"aku tidak setuju Mew!" Art berteriak marah setelah Mew menyampaikan keinginan ayah nya agar Mew menikahi Gulf.
"Tapi aku harus Art, Gulf hamil anak ku" Mew menaikan nada suaranya. Tidak ada pilihan baginya menolak pernikahan ini.
"Anak kalian sudah mati Mew" Art masih berteriak. Mew langsung menampar Art.
"Dan anak itu mati karena ku" Mew menatap tajam Art.
Gulf sangat ingin kebebasan dari keluarganya. Dengan menikahi Mew maka Gulf akan lepas dari keluarganya. Berita Mew akan menikah dengan Art tentu membuat ayah Gulf naik pitam padanya.
"Art, apa kau yakin ingin menjalankan rumah tangga denganku dengan keadaan yang seperti ini? Perusahaan ku dan ayahku akan hancur sebentar lagi karena berita ini" Mew berkata pelan dengan menatap Art. Berteriak pada Art tidak akan menyelesaikan masalah.
Art terdiam mendengar ucapan Mew. Mew tersenyum getir karna Art tidak akan mau hidup miskin bersamanya, Art hanya menginginkan hartanya.
"Aku akan menikahi Gulf dan mencoba mengembalikan perusaahan ku dan ayah seperti semula" Mew melanjutkan setelah Art diam.
"Bagaimana nasip ku jika kau menikahi Gulf?" Art akhirnya menangis. Art mendekat kearah Mew dan menggengam baju Mew
"Ingat janji mu kepada ibuku Mew, kau akan menjagaku" Art semakin menagis sambil memukul dada Mew, Sedangkan Mew tertegun, janjinya kepada ibu Art lah yang membuatnya harus menikahi Art. Tak peduli jika Mew tidak mencintai Art sama sekali.
"Aku melakukannya Art, aku menjaga mu selama ini" Mew mengusap bahu Art, tapi Mew benar-benar tidak bisa mencintai Art.
Tidak ada pilihan yang benar-benar baik untuk Mew, menikahi Art yang tidak di cintainya atau menikahi Gulf yang tidak mencintainya.
Gulf sangat ingin kebebasan dari ayahnya. Gulf bahkan rela membuat perjanjian pernikahan dengan Mew selama dua tahun dan setelah itu Gulf akan pergi. Gulf menyerahkan dirinya untuk kebebasannya. Gulf sudah tidak tahan hidup dengan keluarga nya. Gulf hanya menganggap Mew kunci kebebasan nya.
"Kita akan menikah Art, tapi aku tidak bisa meresmikannya, aku hanya akan menikah secara resmi dengan Gulf" Mew berkata tegas.
Art mengusap air matanya. Status Art tidak akan pernah kuat jika pernikahan mereka tidak di resmikan.
"Aku ingin menjadi istri pertama mu" keputusan terakhir Art, dengan menjadi istri pertama, Art bisa menguasai Mew lebih banyak dari pada Gulf.
"Baiklah" Mew menatap Art sejenak kemudian berlalu.
Mew menghela nafas begitu keluar dari apartemen Art. Mew sudah memutuskan dia akan menikahi Gulf demi kebebasan Gulf, walaupun Gulf tidak pernah mencintainya.
.
.
.
.
.Gulf terbangun begitu telinganya mendengar keributan. Nunew yang dari tadi menggengam tangan sang kakak akhirnya tersadar ketika jemari Gulf bergerak.
"Phi Gulf sudah sadar" Nunew sedikit berteriak pada orang yang sedang bertengkar di ruangan itu. Mario sedang bertengkar dengan Tay putra sulungnya.
"Aku akan memanggilkan dokter" Fai yang dari tadi diam memperhatikan pertengkaran itu akhirnya keluar untuk memanggil dokter.
Gulf menyesuaikan matanya dengan cahaya di ruangan rawatnya. Tidak butuh waktu lama bagi Gulf untuk menyadari kalau dirinya sedang di rawat di rumah sakit.
Gulf bisa melihat orang yang tadi ribut kembali terdiam, walaupun Gulf bisa melihat kakaknya mengepalkan tangannya berusaha menahan amarah.
"Phi Gulf, apa kau mendengar ku?" Nunew mengusap pipi Gulf. Gulf hanya mengangguk mendengar pertanyaan Nunew.
YOU ARE READING
always wrong
FanfictionMenjadi istri kedua Mew suppasit bukan lah keinginan Gulf kanawut. Gulf hanya ingin kebebasan. Tapi apa yang bisa dilakukannya jika semua orang selalu menganggapnya salah?