman Kuchiki karena merasa lebih suka tinggal di Kediaman Ise. Sekarang mau tak mau aku hanya memilikimu sebagai temanku di sini."

Setelah selesai, kemudian Chiyo membantunya berpakaian. Kali ini Sakura memakai kimono berwarna merah gelap dengan motif bunga camelia. Mereka memasangkan kain indah berbahan sutera halus itu pada tubuhnya. Bagian bawah pakaian itu terjatuh dengan anggun hingga melewati mata kakinya, terjurai ke lantai kayu di belakangnya.

Dan tidak seperti yang diduga Sakura sebelumnya, bahwa dia akan didandani seperti seorang Geisha, ternyata mereka membiarkannya tampil alami tanpa riasan tebal kecuali selapis tipis bedak dan lipstik yang terasa ringan. Sementara rambutnya dibentuk sanggul sederhana di belakang kepalanya, dihiasi oleh sebuah kanzashi, hiasan rambut seperti tusuk konde dengan ornamen berbentuk bunga sakura.

"Ini adalah kanzashi milik mendiang ibu Byakuya-sama," kata Chiyo ketika memasangkan perhiasan itu di rambutnya. "Byakuya-sama sendiri yang menginginkan supaya Anda memakainya."

Sakura memandang dirinya di dalam cermin, tangannya menyusuri ornamen berbentuk bunga sakura yang kini tersemat cantik di rambutnya. Ada perasaan hangat yang aneh tiba-tiba menyusup dalam hatinya ketika menyentuh benda itu. Sakura telah bersiap untuk ritual penerimaan ini, karena dirinya telah resmi menjadi istri dari Kepala Keluarga Kuchiki yang ke-28.

Byakuya dan beberapa tetua klan sudah menunggunya di luar. Alih-alih mengenakan pakaian Shihakushou yang biasa, kali ini Byakuya memakai sebuah pakaian resmi klan, lengkap dengan Haorihakama-nya, berwarna biru gelap dengan sedikit aksen yang membuatnya sedikit berbeda dengan pakaian yang dipakai tetua klan yang lain. Sementara rambutnya tampak mengenakan kenseikan, yang menjadi simbol kebangsawanannya sebagai Kepala Keluarga Kuchiki. Pria itu menoleh, tatkala Chiyo membimbing Sakura mendekat padanya. Sekilas Sakura bisa melihat ekspresi terkejut di wajah suaminya itu, sebelum kemudian kembali datar seperti yang biasa dia tampilkan.

"Sakura-sama cantik sekali bukan, Byakuya-sama?" Chiyo menyanyai pendapat sang tuan ketika mereka sudah berdiri di sisinya.

Byakuya mengambil waktu beberapa saat untuk menatap Sakura yang menunduk dengan sikap gugup, sebelum mengangguk singkat. Chiyo tersenyum puas, kemudian mundur supaya Byakuya bisa mengambil alih.

"Kita pergi sekarang," ujar Byakuya seraya menawarkan tangannya.

Sakura memandang tangan yang terulur itu dengan ragu, sebelum akhirnya menyambutnya. Byakuya menyelipkan jari-jemarinya yang panjang di sela-sela jemari istrinya, lalu menggenggam tangannya dengan mantap. Tiba-tiba saja Sakura merasa gugup. Ini adalah kali pertama Byakuya menggandeng tangannya seperti ini di hadapan para tetua klan. Seluruh anggota petinggi klan sudah berkumpul di Kediaman Kuchiki. Ketika Sakura akhirnya tiba di sana, ia melihat pasangan suami istri Abarai Renji dan Kuchiki Rukia.

HAKUJITSU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang