Karena Kisah ditulis oleh dua orang, dan pasti akan ada pemanis yang kadang menjadi batu sandungan.
harapan mengerti selalu harus ada, kalanya memang sakit tapi demi sebuah kebahagiaan maka akan tetap dilakukan.
*
saya kembali dengan bab baru, jelas...
6 hari Aliya mengabaikan Julian, tidak menghubungi atau mencari Julian. Aliya hanya diam dirumah tanpa melakukan apapun, belajar untuk persiapan S2-nya. Aliya juga tidak membalas pesan Julian. Hanya beberapa pesan dan panggilan saja. Tidak banyak seperti dulu. Aliya dirumah sendirian, 3 hari yang lalu orang tuanya pergi ke Swiss untuk perjalanan bisnis, sementara Jonathan belum kembali dari bulan madu dan Thomas tidak tau dimana. Aliya tidak peduli, toh Thomas bukan anak kecil yang harus dicari.
Thomas tau jalan pulang dan tidak akan tersesat, paling tinggal dengan Rachel.
"Aliya..."
"Ya Bi?" Bibi Flora datang setelah 2 hari libur.
"Mau ikut ke supermarket?" Aliya tampak berfikir, belanja?
"Persediaan bahan makanan menipis" Aliya harus ikut, kasihan Bibi Flora jika harus naik kendaraan umum dan membawa banyak barang keperluan rumah.
"Sebentar aku ganti baju" bibi Flora mengangguk dan keluar dari kamar Aliya. Sementara Aliya berganti dengan cepat, hanya memakai parfum dan topi lalu keluar kamar.
"Bi ayo"
"Cepat sekali?"
"Aku tidak mandi. Ayo keburu sore nanti"
"Baiklah"
+
Julian uring-uringan dan tidak ada yang bisa dirinya lakukan, menunggu seperti orang bodoh dan hanya memandangi Ponsel saja. Tidak satupun pesannya dibalas Aliya. Wanita ini memang marah besar padanya.
Ada Jack di Apartemen Julian, dari 3 hari yang lalu Jack disini. Hanya menginap tanpa tau kapan pulang. "Apa kalian putus?" Julian sinyak saja menatap tajam Jack. Pertanyaan sialan itu.
"Why? Aku hanya bertanya" kekehnya geli. Julian sangat sensitif sekali.
"Kau taukan apa yang diinginkan wanita itu?" Julian terdiam sesaat.
"Keputusannya ada ditangan mu sendiri. Kau mau jujur padanya atau hubungan kalian berakhir. Ingat Lian, Jackson berusaha menjodohkan Aliya dengan..."
"Tutup mulutmu Bastrad" maki Julian emosi. Jack tidak perlu menjelaskannya lagi. Kuping Julian sudah panas dari tadi.
"Oke aku diam" disaat seperti ini lebih baik Jack menurut atau hanya akan tinggal namanya saja.
Julian masih mencoba mengontrol emosinya. Dadanya naik turun menetralkan amarahnya. Harinya bertambah buruk.
"Kau mau kemana Lian?" Jack berteriak karena Julian berlalu tanpa berbicara apapun.
"Laki-laki labil"
+
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Potret polaroid yang akhir-akhir ini sering Vee lihat, entahlah Vee merindukan gadis kecil ini. Sikurus yang hyper aktif.
Tidak ada kabar atau pesan apapun dari Lisa, gadis itu pergi darinya. Yah meskipun Vee tau dimana Lisa tinggal saat ini tapi entahlah Vee tidak berniat kesana untuk menemui Lisa. Sekedar membahas anak mereka. Mungkin.