7. Jayyie's

2.9K 359 30
                                    

Hai? <3

Reminder :

Reminder :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading 🌼

...

Seperti hari sebelumnya Jayyie masih ingin berlama-lama mengendalikan raga Jay. Heeseung sebenarnya merasa senang-senang saja, namun apakah selamanya Jayyie akan mengambil kendali atas Jay?

"Kak Icung! Peyukk"

Heeseung tersenyum simpul merentangkan kedua tangannya dengan cepat buntalan gembul menubrukkan dirinya disana.

"Ko puyangnya ama?? Ayyie mau bobo NDA bica" Jayyie mendusalkan wajahnya didada bidang yang lebih tua.

"Maaf ya? Kakak ada les dulu tadi"
"Huum"
"Ayyie udah mam?"
"Uda!! Ayyie mam cup jagung cama mama, ENAK!" Heeseung tersenyum tipis lalu mengangguk.

"Kakak mandi dulu ya? Ayyie boboan dulu nanti kakak peluk lama-lama"
"Ayay captain!"

Heeseung terkekeh gemas melihat Jayyie yang berbaring memainkan jemari kecilnya sesekali mencebik kesal karena salah menghitung.

Bruk!
"Aduh lucunya bayi, lagi apa sih?"
"Ich! Ayyie jadi lupa tadi bintangnya belapa"

Heeseung mencubit pipi Jay gemas lalu melingkarkan tangannya di pinggang sikecil mengendus wangi khas bayi, sedangkan Jayyie fokus menatap langit-langit kamar kembali menghitung bintang dari balik genteng kaca.

"Ich binatangnya ko banyak cih? Ayyie cape itungna, kaka bantu Ayyie itung bintang uga yu!"
"Itu bintangnya ada 1000"
"Yang benal??"
"Iya, kalau Ayyie ga percaya hitung sendiri sana"
"Ooo, banyak uga ya"

Dengan polosnya Jayyie mengangguk patuh. Tak lama kemudian Jayyie memiringkan tubuhnya susah payah memeluk tubuh besar Heeseung, mendusalkan wajahnya seperti biasanya.

"Kakak.. Ayyie atutt"
"Takut kenapa? Kan ada kakak disini"
"Bunda pelgi.. Ayyie atut"

Heeseung mengeratkan pelukannya, ia rasa tahu mengapa Jayyie bisa berlama-lama bangun dalam diri Jay. Sederhana, Jay terlalu takut untuk menghadapi semua peristiwa yang terjadi membangunkan sisi kecilnya untuk berlindung.

"Ayyie ga boleh takut, Ayyie anak baik bukan?"
Jayyie mengangguk dalam diam, ia tidak mau menatap Heeseung.

"Kalau Ayyie anak baik, sekarang tatap dan dengarkan kakak"
"Nda mau! Ka Icung mau malahin Ayyie kan?? Iya kan??"

Jayyie semakin menenggelamkan wajahnya didada Heeseung, menggeleng ribut ketakutan.

"Jayyie, listen to me. Katanya tadi Ayyie anak baik"

Heeseung menangkup lembut pipi tumpah Jayyie memberikan kecupan singkat dikeningnya, membuat Jayyie melunak.

"Jayyie sayang sama Kak Jay?"
Yang ditanyai pun mengangguk ribut.

"Jayyie mau lihat Kak Jay bahagia nda?"
Lagi-lagi yang lebih muda mengangguk.

"Kalau kakak minta Jayyie buat bangunin Kak Jay, Jayyie keberatan nda?"
"..."

"Hey? Kenapa?"
Jayyie menunduk dalam, netra bulatnya berkaca-kaca menahan tangis.

"Jayyie .."

"Hiks.. Ayyie mau jaga Kak Jay, Ayyie cayang banyak-banyak Kak Jay.. hiks.. Ayyie mau Kak Jay bahagia hiks.. tapi"

Jayyie tidak meneruskan kalimatnya malah menangis semakin kencang siap mengguncang semesta dengan tangisannya.

Heeseung menarik Jayyie kembali dalam dekapannya, menenangkan sikecil. Tidak tega rasanya.

"Cup-cup, maafin kakak ya?"
"Ka Jay na nda mau bangun hiks.. Ka Jay cudah becal aja atut.. hiks apalagi Jayyie hiks.. JAYYIE UGA TAKUT HUAA MAU BUNDAA"

Heeseung mendekap erat merendam tangisan yang lebih muda, oke ia mulai mengerti.

"Cup-cup sayang.. tenang kakak disini"
"Hiks.. Ayyie nda mau dicini.. Ayyie mau cama bunda baleng Ka Jay hiks.. "

Heeseung semakin mengeratkan pelukannya, tiba rasa khawatir, kalut, dan gelisah menguasai dirinya.

"Ka Icung!! Bangun! Ayo jajan jagung!!"

Jayyie melompat-lompat kegirangan diatas kasur membuat tubuh Heeseung terpantal kesana-kemari.

Heeseung membuka matanya perlahan-lahan, kepalanya pening efek guncangan Jayyie yang luar biasa hebatnya.

"Kakk ayoo!!"
Jayyie mengerucut lucu mengepalkan satu tangannya keatas bergaya seperti pahlawan super. Sedangkan Heeseung? Ia memilih menutup matanya kembali.

Bugh!
"Awh!"
"AYO!"

Heeseung meringis kesakitan ketika Jay mendudukkan dirinya ah ralat menjatuhkan dirinya diperutnya. Gila.

Jayyie mencebik kesal membuat Heeseung menghela napas, apapun yang Jayyie lakukan ia tidak bisa marah.

"Sabar, kakak mandi dulu Ayyie tunggu dibawah sama mama"
"Haruc banget mandinya?? Ayyie uga beyum mandi.. gimana kalau Ayyie itut mandi baleng??"

Heeseung melotot, ini bukan pertama kalinya namun tetap saja kata-kata ajaib Jayyie membuatnya sedikit was-was. Hey, ayolah ia masih normal. Siapa yang tidak terangsang melihat pantat sintal dengan liang merah muda yang begitu menggemaskan?

Ah, sialan mesum.

"Ayyie ga usah mandi, belum mandi udah gemes gini kok"
"Iya??"
"Huum, tunggu dibawah aja"
"Okay!"

Jayyie berjalan lucu meninggalkan Heeseung. Hoodie hijau yang Jayyie kenakan membuatnya tenggelam sungguh merepotkan hati Heeseung.

Setelah mengelilingi taman beberapa kali Heeseung mendudukkan dirinya di bangku dimana ada Jayyie yang sibuk berceloteh memakan jagung rebus kesukaannya.

"Pantesan gembul, kerjaannya mam terus"
"Jayyie nda gembul! Kak Icung jelek"

Heeseung ganteng Heeseung sabar.

"Ayyie mau pulang sekarang?"

Yang ditanya pun mengangguk lucu. Heeseung dan Jayyie berjalan beriringan, bibir tipis Jayyie tidak berhenti mengunyah biji-biji jagung.

"Ka Icung?"
"Hum?"

"Nanti kalau Ayyie pelgi gimana?"
"Pergi? Memangnya Ayyie mau kemana?"
"Nda tau, Ayyie bingung"

Heeseung mengusak gemas surai lebat Jayyie. Ia tahu, tak selamanya Jay akan membawa Jayyie bukan?

Jika Jay berhasil atas dirinya, Jayyie akan tertidur. Tertidur untuk selamanya, Heeseung tersenyum miris. Ia menyayangi Jayyie namun ia juga mencintai Jay.

Jika ia diberi pilihan, ia ingin Jayyie tetap ada dalam diri Jay. Egois, namun begitulah adanya.

Tbc~
100 vote aku up next chapter ga pake lama
Thks, see you 🤚

nitip ka Icung nya ayyie

nitip ka Icung nya ayyie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 '๑Jayyie ^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang