Ada sesuatu hal yang belum bisa kucerna sampai sekarang. Bukankah Bagas sudah meninggal 5 tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan mobil saat bersama temannya.
Lalu apakah hubungan Thomas dengan Alex karena memang mereka dikenalkan oleh Bagas?Seusai pertemuanku dengan Robby tadi, akhirnya aku kembali ke apartemen Rose. Tak lupa ku bawakan sekantong makanan siap saji dan sekantong snack untuknya.
"Kau memang paling tau apa yang ku suka Mario." Ucapnya begitu girang saat aku bar saja sampai disana. Dia tengah menggambar beberapa design untuk produk terbarunya.
"Memangnya suamimu tak pernah membawakanmu makanan seperti ini?" Rose menggeleng dengan bibir manyunnya, sangat menggemaskan sekali. "Makanlah dulu baru lanjutkan pekerjaanmu." Ku usap punggungnya yang mebuatnya tersenyum, terbiasa menyenangkan banyak wanita mungkin bisa pula kupraktekan pada Rose.
"Temani aku menginap disini." Dia berdiri untuk mendekatiku, tangannya dia kalungkan pada leherku.
"Tergantung."
"Bayarannya?"
"Ya, bisa dibilang begitu." Kukecup bibirnya yang menggoda itu. Hanya sebentar karena Rose langsung melepaskan tangannya lalu berjalan keluar kamar. Dia kembali membawa sebuah sendok dan gelas. "Pasti suamimu juga sangat romantis." Aku berusaha memnacingnya namun Rose hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaanku barusan.
Aku harus memikirkan cara lain agar Rose menceritakan tentang suaminya itu.
"Kenapa tidak bertemu denganku dulu agar kita berdua bisa menikah." Aku tertawa keras menanggapi leluconku sendiri. Baiklah, orang tuaku termasuk keluarga berada yang memiliki beberapa hektar kebun kopi yang biasa diekpsort keluar negeri. Dan aku masih memilih bekerja diperusahaan orang lain dengan alasan ingin mandiri padahal tidak bukan untuk melancarkan kerja sampingan yang bisa kuakui lumayan juga untuk dinikmati.Sedang Rose yang juga seorang anak pengusaha kaya sepertinya tak ada masalah diantara kita berdua kecuali keberadaan Thomas.
"Minggu depan aku ada kerjaan di Thailand. Kamu tak ingin ikut?" Tanyaku menawarinya, biasanya ketika acara keluar negeri aku akan memesan jasa penyedia layanan pemuas tapi untuk negara itu aku harus berhati-hati karena tidak bisa menjamin kebenaran gender.
"Emmm." Rose nampak berfikir. "Aku akan mengabarimu nanti."
"Kamu akan berbulan madu dengan suamimu ya?" Sekali lagi aku mencoba memancingnya. Dia menggeleng pelan dengan mulut yang tetap mengunyah makanannya.
"Kita bahkan belum pernah berbulan madu, dia terlalu sibuk."
"Kalau begitu kenapa kita tidak mencoba gladi bersih untuk pergi berbulan madu." Lalu Rose hanya tertawa dengan celotehku barusan. Mungkinkah dia menganggapku bercanda, padahal aku serius mengajaknya berbulan madu karena usahaku untuk mendapaykan Rose harus terwujud.
"Kalau aku jadi istrimu, bisa-bisa naik darah karena mendapati kenyataan suamiku memuaskan nafsu para wanita lainnya." Lalu aku menggeleng cepat.
"Kalau aku jadi suamimu, cukup kamu yang aku puaskan sayang."
*
_________________________________________________
Maaf gaess sebagian cerita sengaja kuhapus disini ya. Kalian bisa membacanya secara full di karya karsa
Aku drop linknya di profil ya

KAMU SEDANG MEMBACA
Terpikat Istri Orang
RomantikaMario adalah seorang lelaki bayaran yang biasa memuaskan hasrat birahi para wanita. Berawal dari pertemuannya dengan Rose, wanita bersuami yang mengalami disfungsi seksual hingga memesan layanannya. Tak disangka pertemuan pertamanya tersebut menumb...