Karena Kisah ditulis oleh dua orang, dan pasti akan ada pemanis yang kadang menjadi batu sandungan.
harapan mengerti selalu harus ada, kalanya memang sakit tapi demi sebuah kebahagiaan maka akan tetap dilakukan.
*
saya kembali dengan bab baru, jelas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Baru selesai dibangun" Aliya mengangguk dan mengitari resort baru Julian. Indah sekali, bisa untuk liburan satu keluarga.
"J ini lebih cocok digunakan untuk bulan madu" bokong Julian mendarat pada salah satu sofa yang menghadap laut. Memang sih, Julian sengaja mengajak Aliya kesini, jauh dari keramaian dan lebih tenang.
"Memang Sweety, tapi aku sengaja mengajakmu kesini. Hitung-hitung minta maaf karena membuka paha perempuan lain" Aliya mengangguk dan duduk di pangkuan Julian. Memang tidak jarang Julian minta maaf dengan pekerjaannya. Aliya mencoba maklum walau masih tidak terima. Tidak ada gunanya juga memusuhi Julian. Sakit hati sendiri.
"Jadi apa yang akan kita lakukan J?" Aliya bertanya tanpa melepaskan pandangannya pada laut. Julian memang sering mengajaknya liburan, dan tempat-tempat nya selalu mewah. Kemewahan ini hanya untuk mereka berdua dan tidak untuk diumbar. Julian masih saja kekeh tidak mau membagikan apapun yang dirinya punya. Dasar!
"Hum Time To You" Aliya tersenyum dan mengalungkan lengannya di leher Julian. Manis sekali sih.
"Hary sempat tidak setuju tadi, dia fikir aku akan membawamu mengemis dijalan" Aliya tertawa dan mencubit pipi tebal Julian.
"Hary tidak tau. Dia taunya kau adalah pegawai rendahan" cetus Aliya memperhatikan wajah tampan kekasihnya.
"I Don't Care Sweety" memang apa yang Julian lakukan kadang membuat semua orang bingung. Laki-laki ini misterius di umur yang hampir 28 tahun, masih suka main-main, padahal seharusnya Julian fokus untuk masa depannya. Ah sudahlah, lagi pula Julian nyaman seperti ini. Aliya juga masa bodoh, toh Julian tidak aneh-aneh selain pekerjaan yang dilakukannya.
"Bos mu tidak salto kau pergi" Julian mengangkat bahunya acuh. Julian memang salah satu karyawan yang digilai disana. Banyak yang harus diurus Julian hanya saja Julian memilih siapa yang akan jadi Kliennya. Memang pekerjaanya sedikit aneh untuk Laki-laki setampan Julian. Membuat wanita terangsang dengan berbagai sentuhan. Yah contohnya merangsang titik Sensitif wanita dengan sentuhan jari atau lidah, dan pasti akan berujung memasukkan alat-alat pemuas diliang kewanitaan mereka.
Dan tidak jarang berakhir bermain ranjang. Hanya saja Julian tidak pernah melakukan itu, rangsangan yang Julian berikan hanya dari jari dan alat. Selebihnya tidak. Ciuman saja tidak. Julian jijik karena kebanyakan mereka bekas. Ini amerika kebanyakan gadis berumur 12 tahun sudah tidak perawan dan Aliya nya juga. Bedanya Aliya yang menikmati pertama kali adalah Julian. Ah Julian jijik jika mengingatnya.
Jelas Aliya yang lebih spesial. Dari dulu hanya Aliya yang Julian nikmati seutuhnya, lainya tidak. Walaupun Julian suka mendengar desahan Kliennya tapi tidak sampai menyentuh. Otak Julian bekerja dengan baik.