"Heeee, selamat pagi, [Name]~"
[Name] tersenyum menanggapi sapaan dari teman sekelasnya. Gadis berambut hijau panjang dan tengah memakai kacamata favoritnya itu, Monet.
"Pagi, Monet. Apa yang kau baca?" tanya [Name] sembari menaruh tas selempang nya di samping kursinya.
Monet menoleh kearah [Name]. Dia tersenyum simpul. "Hanya sedikit materi untuk ujian sebulan lagi. Aku menyicilnya sedikit-sedikit," jawab Monet. Lantas dia bertanya, "oh iya, bagaimana date-mu kemarin?"
"Hah? Siapa?" tanya [Name] balik dengan raut wajah bingung.
Monet memasang senyum menggoda. "Kau dan Law~ Ah, jangan lupa ada Kid disitu. Kasihan sekali," ujar Monet.
[Name] berdecak mendengarnya. Dia cemberut mendengar godaan dari Monet. "Aku tidak nge-date. Aku sama Torao cuma mau makan ramen bareng-bareng sama Kid. Meski akhirnya aku yang bayarin mereka," gerutu [Name].
Monet menerka, "Ah. Mereka berdua pasti bertengkar siapa yang mau bayar."
[Name] mengangguk mengiyakan dengan wajah malas.
"Enak ya~ Diperebutkan oleh dua lelaki pengertian dan tampan," ucap Monet. "Siapa kira-kira yang menang?" Monet terkekeh kecil. "Ah ngomong-ngomong, tumben tidak berangkat bersama Kid dan Killer?" tanya Monet.
[Name] menggaruk pipinya yang tak gatal. "Aku hari ini bareng sama Luffy dan dua temannya. Meski sempat kesasar karena si marimo sialan itu," sahut [Name].
"Begitu rupanya," tanggap Monet mengerti. Dia tersenyum simpul seperti biasa. "Kalau begitu, bagus deh. Aku pikir laki-laki lain," ucap Monet.
"Hei! Kau pikir apasih?" protes [Name].
"Yang naksir denganmu banyak sih. Tapi kamu cuma fokus sama satu orang, dan dia juga dingin. Fufufu," ujar Monet yang diakhiri dengan tawanya.
"Kau ini-"
"[Name]-ya."
[Name] tersentak saat seseorang memanggilnya. Dia berbalik badan, mendapati sosok tinggi dengan topi bintik-bintik miliknya.
"Ya ampun, kupikir apa." [Name] menghela nafasnya. "Ada apa, Torao?" tanya [Name].
Law menyodorkan beberapa lembar uang. [Name] berkedip melihatnya. "Ini, kuganti uangmu. Aku tak suka harus berhutang kepada seorang perempuan," ucap Law.
[Name] menggelengkan kepalanya. "Tidak-tidak, tak usah. Aku sengaja kok mau bayarin kalian," tolak [Name].
"Tidak. Kau harus menerimanya. Aku tak mau harus kehilangan harga diriku dan dihajar oleh Cora-san. Kau harus ambil ini," ujar Law. "Aku memaksa."
[Name] menghela nafasnya. "Aku tak mau. Alasan seperti itu terlalu klasik," ucap [Name].
"Kau harusnya menerimanya. Kau ini tak berduit," suntuk Law.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐓𝐑 ; Trafalgar D. Water Law
Teen Fiction[ Law x Female!reader ] ❝ kenapa aku harus menyimpan rasa dengan orang sepertinya ❞ ©𝐎𝐍𝐄 𝐏𝐈𝐄𝐂𝐄 - 𝐄𝐈𝐈𝐂𝐇𝐈𝐑𝐎 𝐎𝐃𝐀