Lagi-lagi Irene tidak bisa membuka matanya, menggerakkan jari pun ia tak bisa, seperti deja vu saja. Apakah selanjutnya nyeri dada? tanyanya dalam hati.
NYUTTTTTTT!
Benar saja, ini benar-benar seperti deja vu. Ia kembali lagi ke ruangan berwarna putih tadi, dan tubuhnya kembali telanjang.
"Irene!" lagi-lagi suara ini, pikirnya.
"Irene!" Ini Irene sedang dimana sih? Apa di pertengahan hidup dan mati(?)
"IRENE!!!" Ruangan kembali berwarna hitam, dan Irene kembali menyadari jika jantungnya sudah berhenti berdetak sejak tadi.
Lagi-lagi telinganya kembali mendengar suara orang yang sedang mengobrol, lagi-lagi kembali seperti semula, pikir Irene lesu.
NYUTTTT!
Kali ini sakitnya 3 kali lipat lebih sakit. Rasanya benar-benar tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata.
"Irene!"
Geram dengan panggilan itu membuat Irene murka. "Sat! Apaan sih dari tadi gitu mulu?! Gak capek?"
"Irene!"
"Ya ya ya, gue di sini. Cepet jemput gue gih." Jawab Irene ngawur, dia sudah pasrah.
"IRENE!!!"
Kali ini benar-benar berbeda, bukan ruangan hitam yang ia dapatkan, melainkan...
"HAH?!"
"IRENE?!"
Irene mengernyit, ini rumah sakit, pikirnya. Apa kejadian sebelumnya hanya sebuah mimpi(?) entah lah.
"Irene?" Irene melirik seseorang yang baru saja menyebut namanya itu
Matanya terbelalak, "S-suho-sshi?" Mengapa bisa ada Suho di sini? bingungnya.
BRAK!! Pintu dibanting dengan kasar, dan pelakunya tak lain adalah Eunbi.
"Eunbi?" Irene bingung, kenapa Eunbi tergesa-gesa begitu.
Tubuh Eunbi merosot ke lantai saat melihat Irene sudah sadar, ia lega.
Irene segera diperiksa oleh Dokter, sebelumnya Irene dibawa ke rumah sakit dengan kepala bocor akibat jatuh dari eskalator. Kenapa beda dengan chapter 9? karena di sana hanya ingatan Irene saja. Kejadian sebenarnya adalah...
"Bikyo!"
"Bikyo juseyo!"
"Bikyo!"
Irene terpaksa harus menaiki eskalator karena lift benar-benar penuh pagi ini. Tanpa ia sadari seseorang yang juga sedang berlari sedang menuju ke arahnya, intinya Irene dan orang itu sama-sama berlari, entah karena apa.
Dan saat Irene akan menginjakkan kakinya di lantai, orang itu menabraknya kencang, membuat Irene yang tidak fokus pun kehilangan keseimbangan dan jatuh berguling-guling di tangga eskalator. Fatalnya adalah kepala Irene yang lebih dulu menyentuh lantai dasar dengan keras.
Karena kejadian itu Irene harus mengalami koma selama satu minggu. Tadi Irene sempat gagal jantung, namun karena keajaiban Tuhan lah yang membuatnya selamat. Ditambah usaha Suho dan Eunbi yang terus menerus memanggil nama Irene.
Bagaimana Suho bisa ada di sini? Itu karena Suho adalah salah satu dari sekian banyaknya orang yang menyaksikan kejadian itu secara langsung.
Jika kalian bisa melihat, di sekeliling kamar itu dipenuhi oleh buket bunga. Dari Seulgi, dari Jisoo, dari Wendy, dari Yeri, dari Joy, dari Jennie, dari Lisa, dari Rose, disetiap bunga itu ada nama-nama anak BLACKVELVET. Tidak hanya itu, Irene juga mendapat buket bunga yang besar dari Jung Sisters, Chanyeol dan juga Suho.
KAMU SEDANG MEMBACA
We are BLACKVELVET
Fanfiction"Pergi lo!" - "Air mata gue kenapa gak bisa berhenti?" - "Udah gapapa, biar gue aja." - "Harus tenang, gak boleh gegabah." - "Siapa bilang?!" - "Yeoboseyo?" - "Ini lukisan gue bagus banget ya ampun." - "Gue bukan orang asing, gue orang Thailand," - ...