Seulgi baru saja tiba di kampusnya bersama dengan Wendy juga. Mereka berdua masuk kelas siang hari ini, jadi tak heran jika mata mereka bengkak karena baru bangun.
"Gi, misah dari sini ya," ujar Wendy.
Di depan sana sudah ada Naeun yang menunggu Wendy untuk memasuki kelas bersama.
"Iya, ntar pulang duluan aja bawa mobil gue." Tenang saja, Seulgi nanti bisa minta antar Krystal, karena kelas hari ini kemungkinan akan sampai malam, ia tidak mau Wendy menunggunya.
Wendy hanya mengangguk dan menghampiri Naeun yang sudah menunggunya.
Naeun tidak lupa membungkuk ke arah Seulgi, "Duluan ya," ujarnya.
Seulgi juga membalasnya. "Jagain saudara gue, ya," katanya pada Naeun.
Kini Naeun dan juga Wendy sudah berada di kelasya.
"Wen, gue denger-denger Seulgi habis gebukin Ryu Hwayoung di rooftop," ujar Naeun pelan.
Wendy mengernyit, "Serius lo?! Denger dari mana?"
"Sepupu gue cerita, katanya Hwayoung nangis-nangis di kelasnya, dan bilang habis ditampar Seulgi. Parahnya, dia juga bilang kalo perlakuan Seulgi ini bukan cuma sekali itu doang, tapi sering. Dan Hwayoung baru berani speak sekarang ini karena udah bener-bener gak tahan sama tingkah Seulgi yang seenaknya."
"Trus lo percaya?" tanya Wendy.
"Kagak lah. Lo tahu sendiri kan Hwayoung tuh kayak apa? Yang gue khawatirin sekarang tuh si Seulgi nya, Wen." Semua juga tahu sifat buruk si wanita ular itu.
Wendy diam sebentar sebelum akhirnya kembali berbicara, "Biarin aja lah."
"Maksud lo?" Naeun benar-benar tidak habis fikir dengan Wendy.
"Gue percaya kalo Seulgi gak akan ngelakuin hal konyol kayak gitu, dan gue percaya kalo Seulgi bisa beresin semua ini sendiri. Bukan karena gue gak mau bantu atau semacamnya, tapi sepertinya emang masalah ini gak bisa gue bantu, hanya Seulgi yang bisa menyelesaikan. Kita tunggu aja apa rencana dia," ujar Wendy yakin.
"Semisal nanti terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, gue bakal bilang ke Kak Irene," lanjut Wendy.
-
Seulgi berjalan santai meski semua pasang mata sedang menatap sinis ke arahnya. Sepertinya Ryu Hwayoung benar-benar ingin berperang dengannya, baiklah, Seulgi akan memenangkan peperangan ini. Hahahahaha!
Seulgi telah pergi ke ruangan cctv untuk meminta video salinan saat ia ada kelas malam, dan Seulgi juga tak lupa membawa surat visum. Ia memajang itu semua di mading kampus, ya, dia sampai memasukkan Ipadnya ke dalam mading, guna agar semua orang tahu jika yang dikatakan Hwayoung semuanya adalah bohong.
Hwayoung yang melihat itu semua menjadi marah. Ia menghampiri Seulgi dan memukulnya, tak peduli jika ia harus dikeluarkan dari Universitas ini, yang terpenting ia bisa memukul Seulgi dengan tangannya.
BHUK!! Tubuh Seulgi berhasil menghantam mading. Namun bukan ringisan yang Hwayoung dengar, melainkan tawa.
"Sedih banget sih hidup lo, Kak!" katanya.
Kini keduanya menjadi tontonan semua mahasiswa dan juga mahasiswi. Ada yang merekam, dan ada yang memfoto, namun tidak ada yang melerai. Benar-benar tidak waras.
Seola yang berada disana dengan cepat berlari menghampiri Wendy, ia harus memberi tahu wanita itu secepatnya.
"Wen, Wendy!" Sial, Wendy tidak ada di kelasnya.
Seola kembali mencari Wendy, ia mencari ke area taman, toilet, perpus, ruang musik, dll, namun ia masih belum menemukan Wendy. Kemana sih anak itu? pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We are BLACKVELVET
Fanfiction"Pergi lo!" - "Air mata gue kenapa gak bisa berhenti?" - "Udah gapapa, biar gue aja." - "Harus tenang, gak boleh gegabah." - "Siapa bilang?!" - "Yeoboseyo?" - "Ini lukisan gue bagus banget ya ampun." - "Gue bukan orang asing, gue orang Thailand," - ...