"Kau yakin tak apa-apa, [Name]? Wajahmu tidak seperti biasanya."
"Iya, aku baik-baik saja. Jangan khawatir, Sabo."
Sabo menghela nafas pelan. Sudah sekitar lima kali dia menanyakan apa [Name] sedang baik-baik saja atau tidak. Namun jawabannya selalu sama. Gadis itu memang keras kepala dan tak ingin bercerita padanya.
Yah, tapi sepertinya itu memang naluri alamiah para perempuan.
"Jangan-jangan ini ada hubungannya dengan Trafalgar?" celetuk Sabo lagi.
Alis [Name] berkedut saat mendengar nama laki-laki yang disebutkan oleh Sabo itu. Raut wajah Sabo berubah menjadi serius karena melihat reaksi adik perempuannya itu.
"Apa dia menyakiti mu? Apa kalian bertengkar karena sesuatu?" tanya Sabo.
[Name] melirik Sabo dari ekor matanya. Kemudian dia mendengus dan membalasnya, "Kami ada sedikit masalah. Aku sudah dewasa, Sabo. Aku bisa mengurusi masalahku sendiri." [Name] berkata seperti itu. Kemudian dia melihat ponselnya. "Aku akan berangkat. Hari ini ujian tengah semester, jadi aku mau cepat sampai sekolah."
"Kalau begitu, hati-hati." Sabo memperhatikan adik perempuannya lalu tersenyum. "Kalau punya masalah, jangan lupa curhat dengan kakak-kakak mu."
Tapi itu tidak mungkin akan dilakukan oleh perempuan puber, 'kan?
***
"Apa kau sudah sarapan? Kau datang terlalu pagi, [Name]."
[Name] memutar bola matanya malas. Ia mengetuk pulpen yang digenggam olehnya di atas meja. "Aku sudah sarapan. Justru aku penasaran, tumben banget kau datang pagi-pagi buta begini, Zoro," ujarnya.
Pemuda berambut seperti lumut yang satu circle dengan Luffy itu mendengus mendengar ujaran [Name]. Memang sih, Zoro jarang-jarang datang ke sekolah lebih awal.
"Hari ini ujian ... dan aku belum belajar penuh. Biasanya kau punya catatan kecil untuk mengerjakan soal. Jadi aku mau pinjam dan membacanya disini," tutur Zoro.
[Name] tersenyum jahil. "Kenapa tidak minta tolong sama crush? Hm? Hm?" tanya [Name] dengan nada menggoda.
Zoro terkesiap dan memalingkan wajahnya. Dia tau [Name] mengejeknya dan juga orang yang dia sukai, Robin.
"Jangan aneh-aneh. Aku tidak mau menggangu nya," ucap Zoro. "Lagian, aku sudah meminta izin bertemu denganmu."
[Name] terkekeh. "Sudah berani izin-izin nih? Emang udah jadian?" [Name] menutup mulutnya, menahan tawa setelah mengejek pemuda lumut itu.
"S-sialan kau!" Zoro mengumpat dengan perempatan imajiner di keningnya. "Jadi, boleh aku pinjam catatan mu, nona nice try?"
"Hei! Jangan seenaknya memanggilku seperti itu, tuan tsundere!" protes [Name] sembari memukul tangannya. Lantas dia mengambil kertas di kolong meja dan menyerahkannya pada Zoro. "Nih. Kalau ada yang tidak dipahami, tanyakan saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐓𝐑 ; Trafalgar D. Water Law
Tienerfictie[ Law x Female!reader ] ❝ kenapa aku harus menyimpan rasa dengan orang sepertinya ❞ ©𝐎𝐍𝐄 𝐏𝐈𝐄𝐂𝐄 - 𝐄𝐈𝐈𝐂𝐇𝐈𝐑𝐎 𝐎𝐃𝐀