𝐗

330 43 6
                                    

Pembatas yang foto Luffy dkk nya ilang ges karena ak ganti HP🥹

Happy reading!

•••

"Kenapa lama banget? Gak diapa-apain 'kan motornya?"

[Name] berdecak saat Kid menanyakan motor miliknya. Dasar tidak tahu untung. Padahal [Name] sudah berbaik hati untuk membeli soda dan cemilan sebagai pelengkap saat mereka bakar-bakaran. Bukannya khawatir [Name] kenapa-napa, malah menanyakan motornya.

"[Name]-chan...." Sanji menghampiri [Name] dengan khawatir. Dia mengangkat dompet di tangannya. "D-Dompetmu ketinggalan..."

[Name] melotot melihatnya. Bagaimana bisa dia melupakan dompet yang berisi cuan dari kakek dan ayahnya?!

"Terus gimana bayar belanjaannya tadi? Masa sih ngutang ke minimarket?" tanya Kid pada [Name].

Plakk!

"WOI!"

Kid mengusap-usap wajahnya yang ditampar oleh [Name]. Perempuan itu menghela nafas gusar. "Gila aja! Masuk penjara yang ada kalau ngutang. Lagian, mana bisa ngutang di minimarket?!" balas [Name].

"Ya, siapa tau! Jalan pikir lo kan gak waras!"

"Enak aja!"

[Name] dan Kid saling melempar tatapan tak senang. Mereka berdua memang susah akur.

'Jadi kasihan sama Killer. Pasti nahan batin,' pikir Sanji sweatdrop. "Udah, udah! Yang penting belanjaannya dibayar dan juga [Name]-chan baik-baik saja," ujar Sanji.

[Name] memutar bola matanya malas. Lagipula kenapa coba dirinya bisa terus terpancing emosi dengan mudahnya oleh Kid?

Singkat saja. Kid itu caper agar dinotice olehmu, [Name].

***

Sudah tiga hari ujian dilalui. [Name] masih menetap ditempat duduknya dengan menunduk diantara tangan yang saling menumpu. Entah kenapa [Name] merasa kepalanya berat sekali. Soal-soal ujian tadi juga membuat [Name] ingin menangis hanya dengan membacanya saja. Padahal soal itu mudah.

"[Name], ayo pulang!" ajak Luffy yang masuk ke ruangannya.

Seakan tidak bisa mendengar apapun, [Name] tidak bergerak sedikitpun saat mendengar suara adiknya itu. Luffy masih setia menunggu dengan senyuman diwajahnya.

Sekitar 30 menit Luffy menunggu. Dia mulai cemberut karena menunggu kakaknya itu masih diam saja.

"Huh? Kenapa kalian masih disini?"

Luffy menoleh ke arah pintu ruangan kelas. Irisnya melebar saat melihat Law berdiri disana. Mata milik pemuda dengan topi berbintik itu terarah pada [Name].

"Huh, Torao? Kenapa kau disini? Mau mengganggu [Name] lagi?" tanya Luffy tak senang.

Law mendengus geli. "Harusnya aku yang bertanya. Aku disini karena ada urusan dengan guru, makanya belum pulang. Dan lagi, aku tidak berniat mengganggu [Name]-ya," balas Law.

"Ya terus ngapain kesini?" tanya Luffy lagi.

"Kau ini ketus sekali," cibir Law diikuti matanya yang memicing.

Law mendekati [Name], tentunya Luffy menghalangi jalannya. Laki-laki dengan luka dibawah mata itu benar-benar tidak ingin Law mengganggu kakak perempuannya itu.

Law terdiam sesaat. Kemudian dia bersuara pelan, "[Name]-ya sakit."

"Huh?"

Law menunjuk [Name] yang terlelap. "Nafasnya tidak beraturan. Dan lagi, tangannya berkeringat. Dia juga tidak bangkit dari duduknya sedari tadi 'kan?" jelas Law.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐍𝐓𝐑 ; Trafalgar D. Water LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang