"apa lagi tujuan mu kesini?" Tay menatap marah pada Mew yang sedang membawa buah-buahan keruang rawat Gulf, sedangkan Gulf menatap laki-laki yang terakhir di lihatnya pada pesta ulang tahun perusahaan nya ketika itu.
"Bisa kah aku bicara berdua dengan Gulf?" Mew menatap memohon kepada Tay, hari ini memang hanya Tay yang menemani Gulf, seluruh keluarga nya sedang menemani Nunew yang pingsan karena pembatalan pertunangan nya.
"Kau masih memiliki muka untuk berbicara dengan adik ku?" Tay mencengkeram kerah kameja Mew.
"Hentikan phi, izin kan kami berbicara berdua" Gulf memohon pada sang kakak. Tay menatap Gulf sebentar hingga akhirnya keluar dari ruangan itu.
"Apa yang ingin phi bicarakan denganku?" Gulf bertanya pada laki-laki yang sangat di cintainya itu.
"Bagaimana keadaan mu?" Mew mendekat ke arah Gulf dan mengusap rambut laki-laki yang sebelumnya merupakan calon istrinya.
"Aku sudah mulai membaik, bagaimana dengan phi? Maaf aku membuat phi dalam masalah seperti ini" Gulf meminta maaf dengan tulus.
"Aku baik, Gulf sebenarnya kedatanganku kesini untuk meminta sesuatu padamu" Mew bukan lah orang yang suka berbasa-basi.
"Apa yang bisa ku lakukan untuk mu phi?" Gulf menatap laki laki yang kini duduk di ranjangnya sambil menggenggam tangannya.
"Ayo kita menikah" Mew berucap pelan sambil menatap Gulf.
Gulf sempat tertegun dengan lamaran itu tapi dia tersenyum begitu mengingat satu hal.
"Bagaimana dengan laki-laki di pesta itu? Apa kalian sudah menikah?" Gulf tersenyum pelan.
"Kami menunda pernikahan sampai kau sembuh" Mew berkata pelan dan Gulf tersenyum miris. Laki-laki itu hanya menunda pernikahan dan kemudian melamarnya.
"Kenapa sekarang kau melamar ku phi? Tidak kah kau memikirkan hati kekasih mu?" Gulf menatap Mew lagi. Apakah laki-laki di depannya ini tidak memiliki hati sama sekali?
"Gulf kau tau bagaimana keadaan sekarang, perusahaan ayah sudah berada di ujung tanduk, aku tidak ingin keluarga ku merasakan dampak dari perbuatan ku" Mew memohon kepada Gulf.
"Aku akan menikah dengan mu, dengan tiga syarat" Gulf berkata pada Mew pelan, Gulf Tau keluarganya membutuhkan pernikahan ini, atau lebih tepatnya adik yang paling di sayangnya, Nunew sangat mencintai Zee dan Zee merupakan seorang pangeran yang hanya menikah dengan seseorang yang sudah di jodohkan dengannya.
"Apa syaratnya?" Mew menatap Gulf penuh harap.
"Syarat pertama Aku ingin setelah menikah kita tinggal serumah dengan keluarga mu, tanpa laki-laki itu bersama kita" Gulf berkata pelan. Syarat pertama yang Gulf ajukan untuk menyelamatkan hatinya. Dia tidak akan sanggup harus tinggal dengan Mew dan istrinya yang lain.
"Art tidak akan menerima ini" Mew melepaskan genggaman tangannya.
"Dia harus menerimanya atau aku tidak akan menikah denganmu" Gulf berkata tegas dan membuat Mew berpikir sejenak tentang apa yang harus di katakan ya kepada art.
"Kau boleh menemuinya kapan saja dan aku tidak membatasi nya, asal jangan pernah memperlihatkan wajahnya di depanku" Gulf berkata pelan.
"Apa syarat kedua mu?" Mew akhirnya mengiyakan syarat pertama
"Aku ingin pernikahan kita di resmikan dan phi harus memberikan ku semua saham yang phi miliki di perusahaan ayahku sebagai mas kawin pernikahan" Gulf berkata pelan.
Tentu saja ucapan Gulf ini tidak kalah mengejutkan dari permintaan pertamanya, Mew tidak masalah dengan meresmikan pernikahan mereka tapi, bagaimana dengan saham yang di milikinya di perusahaan kanawut?, Mew bahkan memiliki saham 25% dan dia merupakan salah satu pemegang saham terbesar di perusahaan ayah Gulf.
YOU ARE READING
always wrong
FanfictionMenjadi istri kedua Mew suppasit bukan lah keinginan Gulf kanawut. Gulf hanya ingin kebebasan. Tapi apa yang bisa dilakukannya jika semua orang selalu menganggapnya salah?