𝐈𝐈

693 111 3
                                    

"[Name]-chwwannnnn!!! Aku membuatkanmu bekal!! Apa kamu mau?!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"[Name]-chwwannnnn!!! Aku membuatkanmu bekal!! Apa kamu mau?!!"

[Name] menatap lelaki seangkatan yang merupakan salah satu sahabat dari Luffy, Vinsmoke Sanji. Dengan mata yang membentuk cinta, Sanji menyerahkan bekal buatannya untuk [Name]. Tidak sekali dua kali, Sanji sering sekali membuatkannya untuk [Name].

"Sanji.. sudah kubilang jangan repot-repot. Sabo selalu membuatkan bekal untukku," ucap [Name]. "Lagipula, aku tidak yakin bisa habis dua bekal.."

"Tapi, si Gizao ini selalu meminta makananmu, yakan? Aku mau melihat [Name]-chan yang semakin berisi! Aku jadi kasian melihat Gizao satu ini meminta makanan terus!" protes Sanji sembari menunjuk Kid yang duduk dibelakang [Name].

"Apa?! Aku tidak seperti itu!" pekik Kid tidak terima.

"Hahh... Baiklah-baiklah. Terimakasih, Sanji," ucap [Name] yang menerima bekal buatan Sanji. "Lain kali, aku buatin kue untukmu lagi ya, seperti saat kalian main waktu itu," tambah [Name] sembari tersenyum.

Darah mengalir dari hidung Sanji. "DENGAN SENANG HATI, [NAME]-CHWANNN!! AHH! [NAME]-CHAN YANG TERSENYUM, BENAR-BENAR TIADA LAWAN!!" pekik Sanji dengan lope-lope disekitarnya.

"Berisik!! Pergilah dari sini!" usir Kid.

"Ceilah, bilang aja iri. Wlee!" ejek Sanji.

***

[Name] berjalan menuju perpustakaan. Rasanya sangat pusing setelah menerima dua pelajaran kejam hari ini. Beruntung setelah ini pelajaran yang cukup santai dari Aokiji, yaitu seni. Habisnya, Aokiji hanya memberikan tugas, setelah itu tidur di ruang kelas dengan santainya.

"Kuharap, ada buku mengenai kisah romantis," gumam [Name].

Dia menatap buku-buku yang tersusun rapi di rak kayu itu. "Karya dari penulis negara Indonesia itu benar-benar bagus. Aku ingin membacanya, tapi aku tidak mengerti urutannya..." gerutu [Name]. [Name] berjinjit saat melihat sebuah buku menarik perhatiannya.

"Ah! Tidak sampai! Ayo!"

[Name] terus berjinjit, sampai jari-jarinya menyentuh buku keinginannya. "Dapat! Ah!!!" [Name] terkejut saat kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh kebelakang.

Namun bukannya merasakan benturan lantai, dia merasakan dada bidang seseorang dan tangan yang memeganginya.

"Ck, jangan berisik. Kalau tidak sampai, bilang dong. Hampir saja kau jatuh," tegur seseorang itu.

[Name] mendongak. Dia terkejut karena yang menyelamatkannya adalah Law. Lelaki itu hanya memasang wajah datar.

"Maafkan aku..." ucap [Name] pelan.

Law menghela nafas pelan. "Tidak adiknya, tidak kakaknya, keduanya ceroboh. Tapi, untungnya kau lebih pintar dari Mugiwara-ya. Jadi aku tidak akan repot berbicara denganmu," ucap Law.

𝐍𝐓𝐑 ; Trafalgar D. Water LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang