'๑Jayyie ^

8. Missing

Seperti hari-hari sebelumnya, Heeseung sedikit meregangkan pelukannya menatap gemas buntalan manusia dalam dekapannya.

"Selamat pagi, Ayyie"

Bibir tipis Heeseung mendarat mencium lama pipi gembil Jayyie. Sangat lembut, Heeseung suka.

"Ayyie nda bica napas minggil-minggill, pipi Ayyie atitt"

Jayyie terus meracau menggeliat yg tak nyaman, Heeseung semakin menekan ciumannya.. kasian Jayyie kegeprek :(

"Hiks.. hiks.. mama"
"LEE HEESEUNG!"

brukh!

Tubuh Heeseung terguling jatuh ketika mamanya berteriak spontan membuka pintu kamar kasar.

"Kamu apain bayi mama!?"
"Hiks mama.."

Jayyie menenggelamkan wajahnya diperut Mama Lee seolah mengadu yang tidak-tidak. Sedangkan yang ditanya tak kunjung menjawab malah tersenyum gemas melihat Jayyie.

"Orang gila"
"Ih mama! Jayyie gemess Heeseung ga kuat makanya Heeseung cium sampe bangun"

"heh! Cium-cium anak orang sembarangan!? mesum!"
"Mah.."

"Ka Icung!"

Jayyie melepaskan pelukannya dari wanita paruh baya itu beralih menerjang tubuh Heeseung. Membuat sang empu terkejut bukan main tanpa persiapan tubuhnya terjungkal hingga telentang, posisinya Jayyie diatasnya sambil bersingut manja pada lehernya.

"Mama janan malahin Ka Icung.. Ayyie ayang Ka Icung"
"Tuh mah, jangan marahin Hee terus"

"Ayyie sayang, mama ngga marah loh"
"Mama teliakk teruc"

Mama Lee menghela napas panjang sedangkan Heeseung menjulurkan lidahnya kemenangan. Memang pada dasarnya Heeseung spek anak durhaka.

"Ya sudah, mama minta maaf. Ayyie mandi terus turun ya? Mama sudah buat sup jagung kesukaan Ayyie"
"Huum!"

"Mama pantau kamu Hee, awas aja macam-macam sama Ayyie"
"Enggak macam-macam ma, semacam aja"

"Heh!"

Plak!
Mama Lee menepis tangan Heeseung yang akan mengusap pantat Jayyie, putranya terlalu berbahaya untuk anak perjaka gemas seperti Jayyie.

"Jayyie mandi dikamar mama aja yuk, mama siapkan bajunya"
"Jayyie mandi disini saja ya? Sama kakak"

"Hee!"
"Ma!"

Ibu-anak itu saling menatap sengit satu sama lain.

"Ya tuhan.."

Tanpa ada badai maupun angin Papa Lee mengangkat tubuh Jayyie yang tertidur dengan nyamannya di atas tubuh putranya.
Sedangkan ibu-anak itupun tersentak.

"AYAH!" teriak keduanya bersamaan.

"Apa? Kasian bayinya papa"
Papa Lee menaikkan selimutnya sebatas dada mengusap lembut surai halus Jayyie.