𝐈𝐕

529 91 9
                                    

"Heeee, selamat pagi, [Name]~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heeee, selamat pagi, [Name]~"

[Name] tersenyum menanggapi sapaan dari teman sekelasnya. Gadis berambut hijau panjang dan tengah memakai kacamata favoritnya itu, Monet.

"Pagi, Monet. Apa yang kau baca?" tanya [Name] sembari menaruh tas selempang nya di samping kursinya.

Monet menoleh kearah [Name]. Dia tersenyum simpul. "Hanya sedikit materi untuk ujian sebulan lagi. Aku menyicilnya sedikit-sedikit," jawab Monet. Lantas dia bertanya, "oh iya, bagaimana date-mu kemarin?"

"Hah? Siapa?" tanya [Name] balik dengan raut wajah bingung.

Monet memasang senyum menggoda. "Kau dan Law~ Ah, jangan lupa ada Kid disitu. Kasihan sekali," ujar Monet.

[Name] berdecak mendengarnya. Dia cemberut mendengar godaan dari Monet. "Aku tidak nge-date. Aku sama Torao cuma mau makan ramen bareng-bareng sama Kid. Meski akhirnya aku yang bayarin mereka," gerutu [Name].

Monet menerka, "Ah. Mereka berdua pasti bertengkar siapa yang mau bayar."

[Name] mengangguk mengiyakan dengan wajah malas.

"Enak ya~ Diperebutkan oleh dua lelaki pengertian dan tampan," ucap Monet. "Siapa kira-kira yang menang?" Monet terkekeh kecil. "Ah ngomong-ngomong, tumben tidak berangkat bersama Kid dan Killer?" tanya Monet.

[Name] menggaruk pipinya yang tak gatal. "Aku hari ini bareng sama Luffy dan dua temannya. Meski sempat kesasar karena si marimo sialan itu," sahut [Name].

"Begitu rupanya," tanggap Monet mengerti. Dia tersenyum simpul seperti biasa. "Kalau begitu, bagus deh. Aku pikir laki-laki lain," ucap Monet.

"Hei! Kau pikir apasih?" protes [Name].

"Yang naksir denganmu banyak sih. Tapi kamu cuma fokus sama satu orang, dan dia juga dingin. Fufufu," ujar Monet yang diakhiri dengan tawanya.

"Kau ini-"

"[Name]-ya."

[Name] tersentak saat seseorang memanggilnya. Dia berbalik badan, mendapati sosok tinggi dengan topi bintik-bintik miliknya.

"Ya ampun, kupikir apa." [Name] menghela nafasnya. "Ada apa, Torao?" tanya [Name].

Law menyodorkan beberapa lembar uang. [Name] berkedip melihatnya. "Ini, kuganti uangmu. Aku tak suka harus berhutang kepada seorang perempuan," ucap Law.

[Name] menggelengkan kepalanya. "Tidak-tidak, tak usah. Aku sengaja kok mau bayarin kalian," tolak [Name].

"Tidak. Kau harus menerimanya. Aku tak mau harus kehilangan harga diriku dan dihajar oleh Cora-san. Kau harus ambil ini," ujar Law. "Aku memaksa."

[Name] menghela nafasnya. "Aku tak mau. Alasan seperti itu terlalu klasik," ucap [Name].

"Kau harusnya menerimanya. Kau ini tak berduit," suntuk Law.

𝐍𝐓𝐑 ; Trafalgar D. Water LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang