𝐈𝐗

401 60 6
                                    

[Name] melirik ketiga laki-laki dibelakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Name] melirik ketiga laki-laki dibelakangnya. Raut wajah marah terlihat saat netra [Name] menangkap tatapan Luffy. Lantas dia menghela nafasnya.

"Tunggu, Luffy-ya! Aku hanya ingin bicara dengan [Name]-ya!" cegat Law saat merasakan kalau Luffy benar-benar marah padanya.

"Hah?!! Kau mau bicara setelah menyakiti hati neechan?!! Gila ya?" protes Luffy kesal. "Pulang sana! Kau itu gak diundang!"

"Zoro dan Sanji juga gak diundang kok," cerca [Name] datar, membuat Zoro dan Sanji terjengit di belakangnya.

[Name] menepuk pundak Luffy yang baru saja ingin maju melewatinya. Netra hitam milik keduanya saling beradu. Gadis itu berucap, "Biarkan aku saja yang bicara. Kau jangan ikut campur, Luffy."

"Tapi ... tapi 'kan?!"

"Sana. Masuk ke dalam."

"Tapi...."

"Budeg ya?!!!"

Sontak saja Luffy langsung ditarik masuk ke dalam rumah oleh Zoro dan Sanji. Mereka benar-benar mengurungkan niat untuk ikut campur permasalahan antara [Name] dan Law itu.

[Name] menghela nafasnya. Dia melirik Law setelahnya, "Jadi, kau mau bicara apa? Aku tidak punya waktu untuk orang sepertimu."

Bahu Law terasa merosot saat mendengarnya. Benar-benar ada yang berbeda dari [Name]. "Kenapa? Bukannya kau selalu punya waktu banyak meski sedang sibuk?" tanya Law. "Setiap sedang ujian ... pasti kau selalu bermain game dibanding belajar, [Name]-ya. Sebenarnya kenap--"

"Aku tanya, kau mau bicara apa? Aku tidak menyuruhmu untuk basa basi," sela [Name] ketus.

Law terdiam membeku di tempatnya. Law menghela nafasnya, kemudian berkata, "Aku minta maaf."

Iris milik [Name] melebar saat mendengar kata maaf keluar dari mulut Law. Tangan kanannya mengepal, menahan rasa kesal yang menggerogotinya. Ingin sekali [Name] marah saat ini.

Tapi [Name] ingat, dia lah yang banyak berharap pada Law. Dia yang menyukai Law sendirian, mencintainya sendirian, lalu sakit hati sendirian. Semuanya itu dia lakukan secara mandiri.

Jadi semua ini tidak ada hubungannya dengan Law.

"Aku minta maaf karena seenaknya bicara seperti itu," ucap Law lagi. "Aku tidak sadar dengan apa yang aku katakan dan apa yang aku lakukan. Aku hanya ... takut melihatmu berbeda."

Gadis yang menjadi lawan bicaranya hanya diam. Terlihat sekali kalau [Name] enggan basa-basi dengan Law, maka dari itu pemuda bertato tersebut langsung meminta maaf.

[Name] membuang nafas kasar. Dia melipat kedua tangannya di depan dada. Dia mulai bersuara, "Hanya itu saja 'kan? Tidak ada yang ingin kau bicarakan lagi?"

"Jadi lah [Name] yang aku kenal." Law menatap lekat kedua netra hitam milik [Name]. Dia tidak bisa memalingkannya. "Aku tidak suka kau murung atau berubah seperti ini...."

𝐍𝐓𝐑 ; Trafalgar D. Water LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang